Chapter 34: Tamu Tak Diundang


Yvonne

Pesta kecil-kecilan penyambutan kepulangan mama di adakan di rumah. Beberapa karyawan Bon Appetit turut hadir, tak kecuali Edo. Namun, mereka tidak lama karena Bon Appetit tetap buka. Saat ini, hanya Opie yang menjaga kafe. 

Aku duduk di taman depan rumah, sementara yang lainnya berada di dalam, sedang bersenda gurau. Sophie dan Edo menjadi "pelawak" di sana.

Sophie masih terbata-bata menggunakan bahasa Indonesia, tetapi ia mengerti sepenuh nya karena sempat mempelajarinya. Mama dan ibu Sophie—Margareth—mengobrol dengan bahasa Prancis. Mendengar keriangan itu membuatku bersyukur. Terlepas dari rasa kecewaku pada mama, aku bersyukur banyak orang yang menyayanginya.

"Kenapa di sini sendirian, Ma Cherie?" Suara papa membuyarkan lamunanku.

Aku menoleh dan tersenyum tipis.

"Papa sudah dengar dari mama kamu." Papa mengelus rambutku. "Jangan memarahinya. Papa yang tidak peka. Papa yang tidak dewasa dan sibuk dengan pekerjaan Papa."

Aku hanya diam saja.

"Ma Charie. Selalu ingat kata papa. Rasa insecure perlu diungkapkan dengan jujur. Keputusan apakah seseorang yang bersamamu akan terus bersamamu atau tidak, itu tidak perlu kamu pikirkan. Yang mencintaimu berhak untuk mendapatkan kejujuran tentang dirinya di hatimu. Sama halnya dengan kamu berhak mendapatkan perasaan yang tulus darinya."

Aku menoleh dan menatap papa. Tepat saat itu, sebuah mobil berhenti di depan rumah. Seseorang turun. Aku dan papa saling berpandangan. Papa sepertinya tidak mengenal orang itu, sedangkan aku tidak bisa mengenalinya. Akhirnya, aku mendekat.

"Hai, aku dengar dari dokter Galen kalau mama kamu sudah pulang." Aku mengenali suara itu dan juga aroma parfum yang menguar dari tubuhnya. Kubuka pagar dengan mendorongnya sampai laki-laki itu tidak terhalangi apa pun untuk masuk.

"Virgo?" tanyaku meyakinkan diri.

"Iya, ini aku, Vonne." Dokter itu mengulurkan bingkisan dalam goodie bag padaku. "Hadiah kecil buat mama kamu. Biar bagaimana pun, aku adalah pelanggan Bon Appetit."

Aku mengangkat kedua alis. "Kamu jadi pelanggan karena aku," celetukku.

Terdengar suara terkekeh dari Virgo. "Kamu kege'eran banget. Jadi, boleh masuk?"

"Tapi dari mana kamu tahu alamat rumahku?" tanyaku dengan bingung.

"Itu gampang. Aku tinggal menanyakannya ke pegawaimu di Bon Appetit," jawab Virgo.

"Tapi—"

"Siapa, Vonne?" Papa ikut mendekat.

Aku menoleh dan bingung bagaimana menjawab pertanyaan papa. "Pelanggan Bon Appetit, Pa. Dan juga ... temen Vonne. Dia ... mau ikut merayakan kepulanan mama."

"Oh, silakan masuk." Papa menggiring Virgo masuk ke dalam rumah. Mau tak mau, aku pun mengikuti. Kedatangan mengundang perhatian semua orang.

"Semuanya ini teman Vonne sekaligus pelanggan Bon Appetit. Ini ... nama kamu siapa tadi?" Papa menoleh pada Virgo.

"Saya memang belum memperkenalkan diri, Om. Saya Virgo." Perkenalan Virgo disambut dengan ramah oleh yang lainnya, kecuali Edo—sepertinya.

Sahabatku itu mendekat dan berbisik. "Kamu mengundangnya juga?"

Aku menggelengkan kepala. "Sama sekali."

"Sepertinya hubungan kalian semakin dekat. Jadi ... aku benar-benar nggak punya kesempatan lagi?" Pertanyaan Edo membuatku menoleh.

"Benar, bukan? Sekarang kamu bahkan nggak membantahnya."

Aku hanya diam saja. Khawatir jika aku berbohong lebih lama, hanya akan menyakiti Edo.

"Baiklah kalau begitu, sepertinya kehadiranku di sini percuma saja. Lebih baik aku pergi agar kamu nggak merasa nggak enak." Edo terdengar menghela napas. "Setidaknya aku bersyukur, kali ini kamu bisa membuka hatimu meskipun aku nggak tahu kenapa orang itu bukan aku—yang sudah lama menunggu, Vonne."

Setelah berkata demikian, Edo berlalu.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top