22

Hai semuanya.. maaf update nya telat.

Jujur saja aku sudah menulis sebanyak 1600+ kata....

Tapi..

Lagi-lagi partnya ilang!!!!! Akh!!!! Dan parahnya kini semuanya ilang semua!! .. part 22 ini kosong seolah darf baru..

Pengen mukul seseorang rasanya:(

Udah capek-capek ngetik sampai sakit jari..

Eh malah ilang!

Akh!!! Sebel banget .·'¯'(>▂<)'¯'·.

Au ah.

Semoga part kali ini memuaskan.









EIT!! BACA SAMPE HABIS YA!! ADA PENGUMUMAN DAN KEJUTAN UNTUK KALIAN!

JANGAN SKIP!!!


Shingeki no Kyojin milik
Hajime isayama.

Oc bye me.

Peringatan:
Bxb.. dan mengandung sedikit bawang (mungkin)

Judul: Apa yang terjadi?!

.
.

Happy reading

.
.

Hari ke dua.

Sudah dua hari Ravi tinggal di apartemen si kembar.. dan selama dua hari itu tidak ada hal istimewa yang terjadi. Karena pada dasarnya hampir 90 persen Ravi menghabiskan waktunya di luar dan belajar.

Dan saat malam hari tiba.. biasanya ia akan mengerjakan tugas-tugas yang lainya.

Dan jujur saja si kembar kesal dengan itu.

Rasanya percuma saja mereka mengundang Ravi untuk tinggal dengan mereka. Mereka tetap tidak bisa memiliki waktu bersama.

Setidaknya waktu untuk mendapatkan informasi tentang Ravi.

Ya.. jujur saja si kembar masih tidak yakin bahwa Ravi tidak sama dengan ibunya.

Karena biasanya buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya kan?

Hari ke empat.

Sudah empat hari dan ya. Kemarin Ravi berjanji kepada Rien untuk menemani mereka selama satu hari penuh.

Dan Ravi menepati janjinya sekarang.

Karena dia tetap berada di dalam rumah menunggu Rien dan Riven pulang sekolah.

Jika kalian bertanya tentang sekolah Ravi... Hari ini dia libur karena para guru memiliki rapat yang penting.

Eren yang kini sedang mengerjakan pekerjaannya melirik pada Ravi yang tengah membaca buku rumus-rumus fisika tebal itu dengan tenang.

Lalu ia akan melirik Levi yang fokus dalam pekerjaannya.

Dan kesimpulan yang ia dapat dari itu adalah ... Bahwa Levi masih blm mengakui dirinya pada Ravi.

Dan menurut Eren di mata si kembar Ravi tampak pura-pura tidak mengenal Levi... Ya itu yang Riven katakan padanya.

Tapi bagaimana Ravi bisa mengenal Levi sebagai ayahnya? Jika sang ayah saja tidak mengatakan apapun padanya kan? Jadi ya itu salah Levi.

"Kau kenapa menatapku seperti itu bocah?" Pertanyaan Levi cukup untuk mengejutkan Eren.

"Siapa yang menatap mu? Jangan GeEr." Elak Eren sambil berusaha fokus ke laptopnya.

Levi tampak menyeringai, "benarkah?" Tanya nya dan tak di jawab oleh Eren.

Dan beberapa detik setelahnya.. Eren merasakan dagunya di angkat dan bibirnya menyentuh sesuatu.

Eren terbelalak.. namun tak lama kemudian ia pun malah ikut andil dalam ciuman itu.

Lidah saling bertarung.. berusaha untuk mendominasi satu sama lain. Walah akhirnya Eren tetap kalah karena Levi akan tetap mendominasi nya.

Ciuman itu berlangsung cukup lama dan panas.. dan di lanjutkan dengan ciuman di pipi kening.. hidung kembali ke bibir.. lalu beralih ke leher.

Eren sempat mendesah kecil begitu Levi menggigit bagian di sensitif di leher Eren.

Mereka terus melakukan hal itu tanpa sadar Ravi memperhatikan mereka dengan ekspresi yang sangat terkejut.

Tubuhnya bergetar dan dia berjalan mundur menuju pintu keluar..

Namun, belum sempat ia sampai.. pintu telah terbuka dengan keras mengagetkan kedua orang dewasa yang tengah asik dengan dunianya.

