25
Angga terus menerus menatap kalung yang akan di berikan pada Qian sebagai hadiah ulang tahunnya.
Dia gak sabar banget!
"Semoga Lo suka Qian" gumam Angga.
Tak lama bel istirahat terdengar membuat Angga bersemangat.
Dia langsung ngacir keluar untuk memberikan kalung itu kepada Qian.
Tapi baru sampai tikungan menuju kelas Qian, sudah ada Varka.
Varka tampak memberikan sesuatu kepada Qian membuat Angga sedikit kecewa.
"Yahh Ternyata Varka udah duluan ngasih kado, yaudah lah! Gak papa, mendingan gue Simpen" gumam Angga sambil tersenyum senang.
Sebenernya Angga hanya berusaha untuk menguatkan hatinya Sendiri.
Angga sadar, ini semua keputusan nya! Keputusannya untuk melepas Qian.
"Apa nih?" Tanya Qian.
"Hadiah" jawab Varka .
"Untuk apa?" Tanya nya.
Varka berdecak
"Hadiah ulang tahun" jawabnya.
Qian membulatkan matanya.
Owh iya! Dia hari ini ultah! Kenapa dia gak ingat sihh??
"Lupa gue!!" Pekiknya histeris.
"Kebiasaan!" Ketus Varka.
Qian mencebik.
"Yaa namanya gue pelupa" kilah Qian.
"Tapi makasih ya, udah inget" ucap Qian sambil tersenyum.
Varka mengangguk lalu mengacak pelan rambut Qian.
"Sama-sama, aku pergi! Mau latihan" ucap Varka.
Qian mengangguk lalu varka pergi.
"Gue ultah, Si Angga Monyet inget gak ya??" Pikir Qian.
Ahh sudahlah, dia gak mau terlalu berharap.
Angga hanya teman baru saja!
Gak mungkin ngasih hadiah.
••
"Lo gak ngucapin selamat ulang tahun untuk Qian?" Tanya Athala.
"Ngapain? Udah banyak yang ngucapin ke dia" jawab Angga berusaha acuh.
Dia kembali menikmati baksonya
Angga dan Athala saat ini berada di kantin sekolah.
Semenjak makan-makan waktu itu, Angga dan Athala Jadi dekat karena mereka merasa senasib.
"Ya kan Lo temennya, yang paling dia harapkan itu ucapan dari temen-temen nya kali" ucap Athala.
"Nanti-nanti deh itu, Gue sibuk! Biasalahh, artis kan gitu" ucap Angga songong.
Athala mencibir
"Anjing kritis mungkin" gumam nya lalu melanjut kan makannya.
.
"Nanti malam kita makan-makan di restoran dekat rumah gue ya? Gue yang traktir" ucap Qian.
"Wehh!! Boleh tuh!" Seru Arkan merasa senang.
Jarang-jarang di traktir Qian, biasanya dia yang menrakrtir Qian.
"Okelah, jam berapa?" Tanya Narayya.
"Jam 8 aja, oke?!"
"Okee!!"
••
"Lo beneran gak bisa datang?" Tanya Qian pada Varka melalui hp nya.
"Enggak, maaf!"
Qian mendesah kecewa.
Padahal yang dia harapkan semua berkumpul, apalagi Varka pacarnya
Dia berharap Varka ada.
Tapi nyatanya Varka gak bisa datang, katanya eyang Varka sakit, jadi Varka yang merawat eyangnya.
"Yaudah gapapa, titip salam sama eyang" ucap Qian.
"Iya"
Setelah itu sambungan telfon dimatikan.
"Udah! Jangan lusuh gitu dongg! Gak ada Varka kan ada kitaa, apalagi ada gue yang imut-imut ini" ucap Nantasnya pede.
"Pede bener" cibir Afif.
Nantasnya tertawa Pepsodent.
Qian tersenyum.
"Iyaa" ucapnya.
"Heh! Angga! Mana kado untuk gue? Masa Lo gak ngasih sih?!" Ucap Qian kesal.
"Bukan gak mau ngasih, gue takut Lo gak mau Nerima" jawab Varka Santai.
"Kenapa gue harus gak terima?? Ada-ada aja Lo!"
"Tau! Ada-ada aja Lo!" Timpal frazia.
"Kalian mah gitu! Main keroyokan! Nih kado buat Lo!" Angga menyodorkan kotak kecil yang terbungkus kado kehadapan Qian.
"Makasihhh!! Gitu donggg" seru nya.
"Iyee-iyee" ucap Angga malas.
"Yaudah!.lanjut makan gihh!" Nantasnya berseru lagi.
Semua mengangguk lalu makan
Tapi enggak untuk Angga, dia diam sebentar memikirkan sesuatu.
"Setau gue, Varka gak punya eyang? Eyang nya udah meninggal"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top