Chapter 29 Keluarga
Sementara ini, Love Sensory hanya saya publish di akun storial dan wattpad @tanechan01. Tidak ada di aplikasi lain.
###
Virgo
"Bagaimana jika ... aku balas dendam padanya?"
Kata-kata itu meluncur begitu saja. Bukan itu maksudku, tapi itu juga yang kubayangkan. Membuat Pram merasakan akibat dari kelalaiannya, menyebabkan bunda pergi untuk selamanya. Napasku sesak, darahku mendidih setiap kali mengingat wajah dan nama itu.
"Pasti berat. Aku ... nggak bisa menyarankanmu untuk memaafkannya." Suara gadis itu baku hantam dengan suara-suara di kepala ini. "Karena memaafkan, nggak semudah yang diucapkan. Seperti langit yang nggak pernah benar-benar bersih dari awan. Kesalahannya akan tetap menghantui ingatan kita."
Begitu kudongakkan kepala, Yvonne membuang muka ke luar jendela. Baru kusadari bahwa rona wajahnya juga murung. "Apalagi jika itu menyangkut keutuhan keluarga kita."
"Begitukah? Aku ... boleh membalasnya?" tanyaku. Perlahan rasa sakit di kepala dan hawa dingin dan panas kembali menyergap. Aku membutuhkan tempat untuk berbaring. Tubuhku sedikit membungkuk menahan rasa sakit.
"Virgo? Kamu sakit lagi? Aku antar ke atas saja, ya?" Suara Yvonne sayup-sayup terdengar.
Aku menggelengkan kepala. Semuanya kembali berputar-putar, lalu kurasakan tubuh Yvonne mendekat dan setengah memelukku. Mungkin ia ingin mengurangi rasa sakit ini.
"Kita ke atas!"
"Nggak!" Aku menyahut lirih. "Panggilkan saja taksi." Kutarik napas untuk menenangkan diri.
"Kamu mau ke mana?"
"Aku ... aku hanya butuh istirahat." Aku berusaha tersenyum agar Yvonne tidak terlalu khawatir.
"Virgo, ini rumah sakit. Sudah jelas-jelas kamu sakit. Kalau kamu pulang, siapa yang akan merawatmu?"
Aku menyeringai mendengar omelan Yvonne yang tidak biasa. "Aku dokter, Vonne. Jangan lupa. Aku bisa merawat diriku sendiri." Kupandangi wajah Yvonne lagi-lagi sambil tersenyum. Namun, sejenak kemudian menyadari bahwa gadis ini tidak bisa melihat senyum pucat ini.
Kuraih tangannya dan menepuk-nepuk pelan. "Tolong panggilkan taksi, ya."
Tidak ada suara.
"Ayo, aku antar. Nggak jauh, kan? Aku harus kembali dan menjaga mama."
"Pesankan saja taksi. Kamu nggak perlu repot-repot mengantarku pulang." Aku terdiam sebentar. "Sejujurnya, aku agak ... merasa malu karena terlihat lemah begini. Bukannya adegan begini terbalik? Kamu terdengar lebih gentleman daripada aku. Mengantarku Cinderella pulang." Aku sedikit bercanda.
Yvonne menatapku dengan pandangan tidak percaya, lalu menghela napas. "Baiklah. Aku pesankan taksi. Pastikan kamu istrirahat yang cukup."
Aku meringis. "Iya, Bu Dokter."
***
Yvonne
"J'ai bouffe aun moins 10 macarons-ils super bons étaient et j'avais trés faim! (Aku makan setidaknya 10 makaron-itu lezat lezat dan aku kelaparan!)"
Aku ragu membuka pintu. Obrolan di dalam terdengar sangat akrab dan menyenangkan. Aneh. Kalau mereka seribut ini, harusnya mama terbangun. Dan kalau mama sudah bangun, apa mungkin suasana di dalam masih bisa terdengar seriang itu?
Kupejamkan mata. Bagaimanapun, aku seharusnya tidak meninggalkan mama bersama keluarga baru papa. Tadinya, aku hendak segera kembali ke kamar rawat mama, tetapi kondisi Virgo sepertiny abenar-benar sedang tidak bagus.
Aku sempat kesal karena harus mengurus pria itu di mobil dan bukannya di rumah sakit ini. Kalau dia sesakit itu, seharusnya mau diperiksa dokter di Lovellete. Ini 'kan rumah sakit nomor satu di Malang! Bagaimana kalau terjadi apa-apa karena dia mengabaikan untuk diperiksa dokter? Bukan. Virgo bukan sakit secara fisik. Aku tahu dari suaranya yang terdengar menyimpan banyak emosi.
"Aku ... bertemu lagi dengan orang itu. Pelaku yang menabrak mobil ibuku dan kabur. Dia datang sebagai ... pasienku."
Bagaimana rasanya bertemu dengan orang yang memisahkan kita dengan orang yang kita sayangi? Aku tidak bisa membayangkannya.
Ingatanku kembali pada Om Pram. Orang itu juga kabur setelah menabrak mobil seseorang. Keluarga korban pasti merasakan kesedihan yang sama dengan Virgo. Andai saja aku bisa mengenali wajah Om Pram. Andai saja aku tidak menderita kelainan sialan ini, kesaksianku pasti diterima dan keluarga korban bisa lebih lega. Setidaknya, pelaku mendapatkan ganjarannya. Namun, sebaliknya. Keluarga itu, anak laki-laki yang lebih tua dariku itu, pasti menderita seperti Virgo.
Ah, aku tidak seharusnya mencemaskan laki-laki itu. Dia dokter. Virgo pasti lebih tahu kondisi badannya sendiri. Semoga dia baik-baik saja.
Aku menghela napas dan membuka pintu kamar.
"Vonne, kamu dari mana saja?" Suara mama terdengar lebih ceria dari biasanya. Sementara-benar dugaanku-papa dan keluarga barunya masih ada di ruangan ini. Tiga orang lengkap.
Aneh.
###
Dear, Readers.
Waduh, Virgo bakal apain Pram yah? Lalu, kenapa suasana di kamar Madame Risma berubah ceria?
Ikutin terus yaa. Jangan lupa ajakin temennya baca Love Sensory,ya. Bisa dukung cerita ini dengan like (star) dan komen yang banyak he he supaya Tane makin semangat sampai tamat.🤭
Dan mohon maaf karena cerita berjudul "Still Him" dan "Nightmare" aku unpublish dulu. Rencananya buat kompetisi nanti sekalian ada bongkar pasang.
Oh ya, buat readers yang suka dengan cerita berlatar luar, Tane juga menulis di Good Novel. Judulnya Lost In Yorkshire. Genrenya Roman-Fantasi-Thriller. Silakan kunjungi dan jangan lupa komen dan kasih ulasannya. Belum teratur rilis babnya karena harus nunggu review editor kalau mau update. Jadi, bisa berlangganan dulu supaya nggak lupa dan ketinggalan.
Ini nih trailler ceritanya he he he
Love you, all.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top