「💍」- O1
Sang gadis tidak percaya dengan keputusan dari kedua orangtuanya itu. Padahal pacarnya adalah orang yang baik, bagaimana bisa orangtuanya tidak mengizinkan mereka berdua untuk menikah?
"Tapi kaa-san, Tsuchan adalah orang yang baik, kaa-san tau bukan?" Gadis itu, (Name), mulai berkata agar kedua orangtuanya merestui mereka berdua.
"(Name), ini untuk kebaikan mu. Kau tidak boleh menikahinya," ucap sang ayah. (Name) mulai berpikir, jika ini untuk kebaikannya seharusnya kedua orangtuanya itu merestui hubungan mereka berdua.
Jika mereka ingin anak gadis mereka ini bahagia.
"Tapi otou-san-"
"Tidak ada tapi tapi-an (Name). Otou-san pernah liat pacar mu ini tidak sesuai dengan tipe menantu otou-san dan okaa-san!" Perkataan dari ayahnya membuat (Name) terdiam. Seharusnya ia tidak melawan kedua orangtuanya, tetapi apa boleh buat. Yang sekarang ia inginkan bukanlah seorang laki-laki yang sudah kedua orangtuanya siapkan untuknya.
Bilang saja jika (Name) ini ingin dijodohkan, ia sangat tidak ingin dijodohkan. Ia sudah memiliki orang yang sudah ia pilih sebagai pasangan hidup sematinya.
Tapi untuk saat ini yang bisa (Name) perbuat adalah mengikuti keinginan kedua orangtuanya.
"Baiklah."
***
(Name) pergi berjalan menuju tempat yang sudah ia janji dengan pacarnya itu dengan perasaan yang sedih tidak seperti biasanya.
Ia melihat Sang pacar yang sedang duduk di bangku taman sembari memakan permen yang ia bawa.
(Name) menemuinya secara diam-diam, ia berkata kepada kedua orangtuanya jika ia ingin membeli sebuah buku.
"One-sama, kau sudah datang ternyata." Laki-laki itu, Suou Tsukasa, menyadari keberadaan (Name) dan berjalan mendekatinya.
Tsukasa merubah raut wajahnya menjadi raut wajah yang kebingungan. Ia bingung kenapa (Name) menjadi lemas dan terlihat sedih ini.
'Tidak seperti biasanya.'
"One-sama-"
"Suou, ayo kita kabur." Tsukasa kebingungan dengan perkataan dari (Name).
"Kabur? Kabur kemana?"
"Aku telah dijodohkan dan yang harus kita lakukan adalah lari dan tinggal di tempat dimana kita bisa berdua.." jelas (Name) menatap serius ke arah Tsukasa.
"Ah.. Souka. Tenang saja, jangan takut." Tsukasa berkata sembari tersenyum lembut ke arah (Name).
"Eh?"
"Kita tidak perlu kabur."
"Apa? Apa kau ingin membiarkan ku untuk berjodoh? Tolong jangan tinggalkan aku-"
"It's not like that, kita bisa menyelesaikannya tanpa perlu kabur kau tahu," ucap Tsukasa mengelus surai (h/c) (Name).
"Tunggu saja."
"Uhm, aku akan menunggu." Kedua tersenyum lembut satu sama lain di malam musim dingin yang gelap dan dingin.
Sejak hari itu (Name) selalu menunggu. Ia tak sabar mengenakan gaun putih saat pernikahan mereka.
Ia terlalu berharap.
(Name) selalu berfantasi dengan pikirannya, betapa bahagianya saat ia dengan Tsukasa membangun sebuah rumah tangga.
Itu membuat (Name) yang pekerjaannya adalah seorang novelis tidak fokus saat membuat ceritanya.
Sudah berbulan-bulan sejak hari itu, ia tetap menunggu. Tapi ia sama sekali tidak bertemu dengan Tsukasa sejak hari itu.
Romeo, save me, I've been feeling so alone
Ia kesepian. Ia sangat merindukan Tsukasa.
Saat ini (Name) sedang duduk di bangku taman tempat ia dan Tsukasa terakhir bertemu.
"Aku kesepian, Tsuchan... Apa jangan jangan kau meninggalkan ku?.." Keyakinan (Name) kepada Tsukasa mulai menghilang.
Setetes air mata keluar dari iris mata (Name) yang indah. Ia lelah menunggu tetapi Tsukasa tidak pernah datang.
I keep waiting for you, but you never come
Sepertinya ia harus menikahi seorang pria yang sudah disiapkan oleh orangtuanya.
Is this in my head? I don't know what to think
Ia masih menangis dalam diam. Untung saja taman itu sedang sepi, dan juga malam ini tidak terlalu dingin tetapi (Name) tetap harus memakai pakaian yang hangat.
Tiba-tiba suara seorang pria yang ia tunggu sedaritadi membuatnya terkejut, (Name) yang tadinya menunduk langsung saja mendongakkan kepalanya.
He knelt to the ground and pulled out a ring
Ia melihat Tsukasa yang berlutut ke arahnya lalu mengeluarkan sebuah cincin indah.
And said
"Marry me, (Name). Kau tidak perlu kesepian lagi, kau akan mengenakan gaun putih yang selalu kau impikan." (Name) menatap Tsukasa dengan tatapan tidak percaya.
"B-bagaimana dengan-"
"Aku sudah berbicara dengan mereka." Seakan-akan ia sudah tau apa yang ada dipikiran (Name). Ia langsung menjawab pertanyaan dari (Name) sebelum gadis itu menyelesaikannya.
"Baby, just say yes."
"Y-yes," ucap (Name). Tsukasa pun tersenyum dan memasangkan cincin di jari manis (Name).
"Tsuchan.." (Name) terharu, ia tidak bisa membendung air matanya lagi, semuanya menetes, mengalir melalui wajahnya yang cantik.
"Sudah jangan nangis." Tsukasa membantu (Name) untuk mengelap air matanya dengan sapu tangan yang ia miliki.
We were both young when I first saw young
End
706 words
27/2/2022
-Eli
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top