17
"adohh mati guee..." Pekik Qearin.
Frazia، Nantasya, dan juga Narsyila sama-sama menoleh ke Qearin dengan pandangan heran.
"Masih pagi, gausah gila!" Ketus Frazia.
Qearin memutar bola matanya.
"Udah-udah, Lo kenapa rupanya?" Tanya Nantasya.
"Gue belom siap PR sir Armin. Gimana nih?" Pekik Qearin frustasi.
"Ya tinggal ngerjain aja kok" cibir Nantasya.
"Liat buku Lo dong Syil, capek mata gue kalo harus liat buku cetak" punya Qearin .
"Hish! Kalo elo dah, kebiasaan" cibir Narsyila, tapi dia tetap mengeluarkan buku catatannya dan memberikan pada Qearin.
"Makasih Narsyila, baik banget" ucap Qearin.
Kalo ada perlunya aja, si Qearin muji orang, kalo enggak hooo yaudah, di acuhkan nya.
11,12 sama Nantasya.
Tapi Nantasya yang paling-paling TOP kalo soal memuji, kalo ada butuh nya tapi.
Lalu Qearin pun mengerjakan catatan B Inggris.
..
"Udah siap catatan Lo Qea?" Tanya Narsyila.
Qearin yang tadinya lagi tiduran karena guru lagi keluar, sekarang menoleh ke Narsyila
Dia menggelengkan kepalanya.
"Belom, capek banget" eluh nya.
"CK! Kerjain Qea, gak dapat nilai baru tau Lo" desis Narsyila.
Qearin menggeleng.
"Kaga lah, capek, gue mau modom" ucap Qearin, lalu dia kembali melanjutkan tidurnya.
...
Qearin bangun pas waktunya udah istirahat.
"Nghh"
Qearin mengucek matanya, di lihatnya kesebelahnya, gak ada Nantasya, pasti ke kantin
Di lihat kebelakang, ada Narsyila.
"Lah? Syil? Lo kok gak ke kantin?" Tapi ya Qearin.
Narsyila berdecak.
"Gimana gue mau ke kantin kalo gue lagi ngerjain tugas Lo?!" Omel Narsyila.
Qearin melihat ke buku yang sedang di tulis Narsyila.
Iya, itu bukunya..
Uhh Qearin jadi terhura liatnya.
"Uuhhh baik banget sihhh" pekik Qearin, dia menangkupkan kedua tangan di pipinya.
"Ia lah! Biar elo gak di hukum, gak sabar gue liat elo yang dari tadi nulis gak selesai-selesai" cerocos Narsyila.
Narsyila emang gak mau sampe Qearin di hukum lagi, udah terlalu sering Qearin kena hukum, dan itu berimbas pada nilai-nilai Qearin
"Iyaa maaf" ucap Qearin .
...
Qearin lagi asik mainin handphone, sementara Narsyila masih nyat catatan Qearin yang belum selesai.
"Qea, bukannya elo yang ngerjain kok malah syila sih?" Marah Alvino.
Qearin, Narsyila, Nantasya dan Frazia sama-sama menoleh ke sumber suara.
Terlibat Alvino yang sedang menahan marah, ntah kenapa Alvino gak suka Narsyila di buat susah, walaupun itu di buat Qearin yang notabenya adalah pacarnya sendiri
Qearin melihat Alvino santai.
"Lah?, Kenapa?" Ucap Qearin
Sengaja Qearin, udah tau dia kalo dari tadi si Alvino geram liat dia, pasalnya Qearin main hp, Narsyila yang nulis.
Pengen aja gitu liat reaksi Alvino, dan see? Alvino ngebentak Qearin, itu malah jadi poin untuk Qearin.
"GAK BOLEH GITU! LO GAK BOLEH SEENAKNYA QEA!!"
Dua kali.
Catet!!
Dua kali Alvino bentak Qearin hari ini.
Oke...
Gapapa..
"Yaudah sih, gausah ngeggas" ucap Qearin.
Alvino menghela nafas, percuma dia marah, Qearin gak bakalan dengerin..
"Narsyila, gausah di kerjain! Biarin aja" ucap Alvino lembut ke Narsyila.
Frazia yang liat itu merasa aneh, pasalnya dia gak merasa apa-apa, kaya yaa gitu.. biasa aja.
Padahal kan sebelum-sebelumnya nya Frazia paling gak suka kalo Narsyila dekat-dekat sama Alvino.
Apa ini karena..dia?
"Gapapa Vin, ini tinggal dikit lagi Kok" ucap Narsyila.
Alvino menggeleng.
"Gak syil!" Tegas Alvino.
"Udah syil, gue aja,tinggal dikit lagi itu, makasih ya" ucap Qearin, dia mengambil buku serta pulpen yang tadi Narsyila pegang.
"Ikut gue ke kantin, Lo kan belom makan" ucap Alvino, Alvino menarik tangan Narsyila pergi.
Qearin memandang mereka berdua seraya tersenyum miring.
"Bahkan dia udah lupa sama gue..."
°°
"Oi..cewek...Abang godain mau yaa"
Huftt... Qearin hapal sama suara itu.
Angga.
Tapi ya kok, Qearin bingung deh, kenapa di setiap dirinya ada di suatu tempat,pasti ada Angga disitu.
"Sorry ya! Gue bukan cabe ceban!" Desisnya.
Angga yang tadinya duduk sekarang berdiri mendekati Qearin sambil tersenyum.
"Hehehe... iya-iya tau gue.." ucap Angga
"Makan bareng gue yok! Udah gue pesenin, kurang baik apa coba gue sebagai calon pacar Lo" goda Angga.
Qearin hanya mendengus, tanpa mempedulikan Angga, dia melangkah kan kakinya menuju meja yang tadi ada Angga disana.
"Gue di kacangin" cebik Angga, lalu dia menyusul Qearin
"Bakso?" Tanya Qearin, Angga mengangguk.
"Kenapa? Lo gak suka ya? Biar gue pesenin yang lain" Angga udah bersiap-siap untuk mesen tapi Qearin cegat.
"Gausah, gue suka.. cuma nanya aja tadi" ucap Qearin.
Alhamdulillah...
Kirain Angga tadi Qearin gak suka.
"Makasih" ucap Qearin disertai senyuman manisnya membuat Angga terdiam kaku.
Jarang-jarang Qearin senyum sama kaya gini.
"Gue gabung" ucap seseorang yang kini telah duduk di samping Angga.
Varka.
Dia datang secara tiba-tiba.
"Ngerusak moment aja Lo!" Cibir Angga pelan.
"Yang nyuruh Lo disini siapa?! Gak ada yang ijini juga!" Ketus Angga.
"Punya Lo? Ini fasilitas umum, gue bayar sekolah!" Kata Varka.
Qearin berdecak, mau makan aja kok banyak yang ganggu sih
"Diem! Gue mau makan!" Ketusnya.
Lalu kedua laki-laki itu hanya bisa terdiam dan saling memandang dengan pandangan permusuhan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top