Disana Riven Dan Rien mrmandang ayah ada papa nya dengan datar. Lalu tatapan mereka beralih pada Ravi yang tampak masih shock dengan adegan yang baru saja terjadi secara live di depannya.

"Ravi-senpai!" Pekik Rien mendekati Ravi yang tampak benar-benar seperti patung.

"Peniru! Oi! Hei!" Panggil Riven sambil mengguncang-guncang Ravi namun Ravi masih blm sadar.

"Papa!! Daddy!! Liat apa yang kalian perbuat!" Teriak Rien kesal ke kedua orang tuanya.

Eren segera menghampiri Ravi dan mengguncang nya pelan sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Ravi, hei, kau baik-baik saja?" Tanya Eren dan Ravi masih tidak menjawab.

"Bocah! Hei! Jawab pertanyaan dari orang dewasa!" Ucap Levi tegas dan sayang nya masih tidak ada jawaban.

Keduanya saling berpandangan sebelum Eren dengan kesal menjitak Levi dengan keras.

Dan ya.. Ravi terus seperti itu selama 3jam kedepan.

Ia baru benar-benar bisa bergerak setalah di dengar kan sebuah lagu berjudul "pawai mimpi" (sorry aku tak tau judul Jepangnya)

Dan ajaibnya Ravi langsung bisa melupakan hal yang terjadi 3 jam yang lalu itu hanya karena musik.

Hari ke enam.

Hari ini seharusnya ia mengerjakan tugas bersama teman-teman sekelasnya di suatu tempat yang di bicarakan teman-teman nya.

Namun kini, Ravi, Bella dan Maine malah tersesat di daerah perumahan elit. Mereka tidak akan tersesat seandainya temannya itu tidak membuat peta dengan terlampau sederhana.

(Kalian tau peta yang Kagami buat untuk Tatsuya? Ya kayak gitu...)

Akhirnya dengan pasrah mereka menelusuri jalan di setiap kompleks.. ya.. mereka berpikir positif mungkin dia tinggal di tempat ini.

Tapi Ravi benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat begitu ia menelusuri jalan selama 10 menit itu.

Disana.. ada Riven, Rien juga yang diperkirakan Ravi sebagai teman-teman dekatnya si kembar.

Ravi terkejut tentu saja. Ia berpikir kenapa mereka bisa ada di sini.

Tapi yang tidak Ravi mengerti adalah tatapan para anak-anak itu yang tertuju padanya.

Tatapan penuh dengan kebencian dan penuh dengan hinaan.

Apa yang terjadi sebenarnya?

Kemarin setau nya si kembar masih menatap dia biasa-biasa saja.

Lalu kenapa? Apa yang terjadi pada mereka?

Apa di berbuat salah? Kalau ya, ia salah apa?

Siapapun! Jelaskan apa yang terjadi di sini?! Ia sungguh tidak mengerti apa yang terjadi.


(Ravi POV)

"Ravi senpai." Panggilan Rien itu sempat membuat ku terkejut.

Aku menatap dia dengan bingung namun dia membalas tatapan ku dengan kebencian dan kekecewaan.

Tunggu apa yang sudah ku perbuat hingga dia menatap ku seperti itu?

"Senpai.. jawab yang sebenarnya.. senpai dari keluarga Ackerman kan?" Tanya Rien.

"Bukannya aku sudah memperkenalkan diriku dengan marga itu?" Tanya ku masih tak mengerti namun berusaha untuk tetap tenang.

"Kenapa Ravi senpai .. Kenapa ibu Ravi senpai melakukan hal itu?" Pertanyaan Rien makin membuatku bingung.

Apa? Apa yang telah ibuku lakukan?

"Apa maksudmu?" Tanya ku dan kali ini Riven yang menjawab.

"Kau! Ibumu itu benar-benar seorang penghancur kebahagian!! Karena ibu mu kedua orang tua kami pisah! Karena ibumu papa kami sampai di siksa oleh keluarga ayah kami!" Ucapnya dengan penuh kebencian dan racun di setiap katanya.

Itu tidak mungkin! Ibuku tidak seperti itu! Walau aku tidak tau dia seperti apa.. tapi aku yakin dia tidak seperti itu.

