17

Shingeki no Kyojin milik
Hajime isayama.

Warning:
Bxb, OOC, gaje, typo.

Peringatan:
Mengandung bxb.
Karakter yang ada bukan punya saya .. terkecuali plot cerita ini dan para oc adalah murni punya saya.

Dilarang mengcopy paste cerita.

Judul: Ravi.. (2)

Happy reading.

__________________________

Kini, seperti yang dikatakan oleh Levi kemarin. Keduanya sudah berada di ruangan Levi atau lebih tepatnya di kantor Levi di dalam ruangannya.

Dan disini ada dia, Levi, Mike, Farlan, Reiner, Berthold dan seorang laki-laki yang tidak ia ketahui.

"Aku tak menyangka kau sampai membawa pengawal Eren." Ucap Farlan bingung sekaligus .. ngeri?

"Mereka hanya ingin menemani ku." Ucap Eren tenang sementara Farlan hanya mengangguk pelan.

"Baiklah.. jadi apa kau mendapatkan informasi lain?" Tanya Levi pada lelaki itu.

"Selain tuan Ravi yang memang jarang berada di rumah... untuk saat ini saya tidak tau apa informasi ini akan menyenangkan anda apa tidak." Ucap laki-laki itu formal.

"Tak apa, katakan saja."

"Tuan Ravi sepertinya ..."

Dan Levi tidak bisa berkata apa-apa.

.
.
.
.
.

Di perjalan menuju kediaman Levi, suasana antara Levi dan Eren sangatlah canggung.

Mereka.. terutama Levi masih memikirkan perkataan salah satu anak buahnya tersebut. Sementara Eren, dia tak menyangka akan apa yang didengarnya.

".. sekarang sudah lewat 1jam dari jam pulang sekolah." Ucap Levi tiba-tiba sebelum berhenti di sebuah rumah yang cukup mewah.

"Apa kau ingin bertemu dengannya?" Tanya Levi pada Eren dan Eren terkejut akan hal ini.

"Mungkin.. kau akan mengerti dengan perkataan Tio tadi.. jika kau melihatnya sendiri." Ucap Levi dengan suara pelan dan tangan yang memegang erat kemudi mobil.

Eren terdiam..

"Dan.. mungkin kau akan menarik kata-kata mu waktu itu .. Eren." Ucap Levi sebelum memberi isyarat untuk keluar dari mobil.

Eren terdiam sejenak sebelum mengikuti Levi masuk ke kawasan rumah tersebut.

"Selamat datang Rivaille-sama." Ucap maid menyambut mereka.

"Apa Ravi ada di rumah kali ini?"

"Ha'i, Ravi-sama sedang berada di taman belakang tuan." Ucap maid yang bernama Mia dan diangguki oleh Levi sebelum beranjak pergi ke halaman belakang diikuti oleh Eren.

Saat mencapai pintu yang menghubungkan dapur dengan taman belakang Levi terdiam dan Dimata Eren .. entah kenapa ia melihat Levi sedikit tegang dan .. takut?

"Levi." Panggil Eren dan yang cukup membuat Eren terkejut adalah Levi benar-benar tersentak.

Tanpa berkata apa-apa Levi membuka pintu tersebut dan terlihatlah sebuah taman yang sangat indah.

Eren terpana akan keindahan taman tersebut sementara Levi menelusuri setiap taman sebelum matanya tertuju pada sebuah pohon.. dan dengan perlahan Levi mendekati pohon tersebut.

Eren yang melihatnya ikut mengikuti Levi.

"Ravi." Panggil Levi pelan sambil sedikit mengguncangkan tubuh Ravi yang ternyata tertidur dengan laptop dipangkunya dan beberapa kertas yang membuat Levi menggertakkan giginya.

"Ravi." Panggil Levi sekali lagi dan ini berhasil Karena Ravi perlahan mulai membuka matanya.

"Ehm, bibi.. aku .. mengantuk.." ternyata dia masih belum sepenuhnya sadar dan ini sedikit membuat Levi tersenyum.

"Ravi." Panggil Levi lagi dan kali ini Ravi benar-benar membuka matanya.

"Emm.. eh.." ucap Ravi saat sudah benar-benar sadar.

"A-ano.. maaf anda siapa? Apa anda bawahannya ayahku?" Tanya Ravi bingung namun itu sangat melukai Levi .

"...."

"Atau... Anda saudara nya ayahku?" Tanya Ravi lagi lalu tatapannya beralih pada Eren dan ia terkejut.

"Paman Eren? Kenapa paman disini? Tidak maksudnya kenapa paman bisa masuk? Temanku saja tidak bisa masuk kerumah ini.. aku bahkan harus sampai memohon agar mereka diizinkan masuk."

Dan Eren juga tidak dapat berkata apa-apa.

Sementara Ravi hanya menatap bingung keduanya yang tiba-tiba menjadi patung sebelum ia merasakan pelukan erat pada tubuhnya.

"A-ano.." ucap Ravi gugup ... Takut.. bingung dan.. senang?

