Part 7
Happy Reading ya guys, semoga suka sama ceritanya 😊😘
❤️❤️❤️❤️❤️
Sudah seminggu Natasha koma, dan satu minggu juga Keenan bulak balik kantor rumah sakit. Namun tidak ada perubahan dari Natasha, dia tetap masih nyaman dengan tidur lelapnya.
Kini Keenan duduk di samping brankar Natasha, dia menatap lekat tubuh Natasha yang masih belum menunjukkan reaksi apa pun, lalu dia menatap wajah teduh Natasha dan mengelus rambutnya dengan lembut lalu mengecup kening istrinya itu dengan lembut.
"Hey Nat, sampai kapan kamu akan tidur seperti ini? Apa kamu tidak bosan terus berbaring di tempat tidur.” Keenan pun mengecup tangannya.
“Nat, aku mohon bangunlah, maafkan aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, aku janji aku akan mencoba mencintaimu, bahkan mungkin sekarang aku sudah mulai mencintaimu Nat, aku sadar tanpa kamu hidupku hampa. Jadi aku mohon bangunlah. Kita bisa mulai dari awal lagi Nat, aku mohon bangunlah.”
Keenan kini menitikkan air matanya, karena tidak kuasa menahan rasa bersalah dan rasa rindu atas perhatian Natasha padanya.
Beberapa menit kemudian Mauren pun datang untuk menemani Natasha menggantikan Keenan yang juga butuh istirahat.
"Ken, kamu pulang lah dulu! Ganti bajumu dan beristirahatlah dulu pasti kamu lelahkan? Jadi biar aku saja yang menemani Nata," Ucap Mauren yang melihat Keenan masih menggenggam tangan Natasha, awalnya Keenan menolak, karena tidak ingin jauh dari Natasha. Tapi Maura sedikit memaksa, agar Keenan juga beristirahat. Akhirnya setelah dibujuk oleh Mauren. Keenan pun mau pulang untuk beristirahat. Tidak ada lagi perasaan berlebih untuk Mauren, saat berada dekat Mauren kini Keenan merasa biasa saja.
"Baiklah Kakak ipar, aku titip Natasha ya, nanti aku kesini lagi," Ucap Keenan sambil menggenggam tangan Natasha dan mengecupnya dengan penuh kasih sayang.
Mauren pun mengangguk setelah mendengar ucapan Keenan. Kini Keenan pun kini bersikap biasa saja pada Mauren, entah sejak kapan Keenan mulai tidak peduli dengan Mauren, yang pasti sekarang ini pikirannya hanya tertuju pada Natasha dan menanti Istrinya tersadar dari komanya. Kini Keenan pun meninggalkan ruang rawat Natasha untuk pulang dan beristirahat sebentar.
*****
Setelah malam tiba, Keenan pun kembali ke rumah sakit, dia berniat untuk menghabiskan malam di rumah sakit bersama Natasha. Dan esoknya dia akan mengambil cuti kerja, karena ingin menjaga Natasha beberapa hari.
"Bagaimana keadaan Nata. Ren?” Tanya Keenan yang baru saja datang setelah beristirahat di rumahnya. Mauren terlihat bingung untuk menjawab pertanyaan Keenan, dia tampak ingin menjelaskan sesuatu pada adik iparnya itu. Keenan pun terlihat bingung karena tidak seperti biasanya Mauren menunggunya di depan ruang rawat Natasha.
“Ada apa? Nata baik-baik saja kan?” Lanjut Keenan bertanya pada kakak iparnya yang terlihat ingin menjelaskan sesuatu.
"Dengarkan aku Ken. Nata baru saja siuman tapi-"
"Benarkah? Kalau begitu aku akan menemuinya sekarang," Sela Keenan yang kini terlihat bahagia dengan kabar tentang siuman Natasha dari komanya.
"Iya, dia sudah siuman dari tadi sore, tapi sebaiknya kau jangan menemuinya,” Cegah Mauren. Membuat Keenan bingung karena Mauren melarangnya untuk menemui istrinya.
"Kenapa Mauren? Kenapa aku tidak boleh menemuinya?” Tanya Keenan dengan rasa penasarannya.
"Karena dia sendiri yang memintanya Ken. Dia sangat ketakutan saat aku menyebut kan namamu,” Ucap Mauren. Lalu dia pun menceritakan semuanya pada Keenan yang kini duduk di samping Mauren.
