7

"gue jadian sama Qearin"

4 kata itu berhasil buat temen-temen gue pada diem, terutama Frazia dan Narsyila.

"Anjirrr...serius Lo bangsad!!" Pekik Arkan, mungkin dia gak percaya sama omongan Alvino.

"Serius! Kita jadian, dan semoga walaupun gue pacaran sama Qearin, kita tetap kaya sama kaya biasanya" ucap vino.

"Emang bener Qea?" Nantasya menyenggol bahu gue, gue menoleh ke samping dan mengangguk.

"Iya" jawab gue santai.

Srek..

Suara kursi yang di geser terdengar.

Frazia memilih pergi ninggalin kita semua.

"Selamat lah kalo gitu, tapi ntar kalo Lo pada putus, jangan musuh-musuh yeee..gak enak ntar" ucap Athala.

Gue sama Alvino ngangguk.

"Insyaallah" ucap gue dan Alvino.
.

"Syil, Lo marah sama gue?" Tanya gue pada Narsyila

Narsyila tetep diem.
Sementara Nantasya cuma memperhatikan interaksi gue sama Narsyila.

Dari tadi, semenjak Alvino nyatain status gue sama dia, Narsyila jadi diem sama gue, gak mau ngomong sama gue.

Gue tau kalo Narsyila marah.

Secara gue sahabat terdekatnya, sahabat baiknya, tapi gue nikung dia

"Qearin, Lo di panggil sama Bu Gultom" seru temen sekelas gue, namanya Rafika.

"Ngapain?" Tanya gue.

Dia mengedikkan bahunya.
"Gue gak tau" ucapnya, setelah itu dia duduk di bangkunya.

Gue menghela nafas lalu berdiri

"Intinya gue minta maaf, gue tau lo marah sama gue, terserah Lo mau bilang apa ke gue!"

Setelah ngomong gitu gue langsung pergi untuk nemuin wali kelas.

.
°°

"Gak nyangka ya? Sahabat yang katanya lebih mentingkan persahabatan tapi nyatanya malah dia yang Nikung"

Baru masuk kelas aja gue udah di Cibirin sama Frazia

Gue diem aja, gue lebih milih duduk di bangku.

"Itu yang Lo bilang sahabat terbaik Lo Syil? Sahabat terbaik kok kelakuannya gitu, Nikung"

Sabar Qearin sabar...

Gue mejemin mata gue sambil menghela nafas, nahan emosi

Kalo emosi makin ribet urusannya

"Terserah" ucap gue, lalu gue memperhatikan guru yang lagi jelasin materi di depan.

🌳

"Qearin, pulang yuk!"

Gue mendongak melihat Alvin yang udah berdiri di depan gue

Dia nyamperin ke meja gue.

"Sabar.." ucap gue, selesai beresin barang-barang yang ada di meja ke tas, gue berdiri.

"Yaudah ayo" ajak gue.

"Guys, kita pulang Luan" ucap gue ke yang lain.

Yang ngerespon cuma cowok-cowok dan Narsyila.

Huftt..

Ini yang harus Lo ambil resikonya Qearin.

.

Di sepanjang perjalanan gue sama vino diem, gak ada yang berani buka suara.

"Ng..Qea, Lo sama yang lain ada masalah?" Tanya nya.

Setelah sekian lama nih suasana garing, akhirnya Alvino buka suara..

Gue menoleh ke dia dan mengangguk.

"Siapa yang gak kesel kalo ternyata sahabat lo, Nikung diri Lo?" Ucap gue santai

Alvin tersenyum getir

"Emang ini semua salah gue, awalnya gue suka sama Narsyila, tapi lambat laun hati gue berpindah ke elo"  ucapnya.

"Dan sebelum ke gue, hati Lo udah berpindah ke Frazia" ucap gue kemudian tersenyum getir

Dia diam.

"Lo nangis dek?"

Gue kaget, itu suara Abang gue, langsung aja gue ngapus air mata gue.

Gue nangis, karena banyaknya masalah yang harus gue hadapi, apalagi kalo soal persahabatan, gue paling sensitif tentang persahabatan.

Bang alvan tiba tiba aja masuk ke kamar gue.

Salah gue juga sih
Eamng gue itu paling sering lupa untuk ngunci pintu kamar.

Ini lagi, Abang gue kok cepet banget pulangnya?

"Gak nangis kok, Lo kenapa cepet pulang?" Tanya Gue.

Bang alvan cemberut

"Pulang lama salah, pulang cepat juga salah perasaan" sungutnya.

"Ya gak salah sih..cuma heran aja" ucap gue.

Posisi gue ini lagi duduk di ranjang, berhadapan sama kak alvan.

"Gapapa, kerjaan kakak di kantor cuma sedikit kok"

Gue ngangguk tanda mengerti

"Abang Baawa KFC, mau gak?" Tanya nya.

Ow

Wohhh..nawarkan ayam kok sama gue , ya jelas mau lahhh..

"MAU DONGGG" seru gue.

Dia terkikik.
"Yaudah ayo turun ke bawah, kita makan" ucap bang alvan, setelah itu Bang alvan berdiri dengan dia yang juga bantu gue untuk berdiri.

Dan kami pun menuju ruang makan dengan berangkulan

Setidaknya masih ada Abang Gue yang bisa ngibur gue.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top