13

"SINI LO!!" Gue langsung menarik tangan Varka ketika melihat Varka ingin masuk ke kelasnya.

Pertamanya dia heran, tapi kemudian dia ikut tanpa berontak.

"Kenapa?" Tanya nya dengan bersedekap dada.

"Maksud Lo apa, ngancem sahabat gue semalam?!" Tanya gue sangar.

Dia menggernyit, kemungkinan lagi mikir

"Owh, gapapa, pengen aja" jawab nya santai yang semakin buat gue naik pitam

"Gue gak suka ya! Lo ngancem-ngancem orang! Apalagi itu sahabat gue!!" Teriak gue marah.

Dia ngangguk.

"Kalo gue gak ngancem temen Lo, gue gak bisa pulang bareng Lo!" Katanya, setelah itu dia melangkah kakinya melenggang pergi.

Tapi sebelum dia menjauh, dia berbalik lagi dan mengatakan sesuatu yang membuat gue makin marah sama dia!

"Emang Lo gak suka sama tingkah gue, tapi yang pantas Lo sukain itu Gue!" Ucapnya disertai senyuman miringnya, setelah itu dia pergi hingga gak terlihat lagi di pandangan gue.

"Sialan!" Maki gue.

"Ooppp...gak boleh maki-maki sayang, gak baik, cewek gak boleh ngomong kasar!" Kata cowok yang memang sering banget buat gue kesel setengah mampus.

Siapa lagi kalau bukan Angga? Ntah dari mana dan kapan, dia tiba-tiba aja udah ada di belakang gue.

Gue memasang wajah sangar gue ke dia, mana tau dia takut terus gak garain gue lagi.

" Bukan urusan Lo!" Ketus gue dengan penuh penekanan.

"UTUH-UTUHHH... imutnya kalo lagi marah.. pengen ngarungi deh, terus bawa pulang ke rumah!" Ucapnya sambil mencubit kedua pipi gue.

"Aduhhhh...sakittt" pekik gue lalu gue menepis tangan Angga.

"Gila ya Lo! Pipi gue sampe merah gini! Kalo nyubit itu pake perasaan!" Ketus gue.

"Gak mau ah, perasaan gue kan cuma untuk Lo, gak mau gue bagi ke siapa-siapa, apalagi ke pipi Lo" katanya santai, tangannya dia silangkan ke belakang.

Kayaknya ini anak baru masuk, terbukti dari tas dia yang masih ada di punggungnya.

Padahal ini udah jam 9.30 dan waktunya istirahat, tapi dia?

"Lo baru datang?" Tanya gue kerena penasaran.

Dia ngangguk dengan santai.

"Yoi.." jawab nya.

Gue mendelik.

"Gila?! Ini jam berapa? Dan elo? Baru datang??" Pekik gue.

"Ssstt...Jan heboh bener lahhh..udah biasa gue mah" ucapnya.

Gue berdecak

"CK! Males ngeladenin cowok kaya Lo!" Dengus gue, kemudian gue pergi ninggalin dia.

"SAYANG, NTAR ISTIRAHAT KEDUA MAMAM BARENG GUE YAA" teriaknya.

Gue gak menghiraukan dia, gue terus jalan!

....

"Abis dari mana?" Tanya Alvino.

Gue udah bergabung bersama sahabat-sahabat gue.

"Owh itu, biasaaaa, ada urusan Marching" jawab gue ketika gue udah duduk di bangku gue.

Alvino mengangguk.

"Kayaknya sekarang kadar pecicilan Lo semakin bertambah yakan? Jarang banget gue liat Lo diem di kelas" ucap Athala.

Gue mendengus.
"Muak di kelas terus" jawab gue.

"Helehhh" cibir nya.

"Lo ikut nanti malam Qea?" Tanya Nantasya.

"Kemana?" Tanya gue.

"Ke kebun binatang!" Ketus nya.

"Lah? Emang ada kebun binatang buka malam-malam?" Tanya gue polos.

"Ya enggak lah Qearin...aduhh gimana sih loo??" Gemas Nantasya ke gue, saking gemesnya sama gue, dia sampe nggaruk kepalanya

"Ya jadi?" Tanya gue.

"Rumah hantu" jawab Frazia.

Gue ngangguk dan membentuk bibir gue bulat.

"Owhh, jelas ikut laahh...suka Banget gue" ucap gue semangat.

"Halahhh... Disini aja yang SEMANGAT, ntar sampe sana ketakutan" cibir Arkan.

Gue mencebik.
Dasar si Arkan ini, buka kartu banget!

"Tenang, ada gue kok" ucap Alvino, dia mengelus rambut gue.

Gue diem tanpa menepis tangan Alvino di kepala gue, karena apa? Karena ada Frazia, dengan begitu dia bisa cemburu.

Paling suka gue buat Frazia cemburu.

"Oke..." Ucap gue.

"QEARINNNN....SAYANGGG" teriak Angga di depan pintu kelas gue

Gue menoleh sekilas ke pintu.

Haduh! Pake teriak-teriak lagi, sampe satu kelas gue pada nengok ke gue.

Apalagi Alvino, mata dia kaya udah ngeluarin laser waktu natap ke Angga.

"Apa maksud Lo manggil-manggil pacar gue sayang?!" Ucap Alvino yang gak enak di denger telinga, keras banget suaranya

Gue membenamkan wajah gue pada lipatan tangan gue, terserah mereka lah mau apa.

"Loh? Masalah?" Ucap Angga meremehkan.

"Salah! Dia pacar gue! Dengan seenak nya Lo manggil dia sayang, udah gitu Lo ajak ke kantin! Mau jadi perebut pacar orang Lo?!" Senggak Alvino

Helehhh...pacar yang gak gue anggap yang iyanya!

"Qearin, Alvino berantem tuh" ucap Narsyila, dia menepuk pundak gue.

Gue kembali duduk tegak.

"Biarin lah" acuh gue.

"Qea. ..ntar kalo mereka baku hantam gimana? Kan kasian Alvino luka" cicit Narsyila.

"Ha? Apa syil?" Tanya gue memastikan, seolah-olah gak tau apa yang di bilang sama Narsyila pada kata terakhirnya.

"Eh? En... enggak, udah, Lo pisahin Gih! Ntar kelas jadi rame" titah nya yang gue angguki dengan malas.

"CK! Iya-iya" ucap gue.

Lalu gue berjalan dengan malas mendekati mereka berdua yang masih berdebat.

"Berantem teeeerrooossszz... Pake Z!" Desis gue.

Mereka berdua sama-sama noleh ke gue.

"Qearin, ayo ke kantin" ucap Angga.

"Gak! Gue bilang gak ya enggak Qea!" Tekan Alvino.

Gue menghela nafas.

"Denger? Pacar gue udah bilang gak boleh, jadi ya gak boleh" ucap gue santai, lalu gue berjalan kembali ke bangku gue.

"Puas?" Ucap Alvino seraya  tertawa meremehkan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top