10. Cemburu
Hai cerita ini kembali..
Selamat membaca... Jangan lupa vote dan koment nya ya... 😊😊😊🙏🙏
🍀🍀🍀
Oma dan Opa Bian memperhatikan wanita muda cantik yang dibawa Bian dan Bian mengatakan kalau wanita ini teman special bagi Bian. Karena penasaran Oma Evelyn mendekati Cinta yang terlihat ketakutan.
"Hei nona, kamu kenapa terlihat takut. Kami disini tidak akan menggigit atau memutilasimu." senyuman Oma Evelyn membuat Cinta sedikit tenang.
"Ayo duduk disini sama Oma. Kenalkan saya Oma Evelyn, Oma nya Bian."
Cinta mengangguk dan menyambut tangan Oma itu dengan senyuman.
"Saya Cinta Oma. Saya teman dan karyawan nya pak Bian." Oma Evelyn mengangguk dan mengajak Cinta duduk didekatnya. Sementara mama Bian dan papamya melihat wanita yang dibawa Bian dengan penuh selidik.
"Kalian yakin hanya teman?" pertanyaan tante Bianca membuat Bian menggelengkan kepalanya sementara yang lain menunggu jawaban dari Cinta.
"Benar bu, saya teman Pak Bian."
"Ckckck.. Jangan panggil saya Bu, panggil saja tante Bianca. Saya ibunya Bella dan Banu, kamu kenal mereka juga kan?"
Cinta mengenal Bella tapi tidak dengan yang namanya Banu. Bella yang melihat wajah Cinta tahu kebingungan Cinta.
"Banu adalah kakakku, dia lebih sering berkeliaran di udara dari pada didarat." Lelucon Bella membuat mereka semua tertawa, tapi Cinta hanya tersenyum, dia tidak mengerti maksud Bella.
"Maksud Bella adalah Banu itu seorang Pilot," papar Oma yang berada disebelah Cinta.
"Assalammualaikum." Seorang seorang pria yang sekarang memeluk Bian dan Brian bergantian menyita perhatian Cinta. Kenapa dikeluarga ini semua pria dan wanitanya tampan-tampan. Dan lihat pria yang baru saja bergabung dengan mereka ini, pria ini mempunyai tubuh lebih tinggi dari Brian dengan postur tubuh tegap juga berkulit bersih.
"Nah Cinta, ini Banu si pilot yang jarang sekali ada dirumah." Celetuk Oma Evelyn.
" Oma, kalau libur juga Banu pulang. Kita bisa kencan lagi." Banu menggoda Oma-nya dan suasana kembali ramai.
"Banu, aku masih belum tuli". Opa Anand Jayker menjewer telinga Banu, senyuman terbit diwajah Cinta melihat kerukunan dan keharmonisan keluarga besar Jayker ini. Dia ingin merasakan kehangatan keluarga seperti ini, tapi sayang dia tidak bisa merasakannya. Kedua orangtua-nya sudah tiada meninggalkannya seorang diri, dan dia hanya tahu kedua orang tuanya. Dia tidak pernah bertemu keluarga orang tuanya, karena memang kata ibunya kalau ibunya adalah anak tunggal.
Keluarga Bian adalah keluarga pengusaha yang cukup terkenal di Asia. Keluarga ini berdarah India sesuai dengan nama Jayker di keluarga mereka. Sedangkan Opa Anand adalah orang India dan ibunya adalah orang Indonesia. Kebetulan juga istrinya Oma Evelyn adalah orang Indonesia.Anak-anak mereka seperti Wisnu papa Brian, dan anak pertama mereka Adam Anand Jayker papa Bian menikah dengan wanita Indonesia. Ya meski mama Bian juga memiliki darah campuran Jerman tetap saja mama Anita adalah orang Indonesia.
Hanya tante Bianca mama Banu dan Bella yang menikah dengan keturunan Arab om Yash. Yang mulanya memang dijodohkan oleh Opa Anand, karena orang tua om Yash adalah rekan bisnis abadi keluarga mereka.
