Part 6
Happy Reading ya guys 😊😉
❤️❤️❤️❤️❤️
Tasya pun akhirnya datang bersama Mauren, mereka melihat Keenan yang sedang duduk di kursi tunggu, Tasya dan Mauren pun menghampiri Keenan, dan bertepatan dengan itu dokter pun keluar dari ruang UGD.
"Gimana keadaan putriku Dok?” Tanya Tasya yang kini terlihat panik.
"Apa kalian menyuruhnya mengerjakan pekerjaan rumah nyonya?” Tanya Dokter to the point tanpa basa basi terlebih dahulu.
"Tidak Dokter, kami menyuruhnya istirahat,” Jawab Tasya, lalu Tasya menatap Keenan dengan Tajam.
"Lukanya masih belum kering, dan sekarang lukanya kembali terbuka. Dan karena luka yang terbuka kami harus kembali melakukan operasi, dan mungkin saja dia bisa koma karena pasien kini dalam keadaan kritis," Ucap Dokter itu dengan sedikit geram.
"Apa! Koma? Aku mohon padamu Dokter tolong lakukan yang terbaik agar menantuku bisa sadar kembali.” Tasya terlihat begitu sedih mendengar kenyataan yang dokter katakan.
Sedangkan Mauren kini menatap ke arah Keenan yang masih menunduk, tak berani menatap ibunya dan juga Mauren, karena rasa bersalah kini menghantuinya.
"Baik kami akan melakukan operasi sekali lagi. Operasi ini yang akan menentukan koma atau tidaknya putri anda nyonya," Ucap Dokter itu, lalu dia kembali masuk ke ruang UGD Untuk kembali melakukan operasinya. Mauren kini menghampiri Keenan dan menarik tangan Keenan agar berdiri.
"Kau apakan adik, Ken? Katakan!" Bentak Mauren dengan penuh emosi yang kini melihat Keenan sudah berdiri di hadapannya.
"Katakan Keenan! Apa kau menyuruh Nata melakukan pekerjaan Rumah?" Tanya Tasya yang kini menatap putranya. Keenan pun mengangguk dengan pasrah, dia sudah siap kalau-kalau ibunya memarahinya.
"Astaga Keenan, kau benar-benar keterlaluan!” Teriak Mauren yang kini semakin kalut karena mengingat ucapan dokter yang kini sedang menangani adiknya. Natasha.
"Memang kenapa? Dia hanya mengerjakan pekerjaan rumah saja, kenapa bisa separah itu manja sekali dia, aku sangat kesal padanya dari kemarin, dia hanya tidur dan tidur bahkan saat aku sakit pun dia tidak merawatku, dan apartemenku pun berantakan dan kotor, aku tidak suka dia malas-malasan,” Ucap Keenan tanpa merasa bersalah. Mendengar itu Mauren marah dan dia pun akhirnya mengingkari janjinya pada Natasha untuk merahasiakan tentang apa yang sudah dia korban pada Keenan.
"Baiklah aku akan menjelaskan sesuatu padamu Ken.”
Mauren terlihat emosi karena apa yang Keenan ucap tentang adiknya, dia pun geram pada Keenan karena sudah membuat Natasha kelelahan dan berakhir di ruang UGD sekarang.
"Tapi Nak, kita sudah berjanji pada Natasha untuk tidak mengatakannya, " Ucap Tasya.
"Tidak Bun, Ken harus mengetahuinya, Maaf kan Kakak Nat, tapi suamimu harus tahu semua kebenarannya. Dan kau Ken, kau harus tahu saat kau mengalami kecelakaan, kedua ginjalmu mengalami kerusakan total, kalau bukan karena adikku yang menolongmu, entahlah apa yang akan terjadi padamu," Ucap Mauren dengan kesal.
"Maksudmu apa?” Tanya Keenan yang masih tidak mengerti dengan apa yang Mauren katakan padanya.
"Jadi ginjal yang sekarang bersarang di tubuhmu adalah ginjal istrimu, Natasha. Dia yang mendonorkan ginjalnya padamu, karena dia tidak ingin kau pergi dengan cepat, dia sangat mencintaimu Ken, maka dari itu dia rela mengorbankan satu ginjalnya untukmu, jadi karena itulah selama kau dirawat dia tidak menemanimu dan tidak merawatmu, karena dia sendiri dalam perawatan, dan dokter bilang kalau Nata tidak boleh mengerjakan pekerjaan apa pun, dokter menyarankan dia untuk istirahat total selama satu minggu, agar bekas operasinya kering dan dia pun harus mendapatkan asupan gizi yang baik, maka dari itu ibu memasak makanan yang banyak untukmu dan Natasha,” Ucap Mauren. Dan ucapan Mauren membuat Keenan syok mendengar penjelasan dari Mauren.
"Kenapa kalian tidak mengatakannya padaku dari awal,” Ucap Keenan dengan mengusap wajahnya dengan kasar.
"Karena Natasha yang meminta untuk merahasiakannya Ken. Dia tidak ingin kau merasa berhutang nyawa padanya, jadi dia memilih untuk merahasiakan tentang ini darimu,” Ucap Mauren dengan membelakangi Keenan karena masih merasa kesal pada adik iparnya itu.
Setelah mendengar kebenaran yang Mauren katakan, Keenam pun merasa sangat bersalah, dia terus merutuki dirinya sendiri karena kebodohannya. Namun, dia terus berdo'a agar Natasha baik-baik saja.
Satu jam kemudian dokter pun kembali keluar dari ruang UGD. Namun, dengan wajah muram membuat Mauren, Tasya dan Keenan merasa khawatir.
"Bagaimana dok keadaan adik saya?” Tanya Mauren dengan cemas.
"Maaf, kami sudah berusaha sebisa mungkin, tapi karena staminanya yang lemah karena kurang asupan makanan, saya dengan berat hati mengatakan kalau pasien kini dalam keadaan koma," Ucap Dokter sambil menunduk karena merasa bersalah lalu dia pun pergi kembali memasuki ruang UGD.
"Tidak mungkin, ini tidak mungkin, tidak mungkin adikku koma.”
Mauren kini terduduk lemas, dengan isak tangisnya. Tubuhnya kini bergetar karena tak kuasa menahan kesedihannya. Melihat itu Tasya pun langsung memeluk Mauren dab berusaha menenangkan menantunya itu.
Tasya pun merasa syok mendengar kabar dari dokter kalau Natasha kini dalam keadaan koma. Sementara Keenan dia benar-benar tidak menyangka kalau Natasha yang sering dia maki dan kadang mendapatkan perlakuan kasar darinya, akan berkorban sebesar itu untuk menyelamatkan nyawanya. Kini dia melihat keadaan Natasha yang tengah berbaring di brankar dengan selang oksigen dan peralatan medis lainnya kini menempel di tubuhnya.
Dengan izin dari dokter, Keenan menghampiri Natasha dan berdiri di samping brankar Natasha, dia menatap lekat wajah teduh Natasha saat tertidur seperti itu.
"Hey Gadis bodoh bangun lah! Kalau kau tidak bangun, aku akan menghukummu, jadi ayo bangun jangan membuatku marah.” Tanpa terasa air mata Keenan pun kini menetes di pipinya, karena tidak ada reaksi apa pun dari Natasha. Dia malah terlihat damai dalam tidurnya.
TBC
Yang penasaran sama Lanjutannya, udah ada E-booknya ya guys, Linknya juga ada di Bioku bagi yang berminat 😊😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top