15
Shingeki no Kyojin milik
Hajime isayama
Warning!
Typo, bxb dan OOC!
Peringatan:
Jika tak suka klik tombol kembali aja.
Note:
Karakter yang ada bukan milik saya..
Namun cerita serta para oc yang ada itu murni dari saya.
Jika ada kesamaan pada cerita mungkin itu adalah suara hal yang kebetulan saja.
~Happy reading~
Judul: Chance..?
_______________
POV Eren on.
Hari ini aku kembali bertemu dengan Levi .. tidak, ini bukan tanpa sengaja karena Levi sendiri yang 'meminta' aku untuk datang dan menemuinya.
Aku sendiri awalnya menolak dan berencana untuk tidak datang. Tetapi, ternyata saat pukul 7malam .. tepatnya 6jam dari jadwal pertemuan.. aku menemukan Levi yang masih setia duduk di bangku taman saat perjalanan menuju rumah Armin untuk menjemput anak-anak.
Yaa karena tak tega aku segera menghampiri nya dan ternyata dia tertidur?! Tidak.. dia hanya memejamkan matanya saja.
"Akhirnya kau datang juga ..." Ucapnya dengan sebelah mata terbuka.
Aku tak menjawab.... Aku menghela nafas panjang dan segera duduk di sebelahnya dengan tangan terlipat di dada.
"Baiklah, ada apa tuan?! Tak puas kah ribuan tolakan yang saya lontarkan berkali-kali kepada anda?" Tanya ku gemas karena ini entah pertemuan yang keberapa kami .
"Aku tak akan menyerah sebelum mendapatkan maaf mu Eren." Ucap Levi dengan senyum teramat sangat tipis di wajahnya.
Aku diam menatap matanya. Lagi-lagi yang aku lihat hanyalah ketulusan dan penyesalan yang mendalam di mata tersebut.
Aku mengigit bibir bawahku.
Benarkah Tuhan ingin aku berbaik kan dengan Levi? Memaafkan dia atas semuanya? Tapi dia sudah berjuang hanya untuk mendapatkan maafku selama 3bulan terakhir ini.
Apa yang harus ku lakukan?
"Jika kau masih belum bisa.. aku akan sabar menunggu dan terus berjuang hanya untuk maaf mu Eren... Karena aku yakin kau sendiri tidak ingin kembali." Ucapnya dan kalimat terakhir ia ucapkan Sangat pelan hampir seperti gumaman.
Ada apa ini?! Dimana Rivaille Ackerman yang aku kenal?! Levi yang aku kenal tak akan bersikap seperti ini?!
"Jadi .... Sekarang pun masih sama?" Tanyanya pelan lalu pandangan nya beralih ke depan.
"Maaf mengganggu waktu mu Eren. Sekarang kau bisa pergi ke tempat Armin .. aku masih harus mencari seseorang di sini." Ucap Levi pelan ..
"Kau mengusir-"
"Bukan, kau tadi terlihat terburu-buru, aku tidak ingin menghabiskan waktu mu untuk menjemput anak-anak ."
Kali ini aku terdiam.. tunggu .. Levi .. tau..
"Ya, aku tau mereka anak-anak ku Eren." Ucap Levi kembali menatapku.
"Dari mana kau tau itu?!" Ucap ku mulai panik.
Tidak! Aku tidak mau di pisahkan oleh anak-anak ku! Aku-
"Aku tak akan mengambil mereka dari mu Eren. Aku hanya akan menjadi orang tua yang buruk jika aku melakukan itu." Ucapnya dengan senyum tulus.
Aku kembali membeku.
"Pergilah, aku rasa anak-anak menunggu mu untuk menjemput mereka." Ucap Levi yang terdengar sangat lembut di telinga ku.
Aku menggigit bibir bawahku. Aku ..
"Temui aku di sana pukul 09:00am." Ucapku sambil melempar kan sebuah kartu alamat yang langsung di tangkap dengan sempurna olehnya.
Kurasa kini dia yang terkejut dengan perlakuan ku.
Aku berdiri dan segera meninggalkannya. Dan entah kenapa aku ingin tersenyum .. Karena aku berhasil membuat pewaris keluarga Ackerman itu mengeluarkan ekspresi itu.
Baiklah Levi.. besok adalah penentu keputusan ku.
Levi pov.
Mungkin kalian bertanya kenapa aku tau Riven Dan Rien adalah anak-anak ku?
Mudah saja.
Pertama mereka sangat mirip dengan ku mines sifat jailnya.
Kedua mereka juga memiliki sikap yang seperti ku. Mulai dari makanan dan sebagainya.
Ketiga dan aku yakin bahkan orang buta saja tau akan hal ini... Mereka memiliki sikap seorang Ackerman di diri mereka.
Jika anda tidak menyadari nya maka anda lebih parah dari orang buta.
(Fivi:kejam Lo lev)
(Levi:siapa kamu. Mengomentariku?)
(Fivi:..... GUA AUTHOR CERITA INI WOY!!!)
Dan sekarang, aku hanya bisa melihat benda yang ada ditangan ku dengan perasaan takut juga ragu.
