♡2
Hendrik sekarang berada di depan pintu sebuah kamar. Bimbang akan mengetuknya atau tidak.
"Ini gue kenapa jadi orang linglung sih, ketuk tinggal ketuk," batin Hendrik sembari mengacak-acak rambutnya. Perasaannya seperti ingin mengajak seorang anak gadis tapi gadis yang diajak punya bokap yang galak.
Baru saja tangannya ingin mengetuk pintu kayu bercat coklat sebelum akhirnya ponselnya bergetar meminta untuk diangkat.
"Halo?" Panggil Hendrik.
"Halo, sugeng enjing mas. Niki kula saking BCT badhe ngirim pesenanipun sampeyan."
(Halo selamat pagi pak, ini saya dari BCT mau mengantar paket anda)
"Oh nggih mas, posisine endi?" Hendrik pun turun untuk menjemput paketnya.
♡Love Talk ════
Ryujin memandang ponselnya yang mati akibat habis baterai. Hanya ini satu-satunya harta yang tersisa pada dirinya.
Dipandangnya jam dinding itu, jam menunjukkan pukul 7:42. Perutnya sudah lapar dan meminta untuk sarapan. Ingin rasanya Ryujin turun meminta sarapan, seperti hari-hari sebelumnya. Sarapan yang sudah disiapkan ibunya. Tapi kini beda, tidak ada ibunya disini.
Boleh saja jika dia turun meminta makanan, tapi rasanya sungkan. Pria itu sudah baik menolongnya dan memberikan tempat tinggal sementara.
"Haaaaah," suara helaan nafas mengudara diruangan persegi.
Krrkrrrk
30 menit sudah Ryujin menahan lapar disini dan sepertinya cacing-cacing perut Ryujin udah bakar ban di gedung lambungnya.
"Iya-iya ini cari makanan, aiish," diletakkan ponsel itu di nakas dan berjalan kepintu.
Saat membuka pintu, terlihat si pria penyelamat. Tangannya tergantung di udara, sepertinya ia ingin mengetuk pintu tapi keburu dibuka oleh Ryujin.
"Oh hi, are you awake?" Sapa pria itu.
"As you can see."
"Aku sudah membuatkanmu sarapan, ayo makan sama-sama."
Si rambut pendek itu mengangguk sebagai jawaban setuju. Mereka berdua jalan menuruni tangga dan sampai ke tujuan, meja makan.
Dua insan beda gender itu duduk berhadapan, dipisahkan oleh meja dan disaksikan dua nasi goreng di atas meja dengan uap panas melayang di atasnya tanda baru saja dimasak.
"Makanannya hanya ini aja, aku tidak tau apa yang biasa kau makan."
"This is more than enough, thanks."
Pria itu mengangguk lalu menyendokkan sesuap nasi goreng kemulutnya. Sedangkan Ryujin masih menatap piringnya.
"By the way, ini apa?" Tanya Ryujin yang heran.
"Oh this is nasi goreng," jawabnya sambil menunjuk nasi goreng itu menggunakan sendok yang dia pegang.
"Nasi goreng?"
"Fried rice."
Mulut Ryujin membulat lalu mengangguk, "ini mirip Kimchi bokkeumbap,"
"Are you Korean?"
"Emm," jawabnya sembari mengangguk, "aku pikir kau tidak tahu asalku, pertama bertemu kau menggunakan bahasa Indonesia."
"Yaa aku pikir kamu orang Indonesia, agak mirip orang lokal," pria itu mengusap lehernya.
"Nenekku orang Indonesia," kata Ryujin sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.
"Oh ya? Berarti kau kesini untuk mengunjungi nenekmu?"
"Iya," Ryujin tersenyum pahit mengingat tujuan awalnya malah berujung begini.
"Kau sendirian? Tidak bersama orang tuamu?" Tanya pria itu sambil makan.
Mendengar dua kata terakhir dari mulut pria itu berhasil membuat dirinya mematung.
"Ada apa?" Si pria menotice Ryujin yang tiba-tiba diam tidak jadi memasukkan makanannya ke mulut.
