5
Shingeki no Kyojin milik
Hajime isayama.
Warning!
OOC , typo , gaje , HUMO dll
Peringatan!
Bagi yg humo phobia harap menjauh saja .
Rivaille x Eren .
Judul: senpai menyebalkan.
---
Riven terus menarik Ravi tanpa mempedulikan protes nya . Sementara Rien yg mengikuti di belakang berdoa agar ia tidak kena amuk senpai nya atau amukan saudara kembarnya itu .
Hingga sekitar 10 menit kemudian ketiganya sampai di depan sebuah pintu apartemen .
Riven menyuruh Rien untuk membuka pintu tersebut sementara Riven menutup kedua mata Ravi agar ia tidak tau kode sandi apartemen mereka .
Setelah pintu terbuka ia segera manarik Ravi masuk dan Rien yg menutup pintu .
Ravi menyentak tangan Riven dan langsung menatap keduanya tajam , Rien yg sedikit takut sedikit menyembunyikan dirinya di belakang Riven .
"Apa-apaan itu."
Riven hanya menatap datar , "kami butuh kau untuk melakukan tugas ini."
"Cih aku tidak bilang aku mau."
"Tapi aku tak terima penolakan."
"Kau bukan siapa-siapa aku , jadi aku punya hak untuk menolak ."
"Dan akan aku lakukan apapun agar kau bersedia membantu kami ."
Deg
Ravi tersentak dengan kata-kata yg keluar dari mulut Riven , terutama Riven mengatakan nya dengan tatapan tajam nan dingin .
Tatapan yg sama ... Dengan orang yg amat ia benci ... dan amat ia takuti .
"Senpai." Panggil Rien dan Ravi langsung mengalihkan perhatian nya pada Rien yg kini berdiri di depannya .
"Mohon untuk bekerja sama senpai." Ucap dia dengan pose hormat seperti anime yg ada Titan nya itu .
Ravi terkejut , "he-hei-"
"Mohon bantuan kami sempai! Kau satu-satunya harapan kami!" Ucap Rien lantang
Ravi risih dengan sikap Rien yg seperti ini , "Ba-baiklah aku akan membantu , tapi dengan syarat." Ucap Ravi
"Apa?" Tanya Riven
"Jika kalian bertanya sesuatu dan pertanyaan itu adalah privasi untuk ku maka aku tidak akan pernah menjawab nya." Ucap nya
Rien tersenyum , "tentu saja kami setuju!" Ucap Rien tiba-tiba , Riven langsung protes tapi tidak jadi karena rien segera manarik Ravi menuju kamar mereka .
.
Dikamar Rien dan Riven .
.
Ketiganya kini sedang duduk di bawah dengan Rien dan Riven yg duduk di depan Ravi dan Rien yg memegang alat perekam suara .
"Nah baiklah langsung aja ke pertanyaan pertama , apa cita-cita senpai?" Tanya Rien .
Ravi kicep lalu menggeleng pelan , "tak tau."
Kali ini giliran Rien dan Riven yg kicep , "kok GK tau sih~"
"Karena aku belum memikirkan nya dengan sungguh-sungguh."ucap Ravi santai
"Lanjut saja , siapa idola lo?"
Plak
"Sstt , apa-apaan kau Rien!"
Ternyata Rien menjitak kepala Riven dengan buku setebal 100 halaman , "nii-san harus sopan, aku aduin ke papa loh nanti." Nasehat dan ancam Rien .
Riven hanya mengumpat dalam hati .
"Idola ku?" Ravi berpikir sejenak , "untuk saat ini aku tidak punya ."
"Kalou begitu apa.. yg senpai sukai?" Tanya Rien .
Ravi kembali berpikir dan kali ini sedikit lebih lama , "membaca untuk saat ini." Ucap nya datar.
Rien dan Riven saling terdiam dan kemudian saling bertatapan lalu kembali menatap Ravi , "lanjut , kau sekolah di mana asalnya?"
"école primaire 1 Paris."
Rien dan Riven kicep , "apa itu?" Tanya Rien
"Tolong jangan menggunakan bahasa elien." Ucap Riven
Kali ini Ravi swetdrop mendengar nya , "itu bahasa Perancis baka!"