"Kau! Jangan sembarangan menuduh ibuku! Dia tidak seperti itu!" Sentak Ravi

"Senpai.. kau itu sama saja dengan ibumu.. yang hanya seorang jalang yang menginginkan posisi dan derajat yang tinggi." Ucapan Arvin benar-benar membuat aku kesal.

Bagaimana seorang anak SMP biasa mengatakan hal seperti itu pada senpainya sendiri?

"Sebaiknya kau tidak pernah menampakkan dirimu di depan keluarga Ackerman maupun Yeager ... Kau hanya akan menyusahkan mereka." Kali ini Jermi yang berucap

Apa-apaan itu?! Sedari awal aku memang sudah berasal dari keluarga Ackerman dan aku tidak ingin berada di keluarga itu!

Dan lagi.. Yeager? Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan keluarga itu!

Tunggu.. apa jangan-jangan.. Yeager itu adalah Marga dari Rien dan Riven?

Dan bukannya si kembar yang berusaha dekat dengan ku!

Aku menggertakan gigiku menahan semua kekesalan yang ada.. Bella tampak tak terima .. ia ingin melawan tapi ia tak tau harus melakukan apa .

"Apa-apaan itu! Sedari awal Rien dan Riven yang mendekati ku! Sialan!"




Plak!!!












.. sakit..







Tapi entah kenapa hatiku lebih sakit.












Orang yang menamparku tadi..bukanlah anak-anak itu.. melainkan orang di sampingku ...
















Sahabatku sendiri.














Maine .. dia menamparku?








"Ma-maine." Bella menatap kejadian itu tidak percaya.

Sementara yang kulihat di wajah Maine hanya ekspresi dingin dan gelap.

"Jaga bicara mu.. kau tidak pantas mengatakan itu.. Ackerman." Ucapan dingin yang keluar dari mulutnya itu membuat aku terdiam.

Aku mengalihkan pandangan ku pada Bella yang kini tubuhnya bergetar.. entah karena apa.

Lalu kualihkan pandangan pada anak-anak itu dan kini ku lihat para orang dewasa tengah menghampiri mereka.

Dan aku kembali menatap Maine, "kau.. penghianat." Gumam ku pelan padanya dan dia hanya menatapku datar dengan wajah gelapnya itu.

Hahaha, bagus.. kini semua ini terasa lucu.

Sedari awal kita tidak tersesat. Tapi Maine yang mengarahkan kita berdua ketempat ini.

Sedari awal mereka sudah merencanakan ini semua?

Benar apa yang dikatakan olehnya.. Maine benar-benar seorang penghianat.

Tanpa sadar aku melangkah mundur.

"Jadi.. ini rencana kalian semua ya... Kalian ingin menyudutkan ku..."

Aku tidak tau apa yang aku katakan. Perasaan ku campur aduk.. aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.

"Kalian.. JANGAN SEENAKNYA MENILAI KU!!! TAU APA KALIAN TENTANG DIRIKU?!!" teriakku kesal..

Aku tidak peduli lagi.. seenak nya saja mereka menilai ku. Terutama.. dengan seenaknya mereka mengatai ibuku!

Aku tidak menerimanya!

"KALIAN PIKIR AKU PENGHANCUR KEBAHAGIAAN! SEBAIKANYA KALIAN BERKACA PADA DIRI KALIAN SENDIRI!!"

"Suatu hari nanti.. akan ku buat kalian menyesal seumur hidup kalian."

Setelah mengatakan itu aku segera berlari.. pergi menjauh dari sana... Aku tidak tau aku akan mana tapi yang pasti.. aku tidak ingin melihat wajah mereka! .

Ravi POV end.













Bella POV.

Aku melihat Ravi berlari menjauh.. aku berusaha untuk mengejarnya dan meneriakkan namannya.. tapi.. tubuhku di tahan oleh seseorang.

Aku berontak , aku harus mengejar Ravi! Aku takut ia melakukan hal gila.

Namun akhirnya aku tetap tidak bisa lepas dari kedua tangan yang tengah menahan ku ini.

Aku tak percaya ini..

"Ravi!! Hiks.. hiks... Huwaaa..." Akhirnya tangis ku pun  pecah.

Tidak .. ini tidak mungkin.. aku tak percaya ini.

Aku terus menangis dengan keras hingga kurasakan seseorang memelukku dengan lembut.

