[Dazai x Reader]
Kau sedang bersiap pergi dari tempat kerjamu yang sama dengan Dazai.Kaulihat dari jauh si surai coklat yang sedang menunggu seseorang, di wajahnya senyumnya terus saja mengembang tidak pernah luntur. Masih menatapnya, pemuda bersurai coklat itu menyadarimu dan tersenyum padamu, "(Name)-chan!" Ucapnya setengah berteriak.
Dia mendekatimu dengan senyumannya, "Jadi apa kau mau bunuh diri bersamaku?" Tanyanya sambil memegang tanganku.
"Tidak, dan berhentilah menggangguku Dazai." (Name) mengabaikan Dazai dan memilih untuk menjauh darinya, tapi bukan namanya Dazai jika ia tidak bersikeras untuk mengajaknya.
"Bagaimana jika makan malam?"
"Tidak."
"Hmm, pergi bersama?"
"Tidak, Dazai."
"Ayolah (Name)-chan,"
"Jika, kau menyetujui pergi bersamaku maka nanti aku tidak akan mengganggumu," (Name) berhenti sejenak begitu pula Dazai.
"Bagaimana?" Dazai tersenyum kepada (Name) yang masih sibuk dengan pikirannya.
Satu hari tidak ada Dazai!
"Baiklah, aku setuju." (Name) menyetujuinya dan segera melangkah menjauhi si maniak bunuh diri itu.
"Besok! Jam 17.00 datanglah ke cafe biasa!" Dazai berteriak dan mengundang banyak perhatian orang di sekitarnya, kau melangkahkan kakimu dengan cepat dan bertingkah seolah, kau-tidak-mengenalnya.
Kau sampai ke apartemenmu, untunglah tidak ada Dazai yang mengganggu sekarang sehingga bisa beristirahat dengan tenang, biasanya Dazai akan muncul secara tiba-tiba dan menanyakan hal yang sama lagi.
Maukah kau bunuh diri bersamaku?
Dasar bodoh.
Memangnya manusia normal apa yang menginginkan mati? Oh ya Dazai memang manusia abnormal yang selalu mencoba bunuh diri dengan abnormal pula.
Beberapa kali ia mencoba bunuh diri tetapi kenapa dia tidak mati? Dengan alasan 'aku tidak suka kalau ini menyakitkan.' Dengan alasan itu ia menghentikan aksi bunuh dirinya.
Kalau kau tidak suka, kenapa dilakukan dasar bodoh!
Mengacak rambutmu pelan dan berusaha untuk tidak memikirkan Dazai lagi dengan merebahkan tubuhmu di atas kasur yang empuk, untuk sejenak melupakan urusan realitanya dan pergi ke dunia mimpi yang lebih tenang.
S K I P
Kau melirik jam tanganmu sekilas masih ada 20 menit sebelum pertemuan, segera kau langkah kan kakimu menjauh apartemenmu dan tak lupa menguncinya.
16.10
Kurang sepuluh menit, kau sudah sampai di depan cafe yang dijanjikan, segera saja kau masuk ke dalam, masih tidak ada tanda-tanda Dazai di sana.
Menghela nafas, sekali lagi melirik ke arah jam tangan yang kau gunakan masih tersisa lima menit lagi, jika ia datang terlambat satu menit, maka kau akan langsung pergi meninggalkan cafe itu tanpa menunggu Dazai.
Tepat jam yang dijanjikan pemuda itu muncul dari balik pintu masuk dengan senyuman bodohnya itu dan juga tak lupa perban yang membalut kedua tangannya.
Dazai langsung menuju ke arah (Name), "Untunglah kau tidak terlambat," (Name) menatap sinis Dazai."Kalau kau terlambat maka aku akan pergi dari sini."
Dazai tertawa singkat, "Jadi, kenapa kau mengajakku kesini Dazai?" Tanyamu pada Dazai yang sudah duduk di depanmu.
Pelayan wanita datang ke meja kalian, Dazai yang melihatnya langsung menggenggam tangan si pelayan dan mengabaikan pertanyaanmu, "Wahai nona cantik, dengan tangan halusmu ini apa kau mau mencekik leherku?" Ucapnya pada si pelayan, si pelayan hanya keheranan dan sempat memerah.
(Name) yang merasa terabaikan segera memasang senyum paksanya, "Maaf nona, kalau begitu saya pesan (fav.drink) satu, dan juga apa pesananmu Dazai-san?" Ucapmu kepada pelayan dengan menekankan nama si pemuda, sontak Dazai merinding dan bersikap seperti biasa.
"K-kalau begitu aku sama." Ucap Dazai, segera pelayan itu mencatat pesanan mereka dan bergumam 'ganteng-ganteng abnormal.' Untung saja Dazai dan juga (Name) tidak mendengarnya.
"Jadi kenapa kau mengajakku kesini Dazai?"
"Hm, itu,"
"Apa?"
"(Name)-chan, mau jadi kekasihku?"
Dazai tersenyum, (Name) menatapnya terkejut rona merah menghiasi kedua pipinya, "A-apa maksudmu Dazai?" Ucap (Name) terkejut.
"Ini pesanan anda tuan dan nona." Pelayan datang membawakan pesanan kalian, membungkuk sesaat dan pergi lagi.
Damai mengambil minumannya, menyesapnya sambil melirik wajahmu yang menurutnya lucu itu, meletakkan lagi minumannya ke meja, "Jadi, apa kau mau?"
(Name) malu melihat wajah Dazai, pasti dia tersenyum licik, dan kenapa dia mengucapkannya tiba-tiba sekali, memang (Name) menyukai-- mencintai Dazai sejak ia bekerja bersama dengannya, tapi kenapa harus sekarang.
Jemari (Name) diketukkan ke meja, "Aku menerimanya." Ucapnya dengan pelan dan seperti cicitan, alis Dazai bertautan bingung.
"Apa yang kau ucapkan (Name)-chan?"
"Aku menerimanya."
"Coba ulangi lagi?"
"Aku menerimanya."
"Ha?"
Kesabaran (Name) sudah habis, ia ingin berteriak sekarang tapi ini adalah tempat umum jadi tidak mungkin ia berteriak jika ia lakukan maka seluruh perhatian yang ada di sana akan terfokus pada (Name) dan juga Dazai.
"Aku mencintaimu Dazai."
Dazai tersenyum puas mendengar jawaban (Name), "Aku juga," Dazai mendekat kearah (Name), wajah mereka sedikit lagi bersentuhan, "Maka dari itu jangan menghindariku."
Cup
Bibir Dazai mendarat di kening (Name), wajah (Name) memerah akibat perlakuan Dazai, sungguh ia tidak menyesal mengiyakan permintaan Dazai untuk bertemu dan untung meja yang dipilih (Name) yang paling pojok sehingga tidak menarik perhatian para pengunjung.
●END●
Saya bingung mau kasih judul apa :")
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top