(Note: author GK tau di luar negri ada sekolah SD apa enggak? Tapi kayaknya ada ya.)
Hening .
"Rien? Riven?" Panggil seseorang dari luar kamar , Rien segera berdiri dan membuka pintu , tanpa kata ia langsung tarik masuk orang yg tadi mengetuk pintu .
"Papa~ ini loh orang yg Rien bicarakan!" Ucap Rien semangat 45
Eren yg baru saja duduk melihat ke arah orang yg di tunjuk Rien , ia sedikit tersentak melihat Ravi tapi itu hanya sekilas dan sayangnya Ravi melihat itu sedang kan Riven dan Rien sama sekali tidak menyadari nya .
"Emm, siapa nama mu nak?" Tanya Eren dengan senyum namun bagi Ravi itu tampak seperti senyum paksa.
"Ravi Ackerman." Jawab Ravi
Eren lagi-lagi tersentak tapi berhasil ia tutupi mines untuk Ravi yg lagi-lagi melihat hal itu .
"O-oh nama yang bagus , Ackerman-san." Ucap Eren
Ravi terdiam sejenak sebelum menjawab , "tolong jangan memanggilku dengan nama itu." Ucap Ravi
Kali ini Eren menatap nya bingung , "kenapa?" Tanya Eren polos
Ravi sedikit menunduk ia terdiam cukup lama , "lanjut."
Ketiganya swetdrop di tempat , "kalou begitu pa-"
Eren yg tadi akan beranjak dari tempatnya segera di tahan oleh Riven dan Rien yg memaksa nya untuk ikut , Eren pun pasrah mengikuti kemauan kedua putranya .
"Baiklah pertanyaan selanjutnya , siapa nama orang tua senpai?"
Ravi sedikit menegang mendengar pertanyaan ini , mulutnya tertutup rapat , "aku tak punya orang tua." Ucap nya pelan
"Eh!" Pekik Rien dan Eren
Sementara Riven hanya menatapnya (niat terkejut tapi gerakan tubuh seolah-olah tidak ada apa-apa)
"Tapi senpai tau kan nama ortu senpai?" Tanya Rien sekali lagi .
"Tidak." Jawab Ravi singkat .
"Kakek? Nenek?" Tanya Riven
".... Tidak."
"Kau sebatang kara?" Tanya Eren
"Tidak."
Ketiganya Bingung atas jawaban yg terlontar dari mulut Ravi.
"Jadi kau tidak punya keluarga?" Tanya Riven lagi dengan Nanda sedikit mengejek .
Ravi terdiam , "tidak."
"Senpai aku bingung dengan jawaban senpai." Ucap Rien sambil memasang wajah cemberut , namun tidak terpengaruh karena Ravi masih setia menunduk .
Riven menghela nafas lalu menatap ayahnya yg juga tengah menatap Ravi dengan bingung .
Riven menatap Eren cukup lama sebelum kembali ke Ravi yg masih tertunduk.
"Lanjut." Ucap nya lirih sedikit serak .
Riven kembali menghela nafas , "siapa sahabat terbaik mu?!" Tanya Riven
Ravi terdiam cukup lama , "Maine dan Bella." Jawab nya sangat pelan .
Rien menatap senpai nya berbinar , akhirnya! Setelah berbagai pertanyaan senpai nya ini menjawab nya juga!! Rasanya Rien ingin berteriak senang detik itu juga .
Eren sedikit terkejut dengan pernyataan Ravi , ia tak menyangka kalou ia akan menjawab nya dan dari matanya tampak rona merah serta senyum kecil pada Ravi saat mengucapkan kedua nama tersebut .
"Akhirnya!! Senpai menjawab pertanyaan dengan baik dan benar juga! Aku jadi ingin nangis~" ucap Rien
Ravi kicep , Riven mendengus dan Eren geleng-geleng kepala mendengar hal itu terlontar dari mulut Rien .
Drett , drett .
Ravi mengambil ponselnya , tertera nama Maine disana , tanpa pikir panjang ia mengangkat telpon tersebut.
"Moshi-moshi , ada apa?" Tanya Ravi to the poin .
To be continue.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top