Berapa Jam yang lalu
"Tidakkk...!!!” Teriak Natasha mengagetkan Mauren yang kala itu tengah duduk di sofa dengan membaca majalah untuk menghilangkan Rasa suntuknya.
"Nata kau sudah sadar sayang?” Mauren yang terkejut karena mendengar teriakan Natasha pun kini menghampiri Natasha yang kini tengah terduduk di brankarnya dengan wajah pucat dan tatapan kosongnya. Hingga Mauren menyadarkannya.
"A-aku di-dimana Kakak?” Tanya Natasha yang kini melihat sekeliling ruangan itu.
"Kamu di rumah sakit Nat, seminggu yang lalu kamu pingsan di apartemen lalu Ke-“
“Ke-Kenan dia, aku tidak ingin bertemu dengannya, aku takut Kak, aku takut padanya, aku tidak ingin menemuinya Kak,” Ucap Natasha yang menyela ucapan Mauren. Dan kini Mauren memeluk kedua lututnya dengan exsfresi wajah ketakutannya, membuat Mauren bingung dengan apa yang Mauren alami. Melihat itu Mauren yang khawatir dengan keadaan adiknya pun meminta dokter untuk mengecek keadaan Natasha, setelah tersadar dari komanya.
Dokter pun mengatakan kalau saat ini Natasha mengalami trauma karena, perlakuan seseorang yang mungkin membuatnya ketakutan.
*****
"Sebenarnya apa yang kau lakukan Ken? Sehingga adikku bisa sampai mengalami trauma seperti itu katakan!”
Kini Mauren terlihat marah pada Keenan, karena dia sudah menebak pasti Keenan lah yang membuat trauma yang dialami adiknya.
"Maafkan aku Ren, karena aku telah membuat Natasha seperti itu, karena saat itu aku ingin membalaskan sakit hatiku padamu, lewat Nata. Aku menyesal telah membuatnya mengalami trauma seperti ini,” jawab Keenan, lalu Keenan pun menceritakan semuanya pada Mauren secara detail.
Plak sebuah tamparan mendarat di pipi Keenan, membuat Keenan refleks memegang pipinya yang panas akibat tamparan dari Mauren. Karena dia sangat emosi mendengar pengakuan Keenan yang memperlakukan adiknya dengan kejam.
"Kau benar-benar sudah brengsek Ken! Kenapa kau malah melimpahkan kebencianmu pada adikku Ken. Dia tidak tahu apa-apa tentang kejadian itu, dia hanya gadis yang lugu, gadis desa yang polos dan Lugu dari desa. Dan di sini untuk mencari kebahagiaannya setelah ibunya meninggal 4 tahun yang lalu. Adikku yang malang maafkan kakak sayang. Karena kesalahan kakak, kau yang harus menanggung semuanya. Kau tahu, Ken? Adikku begitu sangat mencintaimu, dia bahkan tidak rela kalau kau dijelek-jelekkan sedikit pun, aku kira hidupnya selalu bahagia karena dia tidak pernah bicara apa pun tentang kekerasan yang kau lakukan padanya,” Ucap Mauren dengan menahan emosi yang hampir saja meledak kalau dia lupa kini dia berada sedang berada di rumah sakit.
"Maafkan aku Mauren, tapi kali ini aku benar-benar ingin menebus semua kesalahan yang aku lakukan pada Natasha, aku sadar kalau aku benar-benar mencintainya, dan ingin memulai semuanya dari awal, tolong biarkan aku menemuinya, Mauren," Pinta Keenan dengan memohon pada Mauren. Melihat kesungguhan Keenan, akhirnya Mauren pun memberikan izin pada Keenan untuk menemui Natasha, karena dia tidak tega melihat adik iparnya memohon seperti itu.
Kini Keenan memasuki ruangan tempat Natasha dirawat, dia melihat Natasha yang masih tertidur lelap karena obat bius yang diberikan oleh dokter agar istirahatnya tidak terganggu.
Keenan pun memasuki ruang rawat Natasha. Dia kini tengah berdiri di samping brankar Natasha yang masih memejamkan matanya, dia memandang wajah teduh Natasha saat dia sedang tidur seperti itu. Namun, saat Keenan ingin membelai rambut Natasha, tiba-tiba mata indah Natasha pun terbuka, Natasha sangat syok ketika melihat siapa yang kini berada di sampingnya. Natasha terperanjat saat melihat sosok yang sangat ingin dia hindari. Natasha kini terduduk sambil menatap wajah Keenan dengan ketakutan.