Setelah membaur selama dua jam dengan keluarga Bian, dan makan bersama. Cinta diajak Bian untuk berjalan-jalan dihalaman belakang rumahnya.
"Apa aku membuatmu marah kepadaku?" Cinta menggelangkan kepalanya. Dia berjalan disebelah Bian yang berjalan dengan kursi rodanya.
"Aku hanya merindukan kedua orang tuaku." Bian mengambil sebelah tangan Cinta dan melihat wajah Cinta. Cinta tersenyum kepada Bian, lalu dia duduk di kursi berwarna putih yang ada didekat mereka.
"Maafkan aku. Aku membuatmu mengingat kedua orang tua mu."
"Tidak masalah," kata Cinta kembali tersenyum. Suara air dari kolam ikan menemani mereka. Bian masih memegang tangan Cinta dan Cinta menerima itu dengan rasa nyaman. Hubungan mereka aneh memang, tanpa adanya ikatan Cinta mau saja dibawa kesemua keluarga besar Bian. Ya memang Bian mengatakan kalau Cinta adalah teman special Bian, tapi perlakuan Bian kepadanya bukan seperti seorang teman. Bian terlalu perhatian dan memberikan kenyamanan layaknya seorang pacar kepada Cinta yang hanya karyawan biasa ditempatnya kerja.
Hari larut malam dan Bian mengantarkan Cinta pulang dengan diantar supir mereka. Sebelum turun dari dalam mobil Bian sempat mencium tangan Cinta membuat Cinta kembali mengingat status mereka saat ini. Mungkin bagi Bian ini tidak masalah tapi Bagi Cinta yang menyukai Bian diam-diam selama ini, ini semua adalah masalah yang mengganggu kerja otak dan hatinya.
***
Siang yang cukup terik membuat Cinta sangat malas untuk makan dikantin bawah perusahaan mereka. Dia tidak membawa bekal karena tadinya akan pergi makan bersama Bian yang berjanji akan pergi makan bersamanya siang ini, tapi ternyata Bian pergi meeting dan belum kembali sampai jam makan siang. Pria itu memang mengirimkan pesan kalau dia sedikit terlambat. Tapi ini bukan sedikit lagi, ini sudah sangat terlambat. Dengan langkah yang sangat malas Cinta menyeret tubuhnya ke kantin, dia hari ini harus mengeluarkan budget lebih karena Bian.
"Cinta." Kevin memanggil Cinta dan wanita itu menoleh. Cinta memberikan senyumnya melihat Kevin yang mendekatinya.
"Mau makan?" Cinta mengangguk, lalu menunjuk Kevin.
"Bapak sedang apa? Mau makan ke kantin bawah juga?"
Kevin mengangguk lalu menarik tangan Cinta untuk segera pergi.
"Ayo bergegas, waktu yang kita punya hanya sekitar dua puluh menit lagi."
Cinta ikut berjalan tergesa-gesa. Mereka akhirnya memilih tempat paling dekat dengan pintu masuk kantin itu dan segera mengambil makanan yang mereka mau.
"Cinta sebenarnya ada yang ingin saya katakan sama kamu."
Cinta melihat wajah Kevin sambil dia mengunyah suapan pertama nasinya.
"Apa pak?"
"Masalah saya mendekati kamu itu saya minta maaf. Saya tidak tahu kalau kamu dan Mas Bian ada hubungan." Cinta menggelengkan kepalanya dan mulai berbicara tapi Kevin sudah lebih dulu lagi berbicara.
"Kado-kado dan bunga yang kamu terima sebenarnya juga bukan dari saya. Itu dari mas Bian. Saya minta maaf untuk itu,"
Nah untuk yang ini Cinta langsung diam dan terkejut. Kado yang selama ini dia pikir Kevin yang memberikannya ternyata adalah pemberian Bian. Darimana laki-laki itu tahu segala sesuatu yang dia inginkan.
Kalau Kevin mungkin karena dulu dia sempat bertanya kepada Renata teman kerja Cinta yang sangat dekat dengannya. Hal itu Cinta tahu dari Renata yang memberi tahunya. Sedangkan Bian? Tahu darimana lelaki itu.
