14.03
Note: alur di percepat!
___________________
Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun pun berganti.
Eren tak pernah merasa ia akan mendapatkan pengakuan ini .
Saat dirinya menginjak kelas 3 SMA semester akhir Levi melamarnya.
Itu cukup membuat Eren shock dan hanya bisa diam sambil menatap tepat ke mata Levi .
Tidak ada keraguan dalam tatapan Levi, ia benar-benar serius. Juga, senyum tipis yang tulus terukir di wajah nya.
Eren hanya bisa terdiam menunduk, "maaf levi-nii." Ucap nya pelan dan lirih
Levi kembali mendekati Eren dan kali ini Levi memberanikan diri memegang kedua lengan Eren .
"Aku tidak bisa." ucap Eren dan ini cukup mengejutkan Levi. Ia tanpa sadar meremas lengan Eren, "kenapa?" Tanya nya pelan
Eren kembali mengigit bibir bawahnya, "kau tau .. aku laki-laki . Aku tidak bisa hamil ... Aku tidak bisa membahagiakan mu." Ucap Eren dan kini air mata jatuh dari matanya yang indah .
Ia takut jika menerima lamaran Levi. Ia takut akan di tinggalkan suatu hari karena hal keturunan. Ia takut. Sangat takut.
Sementara Levi yang mendengar itu langsung memeluk Eren dan berusaha untuk membuat nya nyaman.
"Bagiku itu tak masalah... Aku tidak mau kehilangan mu Eren. Bagi ku kau adalah segalanya. Masalah anak kita bisa mengadopsi nya suatu hari nanti." Ucap Levi lembut sambil mesih berusaha menenangkan Eren .
"Tidak, aku yakin kau menginginkan anak Levi. Anak kandung. Bukan anak angkat." Eren samakin tidak bisa menghentikan tangisnya.
Levi mengigit bibir bawahnya, sakit. Melihat Eren seperti ini membuat dadanya sakit. Ia tidak suka ini. Ia lebih suka Eren dengan senyum dan tawanya bukan dengan tangis dan air matanya.
"Aku tak keberatan Eren. Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya. Mungkin suatu hari nanti akan ada keajaiban." Ucap Levi yang entah kenapa sedikit melantur tapi karena perkataan itu berhasil membuat Eren menghentikan tangisannya dan mendongak menatap Levi.
"Levi.... Aku tak tau kau percaya hal seperti itu." Ucap Eren dengan tatapan polos nya yang mana malah menyebabkan semburat merah tipis di wajah Levi .
Levi memalingkan wajahnya, "itu hanya asal ucap saja."
"Jadi, kau tidak percaya kalou aku bisa punya anak?" Tanya Eren mulai kembali sedih.
"Bukan! Bukan begitu.. hanya saja.."
"Hanya saja apa?"
"Mm.. pokoknya tidak ada yang tau kedepan seperti apa." Final Levi mengakhiri perdebatan? Kecil tadi .
Eren cemberut namun akhirnya tersenyum juga mendengar itu . Eren menarik nafas lalu mengecup cepat pipi Levi, "itu jawaban ku." Ucap Eren dan langsung kabur dari sana.
Levi yang masih terkejut memegang pipinya, semburat tipis kembali hadir dan kemudian ia mendengus, "dasar bocah! Liat saja nanti."
Tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi ke depannya.
Tidak ada yang tau kalou ketakutan itu akan menjadi kenyataan suatu hari nanti.
Hari di mana luka di torehkan di hati yang tak tau apa-apa.
Hari di mana kepercayaan dan cinta sudah tidak bisa lagi di genggam.
Hari itu benar-benar hari yang menyakitkan.
Indahnya hutan yang rusak hanya karena satu api kecil.
Indahnya kehidupan yang rusak oleh sebuah pertanyaan sepele.
Membuat jiwa iblis di dalam diri bangkit dan menyakiti orang tersayang.
Janji yang dulu di buat sudah tidak lagi di pedulikan.
Keegoisan akan nafsu mengalahkan semuanya dan menghancurkan sang cahaya.
Egois .. nafsu.. dan kemarahan menjadi satu dan semuanya dilampiaskan kepada malaikat yang kini telah hancur atas perlakuan iblis-iblis tersebut.
Hancur. Hingga ia benar-benar hancur.
Namun, tuhan masih berbaik hati untuk tidak membiarkan sang malaikat menjadi semakin hancur.
Sang malaikat dapat di selamatkan.
Dapat di bebaskan .
Oleh seseorang yang tidak terpengaruh kegelapan.
Seseorang yang tidak terpengaruh oleh keegoisan dan hawa nafsu yang ada di sekitarnya. Ia menyelamatkan sang malaikat dengan bantuan orang luar .
Ia rela memohon bahkan bersujud pada orang-orang tersebut agar mereka mau membantunya menyelamatkan sang malaikat.
Berbahagialah dia karena mereka semua rela menolong sang malaikat.
Hingga akhirnya sang malaikat keluar dari kegelapan dan meninggalkan rasa penyesalan kepada para iblis yang telah merusak malaikat tersebut.
Rasa penyesalan membuat mereka mencari ke mana sang malaikat pergi hanya untuk mengucapkan kata "maaf."
