21

Sebelum baca ceritanya vote dulu ya~

.
.
.

Ok jika sudah lanjut~
.
.
.

Shingeki no Kyojin milik
Hajime isayama.

Warning!
OOC, typo, Gaje, bxb, alur lambat dll

Judul: L.I.T.D dan kedatangan.

_______________
Happy reading
_______________

.
.

.
.

Pagi hari yang tampak menyebalkan bagi si kembar kita ini. namun, tampak mengasikkan untuk kedua temannya yang datang berkunjung.

"Bisa gak kalian datangnya lain hari aja?" Tanya Riven tampak tak suka dengan kedatangan dua sahabatnya ini.

"Tau, kita lagi nunggu seseorang.. eh tau nya malah lu berdua yang datang." Ucap Rien tampak jengkel

"Jirr.. sahabat sendiri di usir."

"Bodo amat jer.."ucap si kembar yang sangat menyakitkan di hati Jermi.

Sementara Arvin yang sedari tadi diam akhirnya menghela nafas, "serius.. kalian lagi nunggu siapa emang?" Tanya nya berusaha untuk tidak menambah kekesalan si kembar.

"Ravi-senpai." Ucap keduanya ringan tanpa beban namun cukup untuk mengejutkan kedua temannya.

Bukan.. mereka bukan terkejut karena Ravi akan datang. ..

Namun, yang membuat mereka terkejut adalah bahwa Riven memanggil Ravi dengan 'Ravi-senpai' karena biasanya dia akan memanggil Ravi dengan sebutan 'peniru'.

"Sekarang.. mau apa kalian kemari?" Tanya Rien dan Jermi yang baru mengingat tujuannya kemari menjentikkan jarinya.

"Jika benar Ravi-senpai akan kemari.. mungkin kalian harus mendengar Informasi penting ini." Ucap Jermi

"Apa?" Tanya Riven.

"Ini tak gratis." Ucap Arvin dengan senyum yang tampak menyebalkan sekali di mata Riven.

Is berpikir sejak kapan sahabatnya jadi seperti ini?

"Kalian mau apa?" Tanya Riven berusaha tenang walau ia ingin sekali melempar keduanya sekarang juga.

"Hmm.. pinjamkan aku game/buku mu yang 'itu'." Ucap keduanya secara bersamaan

Riven Dan Rien berpikir sejenak namun akhirnya mengangguk menyetujui dan segera mengambil barang yang dimaksud.

.
.
.

"Arigatou.. nah sekarang informasi ini mengenai tim l.i.t.d." ucap Jermi setelah menerima video game dari Rien.

"L.i.t.d? Bukannya sudah di jelaskan oleh Bella-senpai?" Tanya Rien bingung lalu tak lama kemudian Riven datang dan memberikan buku kepada Arvin dengan sangat tidak ikhlas.

"Ya memang.. nah coba sekarang kalian cari di Yt L.I.T.D." ucap Arvin dan di turuti oleh Rien.

(Note: jangan kalian cari.)

".... Yang mana?"

"Itu semua.. nah aku akan menjelaskan satu persatu mengenai channel mereka.. yang pertama kalian buka channel l.i.t.d Fanny life." Ucap Jermi dan Rien pun membuka channel tersebut.

"Video mereka baru 15 ya.... Lalu apa?" Tanya Riven

"Nah.. sesuai judulnya .. ini adalah kehidupan yang menyenangkan.. artinya ini hanya untuk hiburan.. videonya pun seperti reaction video, prank, lomba dll." Jelas Jermi

"Video ini di pimpin oleh tim welife yang beranggotakan 4orang." Jelas Arvin dan di angguki oleh si kembar.

Mereka kemudian mencoba menonton salah satu video mereka.

"Wow.. videonya lucu!" Respon Rien hampir tertawa.

"Baiklah, selanjutnya buka channel l.i.t.d nature adventure.." Rien membuka channel tersebut dan melihat-lihat sebentar.

"Baru ada 13.. tapi .. video mereka berpart." Ucap Rien saat memeriksa judul videonya satu persatu.