Dia dan Bian hanya saling kenal baru dua bulan dan dekat juga baru satu bulan ini, Cinta mulai bingung. Bian tidak mungkin tahu semua keinginannya dari Renata, karena Renata sedang berada di kantor cabang Kalimantan.
Memang semua kado yang jumlahnya lumayan banyak itu berisi semua keinginan Cinta, dari mulai jam tangan hingga kelambu berwarna putih yang dia impikan untuk tempat tidurnya yang tak seberapa juga diberikan pria itu.
Lamunan Cinta tentang Kevin buyar saat Kevin menyentuh tangannya.
"Cinta maafkan saya. Saya hanya ingin menunjukan kalau aku menyukai kamu. Dan aku melakukan kebohongan itu, aku sungguh minta maaf."
Cinta tersenyum dan mengangguk.
"Oh, jadi ini yang kamu lakukan saat aku tidak ada. Aku sudah merasa bersalah sepanjang jalan untuk menemui kamu, tapi lihat kamu sedang bermesraan dengan pria lain."
Cinta dan Kevin menoleh bersamaan kearah suara itu dan melihat Bian yang duduk dikursi rodanya dengan satu pengawalnya. Bian melihat kearah tangan Cinta dan Kevin lalu Cinta langsung menarik tangannya.
"Mas Bian maaf, aku dan Cinta hanya____" Bian mengangkat satu tangannya membuat Kevin diam.
"Aku sudah melihat semuanya. Cinta ayo!"
Cinta buru-buru mengikuti Bian yang sudah pergi dengan kursi rodanya yang dia lajukan dengan cepat. Beberapa karyawan yang masih dikantin melihat lagi peristiwa langka itu dan menggosipkan Bian juga Cinta dan Kevin.
Kevin mengumpat karena kejadian ini. Sedang Bian dan Cinta bersitegang diruangan Bian.
"Apa kamu suka memperlakukan pria dengan manis seperti itu. Kau tahu Cinta aku bahkan menyuruh supirku menerobos lampu merah hanya agar kau tidak terlalu lama menunggu ku."
Cinta masih diam dan mendengarkan semua amarah Bian, dia menunduk dengan wajah yang datar.
"Sampai dikantor pun aku menyuruh semua orang mencarimu karena kamu tidak ada diruangan ataupun ruanganmu."
"Ternyata kamu malah asik berdua dengan pria yang menyukaimu sambil berpegangan tangan. Apa kau memikirkan perasaanku ha?"
Cinta terkejut dengan bentakan terakhir Bian. Dapat dia dengar kalau Bian menarik nafasnya dalam. "Aku lelah Cinta, kau tahu bagaimana aku melawan rasa takutku untuk dekat denganmu. Aku lelah terus memikirkan kemungkinan kalau apa yang aku lakukan akan membuat mu bahagia atau tidak."
Bian kembali menarik nafasnya dan menutup kedua matanya. Saat itulah Cinta berdiri dan melihat wajah Bian.
"Jika anda lelah maka hentikan. Saya bukan siapa-siapa sehingga anda harus memikirkan tentang kebahagiaan saya pak. Saya permisi, maaf karena membuat anda seperti ini."
Cinta keluar ruangan dengan Bian yang hanya bisa diam melihat wanita itu pergi. Bian mengarahkan kursi rodanya untuk melihat pemandangan diluar sana. Apa yang dikatakan Cinta benar-benar menghancurkannya, hentikan. Bagaimana bisa dia menghentikan perasaannya kepada wanita itu sekarang setelah Cinta merebut semua perhatiannya, setelah Cinta membuat hatinya bergetar setiap melihat wanita itu meski dari kejauhan. Bagaimana bisa dia menghentikan semua ini.
Bersambung....
Aku gak tau kalian suka atau enggak, tapi yang pasti aku berusaha membuat cerita ini agar dapat kalian suka seperti karya ku sebelumnya. 😍😍😍😍
Geer banget aku ya... 😂😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top