"Aku.. aku.." Levi tampak tak mampu mengungkapkan... bahwa ia ... adalah ayah dari Ravi ..

setalah ia meninggalkan nya dan tak pernah menemaninya hanya untuk mencari kebenaran dan mencari Eren .. ia sampai melupakan bahwa ia juga mempunyai seorang anak.

Anak yang ia inginkan.. yang malah ia buang layaknya sebuah sampah.

Ia memang tak pantas mendapatkan maaf dari siapapun.. entah itu dari Ravi.. ataupun dari Eren.. karena dia benar-benar seorang bajingan.

Padahal ia sudah berjanji agar tidak melakukan... Setidaknya.. hal yang sama pada Ravi .. tapi justru ia mengabaikannya.

"Ravi." Panggil Eren dan ikut memeluk Ravi yang membuat Ravi semakin bingung.

Ada apa dengan kedua orang dewasa yang sedang memeluknya ini?

Terlebih..

Tak sadarkah mereka kalau pelukan mereka ini bikin Ravi sedikit sesak dan kesakitan?

Tapi anehnya Ravi tidak ingin melepaskannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jadi?" Tanya Ravi yang belum menangkap maksud kedua orang didepannya.

"Apa kau ingin bertemu Riven Dan Rien? Tampaknya mereka merindukanmu." Tanya Eren tapi Ravi menggeleng.

"Bukan, bukan yang itu.. jadi sebenarnya aku ingin bertanya.. apa .. kalian berdua itu pacaran atau suami suami?" Tanya Ravi dengan polosnya.

Yang mana ini membuat Levi maupun Eren membeku ditempat, "a-apa maksud mu nak? Hahaha.." tawa Eren hambar

"Dari mana kau mengetahui hal itu?" Tanya Levi sambil menatap Ravi penuh selidik.

"Ohh.. dari Maine.. dia bilang hubungan antara kedua pria adalah hal yang wajar terjadi di Jepang dan beberapa negara lainnya bahkan dia bilang ada yang sampai menikah dan mempunyai anak." Jelas Ravi yang memang sepenuhnya jujur .

Eren membantu, Levi terdiam .. tapi keduanya kompak mengeluarkan aura tidak enak disekitar mereka.

"Ibu dengan anak sama saja.." batin keduanya.

"Iya." Ucap Eren tiba-tiba membuat Levi terkejut.

"Dia adalah suamiku." Ucap Eren dan ini benar-benar mengejutkan kedua orang tersebut.

Eren menatap Levi lalu tersenyum. Levi yang mengetahui maksud dari Eren ikut tersenyum dan tanpa sadar langsung memeluk Eren erat.

"A-ano paman.. kau.. itu.." peringat Ravi saat melihat Eren yang sedikit merasa sesak karena pelukan tersebut.

"Kau baik-baik saja Eren?" Tanya Levi yang langsung menjauhkan badannya pada Eren dengan sedikit cemas dan dibalas anggukan kepala.

"Oh ya, bagaimana dengan tawaran ku Ravi?" Tanya Eren kembali dan mendapatkan gelengan yang sama.

"Tidak, jika aku bertemu dengan mereka.. aku merasa seperti berada di antara pisikopat." Ucap Ravi.

"Kenapa kau bilang begitu?" Tanya Eren sedikit tak suka saat Ravi mengatakan kedua anaknya pisikopat... Ya walau setengahnya benar sih.

"Soalnya.." Ravi rasanya tak berani mengungkapkan perasaannya.

"Soalnya aku melihat di mata mereka kalau.. em.. 50% di diri mereka ingin aku berakhir di rumah sakit." Ucap Ravi pelan sambil menunduk dan menggenggam erat celananya.

Eren sendiri yang mendengar hal itu terkejut.

"Oh ya, ngomong-ngomong.. paman siapa?" Tanya Ravi pada Levi yang kembali merasakan sesak di dadanya.

"Aku... Mm sebelum itu.. Ravi.. apa kau tau dimana orangtuamu?" Tanya Levi dan Ravi menggeleng dengan pelan.

"Aku tidak tau dimana mereka." Ucap Ravi pelan.

"Bagaimana dengan keluarga mu yang lain?"

"Setahu ku mereka ada di Jepang.. tapi aku tak tau letaknya dimana."

"Apa.. kau membenci mereka?" Tanya Levi pelan dan ini membuat Ravi terdiam cukup lama.

Setalah apa yang keluarga nya perbuat padanya.. apa Ravi membenci keluarga nya?

To be continued.

Hai semuanya~ mohon maaf lama update nya ..

Bagaimana? Apa kalian puas dengan part kali ini? ..

Hehehe.. nah jadi alasan jawaban Ravi atas pertanyaan Riven Dan Rien itu adalah part ini!!

Dan.. sebenarnya ku baru sadar..

Ternyata konflik dalam cerita ini ringan sangat ya.

Maaf jika kalian mengharapkan konflik yang wah... Author sedang berusaha untuk membuat konflik seperti itu.

Dan sejujurnya.. cerita ini benar-benar melenceng dari konsep awal.
Jadi mohon maaf atas ketidak jelasan cerita ini.

Nah kalau begitu sampai jumpa di part selanjutnya dan mohon maaf atas kekurangannya di part kali ini.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top