"Tentu saja, karena video utama mereka adalah tentang traveling dan mendaki.. channel ini di lakukan oleh tim trevlike yang beranggotakan 6 orang dengan 4 perempuan dengan 2laki-laki." Jelas Arvin mengejutkan Rien.

Lalu mereka menonton salah satu video yang ada, "entah kenapa aku ingin mendaki." Ucap Riven pelan dan diangguki oleh semuanya.

"Baiklah. Buka channel Travel the world .. nah ini hampir sama dengan channel yang tadi.. bedanya ini ke tempat wisata.. selain itu mereka juga akan mencoba makanan dan minuman populer di tempat tersebut."

"Videonya baru 6 ya.. dan ini juga berpart." Ucap Rien dan kemudian mengklik salah satu video.

.
.

"Duh laper.." ucap Jermi dan diangguki oleh Rien .

"Ganti,ganti,ganti." Ucap Rien sambil keluar dari Chanel tersebut karena ia sudah tak tahan lagi di goda oleh makanan itu.

"Akh!!! Aku pengen makan makanan itu!" Teriak Jermi frustasi dan ditenangkan oleh Arvin.

"Baiklah, selanjutnya adalah channel l.i.t.d the games.. Chanel ini di pimpin oleh tim Eagle Eye yang beranggotakan 3 laki-laki... Mereka akan memainkan game apa saja serta memberi tips dan trik dalam memainkan sebuah game." Jelas Jermi setelah berhasil menghilangkan bayang-bayang makanan di otaknya.

"Apa kalian ingin melihat videonya?" Tanya Arvin dan diangguki oleh si kembar.

.
.

"Videonya menarik." Komen Riven mengejutkan mereka bertiga.

"O-ok lanjut.. selanjutnya ada l.i.t.d... channel ini masih lah kosong.. dan katanya channel ini di pimpin oleh tim the little shadow .. namun entah kenapa mereka tidak meng-upload satu video pun.." jelas Arvin

"Dan terakhir.. channel l.i.t.d the melody .. channel ini hampir seperti channel MV sebuah lagu. namun, dalam bentuk 2d ... Mm kalian liat saja sendiri." Ucap Jermi bingung menjelaskannya .

Rien pun membuka channel tersebut dan melihat beberapa judul video, "wow.. semua tim ada di channel ini?" Tanya Rien tak percaya dan di angguki oleh Jermi dan Arvin.

"Ya itu benar, semua tim ada di channel ini.. namun, channel ini di pimpin oleh dua tim yaitu tim the red sword dan the sprinkle star ... Walaupun begitu ..." Arvin tidak melanjutkan penjelasannya.

"Mereka hanya memiliki satu video di channel ini?" Tanya Riven Dan diangguki oleh keduanya.

"The red sword mengcover lagu Mr.sadistik dan the sprinkle star mengcover lagu zero." Jelas Arvin dan tanpa basa basi mereka menonton video tersebut.

.
.
.

.
.
.

"Keren banget." Gumam Riven Dan Rien.

"Ini benar-benar mirip seperti sebuah MV dari sebuah lagu idol...." Komen Rien Tak percaya.

"Baiklah.. hanya hal itu saja yang diketahui oleh publik.." ucap Arvin

"Arigatou." Ucap si kembar lalu tak lama kemudian suara bel pintu yang di tekan pun terdengar.

Rien dengan kecepatan Sonicnya dia langsung melesat untuk membuka pintu tersebut.

"Ravi-senpai!" Pekik Rien dan satu detik kemudian Riven sudah ada di sebelahnya.

"Sejak kapan nii-san ada disini?!" Ucap Rien sambil terkejut.

"Satu detik yang lalu." Jawab Riven tenang sementara Ravi hanya diam menatap keduanya.

"Akh, ayo masuk Ravi -senpai!" Ucap Rien sambil menarik Ravi masuk kedalamnya dan Riven yang ditinggal pun menutup pintu apartemen mereka dan segera menyusul adiknya yang sudah duduk bersama dengan teman-temannya.