"Haah, aku mengunjungi nenekku karna sedang kabur dari rumah."
"Kau kabur, kenapa?"
"Orang tuaku menjodohkan aku dengan pria yang tidak aku sukai, dengan modal alamat rumah nenek dan beberapa uang aku kabur kesini."
"Kenapa tidak bilang saja kalau kau tidak ingin dijodohkan?"
"Masalah bisnis, tidak bisa di ganggu gugat."
Pria itu hanya mengangguk ngerti saja. Dia tidak tahu harus menjawab aja. Biarkan itu akan menjadi masalah mereka, dia hanya jadi penolong disini.
Keheningan pun menyelimuti mereka, hanya terdengar suara sendok dan piring yang beradu. Mereka berdua melanjutkan sesi makan yang terjeda tadi.
"By the way, siapa namamu?" Tanya pria itu setelah makan mereka selesai.
"My name is Ryujin, Shin Ryujin. How about you?" Jawab Ryujin setelah mengelap mulutnya menggunakan tisu.
"My name is Hendrik Chandra, you can call me Hendrik."
"Hen what?" Kata Ryujin yang sepertinya kesusahan memanggil namanya.
"Hendrik. H E N D R I K."
"Terlalu susah, ku panggil Chan saja."
"Okayy, up to you,"
"So, step one kita harus membuat laporan ke kepolisian dulu buat dapat dasar hukum dan bisa mengganti paspor sama kartu kreditmu," lanjut Hendrik serius.
"Sekarang?"
"Iya, biar tidak ada penyalah gunaan."
"Tapi aku belum mandi."
Hendrik memindai gadis itu dari atas sampai kebawah, kenapa masih cantik? Hendrik kira Ryujin sudah mandi.
"Ya sudah aku tunggu."
"Okayy."
Ryujin pun kembali naik ke atas untuk berbenah diri. Selagi Ryujin bersiap-siap, Hendrik membuka paket yang diantarkan oleh kurir tadi. Isinya adalah bahan kain yang akan dijadikan baju.
Iyaa, Hendrik membuka sebuah bisnis fashion dirumahnya. Hendrik terinspirasi oleh Ivan Gunawan, eh enggak. Hendrik hanya tertarik saja pada kain-kain itu. Jika di izinkan Hendrik mau jadi designer terkenal.
Setelah membuang-buang waktu unboxing paketnya, Hendrik melihat Ryujin baru saja turun dari tangga.
"Sudah?" Tanya Hendrik.
"he'em," Ryujin mengangguk.
"Okay," Hendrik pun mengambil kunci mobil yang tergantung tudak jauh darinya. Mereka berdua pun keluar menuju mobil yg dipakirkan.
"May I ask you something?" Tanya gadis Korea itu.
"Of course, what?"
"Baju siapa yang aku kenakan?" Wajar saja jika Ryujin bertanya seperti ini. Dilihat-lihat Hendrik pria lajang, jika beristri gak mungkin akan mengizinkan Ryujin menginap disini.
"Oh itu punya mama ku," jawab Hendrik enteng lalu masuk kedalam mobilnya.
Tunggu, ada yang mengganjal bagi Ryujin. Ini Hendrik yang setirkan? Tapi kenapa dia yang di kursi penumpang?
"Kau tidak ingin naik?" Kepala Hendrik nyembul dari jendela mobil.
"Oh iya," tanpa sengaja Ryujin mengeluarkan bahasa Koreanya.
"Aku tau kau pasti bingung karna setirnya ada di sebelah kanan kan," sahut Hendrik saat Ryujin sudah masuk ke mobil.
"Ah iya, kenapa?"
"Aku pun tak tau lah," Hendrik mengedikkan bahunya, "sudah ayo kita berangkat."
"Let's go!"
━━━
-ntah kenapa ini cerita kayak cerita anak jaksel pliss ಥ ಥ
-btw ini cerita terinspirasi dari novel warm snowfall sama drakor fashion king.
[Edited on date 31-03-21]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top