12.

Hoammm..
Gue menguap rasanya ngantuk nungguin Narsyila piket kelas, padahal udah gue ajak bolos piket loh tadi, dia aja yang emang kerajinan jadi temen!

"Syil, masih lama kaga sih? Sumpah! Ngantuk berat ini guee" rengek gue.

Narsyila yang lagi nyapu noleh ke gue.

"Sabar, Lo kalo mau tidur, tidur aja dulu disitu, ntar kalo udah siap gue bangunin" kata Narsyila, dia kembali melanjutkan aksi nya menyapu kelas.

Huftt..
Ya sudahlah, akhirnya gue membenamkan kepala gue pada lipatan tangan gue yang ada di meja.

*

Gue duduk dengan posisi tegap, melihat ke kanan dan kiri.

Gue menggaruk leher gue, kaya udah lama banget gue tidur nya?

Owh iya, Narsyila mana ya?

"Udah puas tidur nya?" Ucap seseorang, gue langsung noleh ke sumber suara, di pintu, Varka nyender sambil bersedekap dada

Lah lahhh?? Kok dia bisa disini?
Bisa aja sih sebenernya, ini kan sekolah dia juga

"Narsyila mana?" Tanya gue celingukan.

Varka berjalan mendekat ke meja gue sambil bersedekap dada.

"Udah gue suruh pulang!" Jawabnya yang membuat gue membelalakkan mata.

"Heh! Gila ya Lo?! Narsyila Lo suruh pulang sendiri?? Wahhh gak bener ini?!" Cerocos gue.

Gue marah sekaligus kesel! Apa-apaan coba dia?

"Sama Alvino"

Gue terdiam.
Kalo sama Alvino ya gapapa, tambah bagus.

"Terus sekarang Lo mau apa?!" Ucap gue SeWOT.

"Pulang bareng gue" jawabnya santai.

Gue menghela nafas.
Lebih baik gue turutin, kalo enggak ntar dia tambah maksa jadinya.

"Yaudah!" Ketus gue, lalu gue berjalan duluan di depan, sementara dia di belakang.

.

"Makasih!" Ketus gue.

Dia ngangguk lalu pergi.

CK! Bukannya ngucapin sama-sama kek, atau apa kek, dingin kaya gitu, hadohh bisa-bisa gue beku kalo terus-menerus dekat sama dia.

"Assalamualaikum" ucap gue ketika memasuki rumah.

"Wa'alaikumsallam" jawab mereka.

Eh tunggu, gue denger suara Alvino?

Hakan..bener..Alvino ada di ruang tamu sama Narsyila, sementara Abang dan nyokap gue pada kerja.

"Pulang juga akhirnya" ucap Alvino dengan nada sinis

Gue menggernyit, kenapa sinis gitu si Alvino?

"Udah" Jawab gue polos.

"Ikut gue!" Alvino menarik tangan gue acara tiba-tiba, gue kaget sekaligus bingung, sementara waktu gue liat ke belakang Narsyila gigitin kuku-kuku jarinya dengan wajah khawatir nya.

Kali ini gue mau di apain sama ini anak?

Bruk!!

Shh..sakit banget punggung gue..
Alvino mendorong tubuh gue ke tembok, mana temboknya keras lagi, kalo lembut kan gue  gak kesakitan! Awas aja ya Lo tembok, gue buat halus Lo!

"Lo apa-apaan sih? Tiba-tiba dorong gue? Lo pikir gak sakit?!" Marah gue ke dia.

"Itu salah elo! Kenapa Lo pulang sama Varka? Sementara waktu gue jemput elo, Lo gak ada, yang gue liat malah Narsyila, Narsyila bilang juga dia ga liat Lo!" Kata Alvino.

Apa? Narsyila bilang dia gak tau gue dimana? Jelas-jelas Narsyila tau gue di kelas.

Kenapa bohong sih?
Kesel gue sama dia.

Dari pada gue jujur, yang nantinya bakalan buat Alvino sama Narsyila menjauh, bagusan juga gue diem.

"Kenapa diem?" Tanya dia saat gue gak menjawab ucapan dia.

"Ya gue ngaku salah, makanya gue diem" jawab gue santai.

Alvino memegang kepalanya dan menjambak rambutnya kasar.

"Sebenarnya gue ini siapa Lo sih? Kenapa kita kaya temenan biasa?" Tanya Alvino frustasi

Lo itu cuma temen bagi gue Vin!

"Ya Lo pacar gue lah!" Ucap gue.

"Pacar yang gimana Lo maksud? Lo gak pernah ada waktu buat gue, malahan yang ada waktu itu Narsyila, Narsyila yang selalu ada untuk gue!" Kata Alvino

Gue tersenyum miring.
Rencana gue berhasil.

Gue berjalan mendekat ke Alvino.

"Buka mata Vin, siapa yang sebenernya Lo cinta!" Bisik gue ke Alvino, menepuk pundak dia sebentar lalu melenggang pergi.

💦

Brak!

Gue membanting pintu kamar gue, Narsyila kaya kaget gitu.

"Maksud Lo apa syil?" Tanya gue , memandang dia dengan tajam.

Narsyila menunduk.

"Maaf, gue takut sama Varka, Varka ngancem gue, katanya kalo gue ngasih tau Lo di kelas, dia bakalan ngasih tau om gue kalo gue tinggal di rumah elo" kata Narsyila, dia nangis.

Brengsek Varka!!

Salah gue, gue udah salah faham sama dia.

Gue menghela nafas dan mendekat ke Narsyila yang lagi duduk di ranjang.

"Maafin gue Syil, gue salah faham sama Lo" ucap gue sambil mengelus punggung dia.

Narsyila menggeleng.
"Bukan salah Lo juga, gue salah, maafin gue juga ya, Karena gue, elo sama Alvino berantem" ucap Narsyila gak enak sama gue.

Gue mengangguk dan tersenyum.
"Gapapa kok" ucap gue.

"Baikan kan?" Tanya Narsyila, kini senyuman terbit di bibir Narsyila, Narsyila mengacungkan jari Kelingking nya yang langsung gue sambut dengan jari kelingking gue.

Kita berdua menautkan jari kelingking kita kemudian tersenyum dan berpelukan

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top