"Ternyata kalian sedang berkumpul ya." Ucap Ravi saat melihat Jermi dan Arvin .

"Lama tak bertemu Ravi-senpai." Ucap keduanya dan hanya di jawab anggukan kepala oleh Ravi.

Lalu keheningan yang canggung pun melanda ruangan tersebut.

Ravi hanya diam sambil memperhatikan sekitar nya dengan tenang sementara keempat junior nya tengah merasakan kecanggungan yang amat sangat canggung hingga tidak bisa berkata-kata.

"Kebetulan ada kamu disini." Ucapan Ravi yang tiba-tiba itu mengejutkan mereka berempat.

Terutama Arvin yang ditatap langsung ke mata oleh Ravi, "ya?" Tanya nya bingung

"Boleh aku bertanya?"

Arvin mengangguk dengan kaku sambil melirik Rien dan Riven meminta bantuan. Dan yang di lirik hanya mengangkat bahu tanda tak tahu maksud dari Ravi yang artinya mereka tidak bisa membantu.

"Bagaimana-"

"Tadaima."

Kelima anak itu segera menoleh ke arah pintu masuk dan mereka mendapati Eren beserta dengan Levi yang tampak membawa barang belanjaan.

"Papa! Daddy! Okaeri." Sambut Rien pada keduanya.

"Lama tak bertemu paman Eren dan paman Levi." Ucap Jermi dan Arvin

Sementara Ravi hanya menatap keduanya dalam diam dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Apa kalian sudah lama disini?" Tanya Eren pada Arvin dan Jermi.

"Iya paman, mm paman kami pulang dulu ya." Ucap keduanya.

"Eh? Sudah mau pulang?" Tanya Eren sambil memiringkan kepalanya ke kiri.

"Iya, kami berjanji menemani Shasa ke toko paman. Kalau begitu kami pulang dulu."

"Hati-hati kalian berdua."

.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.

.
.
.
.
.

"Eh, ternyata Ravi-kun juga sudah ada disini ya?" Tanya Eren saat melihat Ravi yang hanya menatap dia dalam diam.

"Apa sudah lama?"

"5menit yang lalu." Jawab Ravi kembali dengan nada dia yang biasanya.

"Aa!!! Kenapa Ravi-senpai kembali menjadi datar?!! Padahal semalam hangat!!" Teriak Rien tak terima sambil mengguncang-guncang Ravi dengan cukup kasar.

"Rien! Hentikan itu." Perintah Eren dan Rien segera menghentikan tindakannya.

"Maaf Ravi-kun."

Ravi tak menjawab namun ia hanya mengangguk, "atas permintaan Rien dan Riven saya diminta untuk menginap disini  selama 1minggu .. karena itu mohon bantuannya." Ucap Ravi dengan sedikit membungkuk kepada Eren yang membuat Eren panik seketika.

"Ke-kenapa tiba-tiba menjadi formal seperti itu? Su-sudah la-lagi pula ini bukan kantor Ravi-kun." Ucap Eren panik

Ravi pun kembali menegakkan tubuhnya dan mengangguk sekali.

"Ma, apa Ravi-kun lapar?" Tanya Eren berusaha mencari topik.

"Tidak, saya tidak lapar... Bolehkah saya memakai ruang tamu? Saya harus mengerjakan tugas-tugas dari sekolah yang belum sempat saya selesaikan." Ucap Ravi dengan formal lagi yang membuat ke empat orang di sana ber swetdrop.

"Ra-ravi-senpai ini bukan kantor.. berhentilah berbicara formal... berbicara seperti biasanya saja." Ucap Rien dan Ravi pun mengangguk menyetujui.

"Baiklah, akan saya coba. Tapi, bolehkah saya memakai ruang tamu?" Tanya Ravi masih cukup formal.

Dan Rien yang mendengar itu rasanya ingin menangis dipojokan.

"Oi peniru! Kau itu tuli atau apa? Berhenti berbicara dengan formal! Ini perintah!" Ucap Riven dengan cukup tegas dan ini membuat Ravi sedikit tersentak.