Tapi itu tak semudah mereka menghancurkan nya.
Dan tanpa mereka sadari..
Mereka kembali melakukan kesalahan dalam hidup mereka ... Yang akan berakibat cukup fatal di masa depan.
Eren menghela nafas panjang dan lelah ketika mengingat kejadian itu.
Sekarang bukan saatnya memikirkan masa lalu yang kelam itu .
Sekarang ia harus mencari jalan keluar dari semua masalah ini.
Masih banyak hal yang mengganjil.
Masih banyak hal yang belum ia ketahui .
Sebanyak apapun ia berusaha mendapatkan informasi penting tersebut.
Ia selalu gagal.
Atau mungkin lebih tepatnya ia tidak akan pernah mendapatkan informasi penting tersebut .
Karena informasi tersebut hanya di pegang "oleh nya"
Beberapa hari kemudian.
Entah kenapa pertemuan nya dengan orang yang paling ia benci semakin menjadi.
Sudah sekitar 5 kali dalam 2 hari ia bertemu dengan Levi tanpa ada kesengajaan.
Tampaknya Levi juga tengah mencari seseorang seperti dirinya.
Entah itu memang dia mencari Eren atau tidak , tapi yang jelas ia hanya ingin mendapatkan jawaban jujur dari seorang anak dari keluarga Ackerman tersebut.
Dan kini mereka kembali berpapasan.
Dan kini juga mereka kembali terjebak dalam sebuah cafe mini. Bersama Rien dan Riven yang sibuk memakan makanannya.
"Ne~ paman! Apa paman ngerti soal ini?" Tanya Rien pada Levi sambil menunjuk soal yang di maksud.
Levi yang melihat nya mengangguk kecil dan mulai mengajari soal-soal yang tidak Rien mengerti .
Eren yang melihatnya hanya diam ... Entah ia harus senang atau kesal sekarang.
Lalu ia melihat Riven yang juga tengah melihat interaksi kedua orang di depannya.
Eren tersenyum melihat tatapan itu lalu mengusap puncak kepala Riven lembut .
"Kau juga ingin?" Tanya Eren pada Riven yang kini merona .
Eren terkekeh pelan lalu entah dorongan apa yang membuat Eren memanggil nama Levi, " Levi." Panggil Eren membuat Levi yang tengah menjadi guru dadakan menoleh ke arah Eren dengan sedikit kebingungan dan terkejut.
Eren hanya tersenyum simpul dan melirik ke arah Riven seolah-olah memberi kode.
Levi yang paham maksud Eren menghela nafasnya, "Riven, apa ada soal yang tidak kau mengerti?" Tanya Levi membuat Riven tersentak dan mengangguk cepat.
"Mau ku bantu?" Tanya Levi lagi .
Riven kembali mengangguk dengan semangat dan segera pindah duduk di sisi Levi .
"He?~ nii-san iri ya~" goda Rien membuat rona di pipi Riven semakin pekat.
"Diam! Kerjakan saja soal mu." Ucap Riven tajam tapi malah disambut tawa oleh Rien .
Eren yang melihatnya hanya tersenyum .
Entahlah mungkin ini pesan Tuhan kepadanya untuk memberi Levi kesempatan.
To be continue.
Jangan amuk author pliss!!!!
Author tau author tidak menceritakan kejadian masalalu itu dengan lengkap dan jelas dan itu ada alasan nya.
Alasannya adalah:....
Author gak bisa bikin Eren menderita!!!!!!
Aku gak mau Eren tersakiti apa lagi kalou aku yang ngetik itu sendiri :'(
Khazero(oc) : lalu kalou gak suka liat Eren menderita atau disakiti kenapa suka baca cerita riren dengan genre hurt atau semacamnya?
Khazera(oc): iya Thor? Kenapa coba?
Yaa kan ceritanya seru! Lagi pula!
Setiap adegan hurt nya! Author skip tau!!!!
Khazero (oc): Yee si author..
Khazera (oc): kalou gini ceritanya malah aneh.
Ya .. mau bagaimana lagi.. author gak sanggup buat part dimana Eren tersakiti itu •́ ‿ ,•̀ .
Kembar khaze : au ah , serah author aja! Peminat cerita berkurang tau rasa loh!
Kalian sebagai asisten bukanya ngedoain yang baik ini malah yang buruk!
Liat aja nanti! Libur kalian akan aku tunda!
Kembar khaze: jangan!!!
*Gak denger* sekali lagi maaf Minna! Maaf tidak memuaskan kalian hontouni gomenesai!
Kembar khaze: libur kita jangan di tunda author!!
Oh iya maaf kan author yang gak pernah up tapi selalu baca cerita di wattpad. Dan memberi bintang atau semacamnya.
Author sedang krisis ide , dan satu-satunya untuk mendapatkan ide untuk melanjutkan menulis , author sering membaca cerita .. dan juga memperhatikan kehidupan di sekitar author.
Jadi maafkan author Minna san
Dan mungkin mulai kedepannya author tidak akan up 1minggu sekali lagi. Tapi author akan usahakan up 1minggu sekali.
Hontouni gomenesai!
Kembar khaze: oi author! Jangan tunda libur kita donk!!
*Gak denger gak peduli*
Kembar khaze: author!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top