Aku menghela nafas dan memutuskan untuk melanjutkan tujuan keduaku berada di sini.
End Levi pov.
Normal POV.
Hari ini Rien dan Riven sedang berada di rumah Armin. Sementara Eren tengah asik berkutat dengan laptopnya sebelum suara bel pintu terdengar di telinga nya.
Eren segera bergegas ke arah pintu dan membukanya.
"Kau?! Kenapa kau-" kata-kata Eren terputus begitu sebuah kartu alamat berada di depan matanya.
"Kau yang memberikan nya." Ucap Levi dengan tenang namun dalam hati ragu setengah mati.
Eren diam untuk beberapa saat sebelum menepuk keras keningnya sendiri, "bodoh Eren! Kenapa kau lupa segala kalou kau sendiri yang memberikan alamat itu pada cebol di depanmu ini!"
"Terimakasih atas hinaan tak langsung nya bocah." Ucap Levi dengan suara datar dan tatapan yang sedikit menajam.
Eren kicep dua kali, bagus. Sekarang, ia lupa kalou cebol ini bisa membaca isi pikiran orang.
"Jika kau memanggilku cebol sekali lagi, aku akan menghancurkan apartemen ini." Ucap Levi yang kali ini benar-benar dingin.
Eren batuk sejenak untuk mengendalikan dirinya sebelum mengizinkan Levi masuk.
.....
"Jadi, kau ingin membicarakan hal apa pada ku Levi?" Tanya Eren walou sebenarnya tanpa ia tanyapun Eren sudah tau jawabannya.
Levi terdiam cukup lama dan Eren dengan sabar menunggu Levi untuk membuka suara.
"Aku.."
"Kau kenapa?" Tanya Eren pura-pura gak tau dan hal yang dilakukan Levi selanjutnya membuatnya terkejut bukan main.
Karena .. Levi dengan tiba-tiba bersujud di depannya sambil terus mengucapkan kata maaf.
"Maaf kan aku Eren.. aku memang bodoh! Egois! Dan tak berperasaan! Sungguh maafkan aku Eren!.."
Eren panik dan dengan segera mensejajarkan tingginya dengan Levi.
"Levi kau jangan seperti ini." Ucap Eren sambil berusaha membuat Levi untuk menegakkan badannya.
"Kau tak perlu sampai seperti ini."
Levi sedikit menggigit bibir bawahnya, "aku memang bodoh.. aku terpengaruh oleh omongan orang-orang itu.. da-"
"Levi.. kau tak perlu sampai bersujud di depanku... Jika kau ingin aku memaafkan mu maka aku akan memberimu kesempatan untuk membuktikannya." Ucap Eren dengan senyum
Levi terdiam tak percaya dengan apa yang baru saja Eren katakan, "kau ingin aku melakukan apa? Menjauh dari mu dan juga dari Rien dan Riven?" Tanya Levi
"Mm untuk hal itu adalah hal yang awalnya aku pikirkan.. tapi tidak.. Rien dan Riven selalu menanyakan dimana ayah mereka." Jelas Eren lalu bangkit dan kembali duduk di sofa dan di ikuti oleh Levi.
"Mereka tau kau yang melahirkan mereka?"
"Ya."
".. aku tak mengerti.. kenapa kau mau memberikan ku kesempatan?"
Eren kicep, "ya.. aku tau semuanya, walou masih ada bagian-bagian yang hilang tapi aku sudah tau kondisinya... Kau terpaksa kan?" Ucapan Eren membuat Levi melebarkan kedua matanya tak percaya.
"Aku tau dari informan ku.. jika seorang Ackerman mempunyai nya maka seorang jeager juga pasti mempunyai nya." Ucap Eren dengan senyum lima jarinya.
Levi tersenyum tipis, "bukan, bukan jeager. Tapi, erka." Ucap Levi dan kali ini Eren terdiam beberapa saat sebelum menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Ternyata kau sudah tau juga ya.." ucap Eren
"Tentu saja... Eren.. bagian yang kau maksud itu.. bagian mana?" Tanya Levi kali ini mulai serius.
Eren yang mendengar itu berpikir sejenak menimbang-nimbang apa ia harus memberitahukan Levi atau tidak.
"Bagian yang hilang itu adalah... Data tentang.. identitas.. Ravi."
Dan Levi sukses terkejut mendengar hal ini, "kau .. mengenal nya? Apa.. kalian pernah bertemu?" Tanya Levi berusaha untuk tenang.
"Ravi adalah senpai Rien Dan Riven di sekolah dasar. Mereka berdua pernah membawanya ke apartemen. Dan juga saat itu Ravi memperkenalkan dirinya dengan marga Ackerman.. apa dia anak mu dengan nya atau anak sepupumu?"
Levi diam tak menjawab pertanyaan Eren sama sekali.
"Jawab Levi."
"Ravi.."
To be continue.
Hai Minna, gomen ne lama update ya.
Semoga kalian puas dengan part ini dan semoga juga kalian mengikuti cerita ini sampai tamat.
Oke see you in the next part.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top