".... Baiklah... Lagi pula aku hanya tamu." Ucap Ravi setelah menghela nafas pasrah dan lelah?

Dan orang-orang disekitar nya ikut menghela nafas. Namun, yang tidak mereka ketahui Ravi kembali memasang topengnya ketika mendengar kata ini perintah terucap dari mulut Riven.

.
.
.
.

Malam hari.

.
.
.
.

Kini mereka semua sudah ada di meja makan begitupun dengan Ravi yang hanya menatap datar makanan didepannya.

Entah, dia benar-benar tidak ingin makan sekarang ini.. tapi..ia tidak bisa membuat alasan apapun itu.

"Ravi.. apa kau tidak suka makanan nya?" Tanya Eren begitu melihat Ravi yang sama sekali tidak menyentuh makanan nya.

"Mm.. aku suka.. aku hanya tidak memiliki nafsu makan." Jawab Ravi dengan pelan.

"..."

Setelah keheningan yang cukup panjang... Akhirnya Ravi mulai menyentuh makanannya. Itupun ia lakukan karena ia terus di tatap oleh ke empat orang tersebut.

Serius. Dia sangat tak suka hal ini... Rasanya nyesel karena ngikutin perkataan nya si kembar.

"Mm.. Ravi-senpai.. besok senpai sekolah?" Pertanyaan bodoh dari Rien membuat Ravi menatap nya dengan wajah yang cukup sulit di ekspresi kan.

".. tentu saja aku sekolah, aku tidak mungkin bolos hanya karena menginap di rumah ini." Ucap Ravi dingin dan dijawab tawa canggung dari Rien.

"Maksud ku.. itu.. em.. dimana sekolah senpai?.. siapa tau nanti bisa bareng kan?" Ucap Rien lagi.

Ravi tak langsung menjawab, ia menghabiskan makanannya terlebih dahulu dan meminum minumannya.

"Tidak perlu, aku besok akan berangkat bersama temanku pagi-pagi sekali untuk menyelesaikan tugas kelompok kami." Ucap Ravi tenang tapi.. entah kenapa nadanya sedikit pasrah..

"Oi peniru! Kau tidak mengerjakan tugas kelompok lain kan?" Tanya Riven yang peka namun kurang tepat.

"Untuk apa mengerjakan kerjaan kelompok lain.. aku hanya kesal karena Bella dan Maine tidak mengerjakan bagian mereka sepenuhnya melainkan hanya 2 paragraf saja dari total 2 halaman." Ucap Ravi yang kali ini benar-benar menunjukkan nada kekesalannya.

"Eh.. kenapa?" Tanya Eren bingung sekaligus kasian ke Ravi.

"Kenapa kau tidak tendang saja mereka dari kelompok mu?" Saran Levi yang langsung di pelototi oleh Eren .

"... Tak apa.. lagi pula Hiro mau membantu ku... Ya walau aku harus mentraktir nya sih." Ucap Ravi yang selesai dari rasa terkejutnya karena Levi tiba-tiba memberi saran yang anti mainstream .

"Tapi.. kami ingin berangkat dan pulang bareng dengan Ravi-senpai.." ucap Rien kecewa

"Kita? Kamu aja kali." Ralat Riven Tak terima.

"Nii-san juga pengen sama Ravi-senpai terus kan?! Ngaku aja! Gak usah jadi tsundere!" Ucap Rien tak terima dan kesal karena sang kakak memiliki sifat tsundere.

"Mm... La-lain kali saja ok? Aku ... Harus mengerjakan tugas ku sekarang." Ucap Ravi dan segera beranjak dari sana..

"Tugas sekolah?" Pertanyaan Eren membuat Ravi berhenti dan terdiam sebentar sebelum berbalik untuk menjawab.

"Mm ya.. anggap saja begitu." Ucap Ravi dan segera menuju laptopnya yang tergeletak di meja ruang tamu.

Dan keadaan di meja makan itu hening seketika.

.
.
.
.

To be continued.

.
.

Hehehe 😅 sepertinya aku benar-benar telat ya dalam meng-update cerita ini.

Dan...

See you in the next chapter Minna^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top