"Ka-Kak Mauren dimana? Tolong pergi kau pria ja-jahat, ja-jangan ganggu aku. Ka-Kak Mauren tolong aku Kak!!!" Teriak Natasha yang kini terlihat ketakutan. Membuat Mauren langsung masuk dan berlari menuju brankar Natasha.
"Ada apa sayang? Kamu kenapa Nat?” Tanya Mauren yang kini langsung dipeluk oleh Natasha dengan erat.
"Aku takut Kak, aku takut pada pria jahat itu, suruh dia keluar dari sini Kak, aku sangat takut,” Cicit Natasha dengan tubuh yang gemetar. Mauren yang merasakan ketakutan adiknya pun memberikan kode pada Keenan, agar dia keluar dari ruangan tempat Natasha dirawat. Keenan pun ke luar dan kini terduduk di kursi tunggu didepan ruang rawat Natasha.
"Lihatlah Ken, karena ulahmu sendiri kini istrimu sangat takut padamu, karena kau sangat kejam padanya jadi jangan salahkan Natasha, jika dia kini tidak ingin menemuimu Ken. Bahkan dia sangat ketakutan saat melihatmu,” cibir Keenan pada dirinya sendiri, sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Sedangkan Natasha di ruangannya masih ketakutan.
"Kakak aku takut kak, bawa aku pergi dari sini. Aku tidak ingin bertemu dengan dia lagi,” Cicit Natasha sambil memeluk Mauren dengan erat.
"Iya sayang, Kakak akan mengantarkanmu ke rumah ayah dan bunda ya, kamu mau kan sayang?”
Mendengar ucapan Mauren. Natasha pun mengangguk setuju dengan apa yang Mauren katakan, dia juga sangat rindu pada ayah dan bundanya.
"Iya Kakak, aku mau. Aku ingin tunggal bersama Ayah dan bunda," Sahut Natasha yang kini mulai sedikit tenang.
"Baiklah sekarang kamu tidurlah, istirahat dulu Kakak akan menemui dokter,” Ucap Mauren. Namun, saat Mauren akan bangun dari duduknya, tiba-tiba Natasha memegang tangan Mauren.
"Tidak! Jangan tunggalkan aku sendirian, aku takut dia kembali lagi Kak, aku takut Kak.”
Natasha kembali meneteskan air matanya, membuat Mauren menjadi bingung, karena rasa takut Natasha pada Keenan begitu besar.
"Iya sayang, Kakak tidak akan kemana-mana. Kakak akan menemani di sini, jadi kamu jangan khawatir tidurlah, Nat.” Melihat itu Mauren sangat prihatin dengan kondisi Natasha pun mencoba menenangkan adiknya itu.
Satu jam pun sudah berlalu. Natasha pun sudah tertidur lelap, Mauren pun keluar dari ruangan itu, dia melihat Keenan masih berada di depan Ruangan Natasha, dengan bersandar ke dinding.
"Pulanglah Ken, percuma kamu menunggu disini, karena Nata tidak ingin bertemu denganmu. Setelah keluar dari rumah sakit, Nata akan tinggal bersama ayah dan bundaku. Dia tidak mau kembali denganmu apalagi tinggal bersamamu. Entahlah aku juga Ragu kalau dia harus tunggal denganmu,” tegas Mauren
"Tapi Mauren, aku ingin melihat, Nat-“
"Tidak Ken, saat ini Nata butuh tempat untuk menenangkan diri. Jadi setelah dokter mengizinkan dia pulang, aku akan mengantarkannya ke rumah ayah dan bunda. Jadi sekarang kau pulanglah, percuma kau disini. Natasha tidak akan mau menemuimu,” Ucap Mauren menyela ucapan Keenan, kini Keenan pun pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Keenan pun akhirnya pergi meski kini hatinya terasa sakit karena penolakan Natasha.
"Ken, jika kau memang mencintai adikku, maka rebutlah kepercayaannya kembali, karena aku yakin kalau Nata masih mencintaimu, jangan menyerah, aku mendukungmu,” Ucap Mauren dengan senyumannya. Mendengar semangat dan dukungan yang Mauren berikan. Keenan pun tersenyum lalu pergi meninggalkan Natasha bersama Mauren. Melihat kepergian Keenan, Mauren pun menatap iba kearah Keenan.
TBC
Bagi yang udah penasaran sama lanjutan, Monggo silahkan mampir ke E-booknya ya guys 😊, Linknya ada di Bioku bagi yang berminat 😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top