Tapi.. yang kurasakan justru ia tengah mengikatku untuk tidak berlari mengejar Ravi.

"Bella tenang lah sayang .. biarkan Ravi sendiri dulu."

Apa? Membiarkannya sendiri? Tau apa dia soal Ravi? Dia butuh kami sekarang..

"Biarkan dia menenangkan dirinya dulu."

Suara itu.. aku tau itu suara ibuku.. ia berusaha menengkan ku. Dengan berbagai kata Penang yang terus ia ucap berulang-ulang.

Tetapi...

..Bagaiman? Aku bisa tenang?! Ravi bisa saja melakukan hal-hal gila!.

Aku sudah tidak tahan. Ku tepis tangan yang memelukku dengan kasar. Lalu, tatapan ku beralih pada Maine  aku menghampirinya dan menatapnya tepat kemata.

Lalu dengan kasar kutarik tangan kanannya dan menarik sebuah jam yang berada di pergelengan tangannya dengan kasar.

Aku tak peduli dia merasakan sakit.. karena rasa sakit Ravi lebih besar dari pada pergelangan tangan yang memerah.

Dan terakhir ku tampar dia dengan sangat keras. Hingga sudut bibir dan pipinya mengeluarkan darah.

"Maine!!!"

"Bella! Apa yang kau lakukan!" Bentak ayahku tapi aku tak peduli.

"Jangan pernah menampakkan dirimu lagi di depan kami... Jika kau melanggar maka aku akan membunuhmu." Ucap ku penuh akan ancaman padanya dan dia hanya menunduk lalu kualihkan tatapan ku pada yang lainnya.

"Aku. Benci. Kalian. Semua."

Setelah mengatakan itu aku segera berlari menjauh dari sana.. hingga setalah cukup jauh.. tiba-tiba ada seseorang yang menarikku.

"Lien." Ucap ku terkejut mendapati Lien disana.

Dia memberikan isyarat untuk tidak berisik.. dan dia menyerahkan pada ku sepasang dapati roda milikku.

Aku tersenyum dan segera memakainya.

Ia tersenyum tipis dan segera memandu jalan .. ketempat Ravi berada.

Aku tak percaya dengan Maine yang  mengkhianati kepercayaan Ravi.

Tenang saja Ravi.. aku.. akh tidak kami semua akan membantumu.. untuk membalas semuanya.

Karena seluruh tim l.i.t.d ada di pihakmu.













The end.












Yeee~ akhirnya love that is hated end juga!! Bagaimana? Apa kalian puas? Atau.. kalian mau ku buatkan season 2-nya?

Sebenarnya aku memang sudah berencana untuk membuat season 2-nya tapi.. itu tergantung kalian juga sih kalian mau atau tidak?

jika kalian mau akan kubuatkan tetapi mungkin tidak dalam waktu dekat ini..

Karena aku ingin fokus di ceritaku yang lain dulu mungkin sekitar paling lambat 2 bulan ini kali ya.

By the way terima kasih untuk yang sudah memberikan vote dan komentar pada cerita gak kelasku ini.

terima kasih banyak Aku senang banget.

Ohh.. ya..

Di season 2 ini.. akan ada banyak kejutan juga banyak hal yang terungkap.

Juga.. akan di ungkapkan musuh sebenernya dalam cerita ini yang sampai sekarang masih dalam tanda tanya.

Dan Ini ada cuplikan acak untuk season 2.

"Lakukan... "

"..Kalian benar-benar mencari mati..."

"... Jadi selama ini... Dia.. melakukan hal seperti ini?!"

"... terimakasih.. berkat mu.. aku bisa 'menghancurkan' mereka."

"... Menjauh dari dirinya!!"

"... Ada yang menantang kita.."

"... Kita berikan kejutan pada mereka."

".... Menurutmu berapa lama aku mengenal mu hmm?"

"... terimalah tawaran kami.. dan kalian bisa membalaskan dendam kalian."

"... INI SEMUA SALAH KALIAN!!!"

Yap.. begitulah cuplikan singkat yang sewaktu-waktu bisa berubah.

Nah.. kalau begitu.. sampai jumpa di season 2 Minna (kalau kalian mau)

Dan jika ada informasi tambahan.. akan ku beritahukan nanti.

Bye-bye~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top