Chapter Bonus

Disebuah aula yang sangat besar puluhan peserta duduk dengan gelisah, mereka menatap ke arah podium yang masih kosong. Sebagian dari mereka bahkan ada yang berkeringat dingin karena hal ini.

Tak lama sosok pria jangkung keluar dari balik tirai sambil memegang sebuah kertas yang berisikan sesuatu yang amat penting. Para peserta semakin gelisah dan gugup di waktu yang bersamaan namun tidak bagi seorang pemuda dengan iris biru baja. Dia tampak tenang di bangku terdepan pandangannya datar sambil terus memperhatikan pria jangkung tersebut

"Baiklah peserta setelah kami menilai semua soal hanya ada tiga juara yang akan memenangkan lomba tahun ini" pria itu menberi jeda sejenak lalu menyeringai tipis, dia masih memperhatikan pemuda biru baja yang masih terlihat santai di bangkunya tersebut

"Juara ketiga dari SMA Nirwana 07! Silakan perwakilan untuk maju"

Sorak-sorai mulai terdengar dari beberaoa siswa SMA Nirwana 07 saat salah satu dari mereka maju ke podium dan berdiri di sebelah kiri pria tadi

"Juara kedua dari SMA Panca! Silakan perwakilan untuk maju ke podium"

Kembali sorakan itu terdengar kali ini dari SMA Panca yang tak kalah kerasnya dengan SMA Nirwana tadi. Setelah perwakilan maju kali ini lah saat yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta yang belum terpanggil namanya. Yang jelas hanya akan ada satu orang yang akan menempati posisi juara pertama tersebut.

"Dan juara satu untuk tahun ini jatuh ke" pria itu menjeda sejenak ucapannya dan kembali melirik ke arah pemuda tadi lalu tersenyum kecil

"Ruki Mukami dari SMA Ryoutei!! Selamat ke SMA Ryoutei yang berhasil mempertahankan posisi pertama di Olimpiade Fisika tahun ini!!" seru pria tersebut heboh

Semua siswa Ryoutei bersorak atas kemenangan mereka bahkan jauh lebih keras daripada siswa Panca tadi.

Ruki tersenyum tipis lalu berdiri dan berjalan menuju podium, dia menerima sebuah piala, piagam dan uang beasiswa. Dia tersenyum kecil ke arah gadis berambut biru yang juga menatapnya dari bangku penonton

"Selamat atas kemenangannya Furuya senang"

Ruki kembali tersenyum saat gadis itu menelepati dirinya, tampak jelas dari sana wajah berbinar kekasihnya yang duduk disana dengan tenang

"Sama-sama" balasnya mengirim telepatinya ke gadis bernama Furuya tadi.

💙💙💙

Ruki:
Malam:)

Furuya:
Juga:)

Ruki:
Lagi ngapain?

Furuya:
Belajar buat besok.
Kenapa?

Ruki:
Enggak
Semangat ya, kamu pasti bisa kok 💙

Furuya:
Makasih
Btw selamat tadi udah menang jadi Furuya bikinin pasta buat Ruki?

Ruki:
Iya cantik:)
Kalo nggak ngerepotin

Furuya:
Apaan sih?! Furuya itu cool! Gk cantik!
Jelas enggak kok tampan:)

Furuya:
Eh typo:v

Ruki:
Masa sih?
Oh jadi sekarang kamu ngakuin aku tampan?

Furuya:
Dari dulu mah udah tampan

Ruki:
Hhh. Udah mending cantik sekarang belajar lagi supaya besok bisa menang:)

Furuya:
Iya deh tampan:)
Furuya off dulu ya
Good night 😘💙

Ruki:
Good night cantik 😘💙

***

"Aaammnnnn!!!!!!"

"Sumpah demi apa pun! Ini pertama kalinya Furuya nggak cuek ke Ruki!!!"

Furuya menenggelamkan wajahnya ke bantal dan menjerit disana karena Ruki tadi, entah kenapa setelah mereka meresmikan hubungan mereka Ruki menjadi lebih romantis dari biasanya dan itu membuat Furuya suka tersipu sendiri. Padahal dulu saat hanya dia saja yang mengakui Ruki miliknya dia sangat jarang tersipu oleh perilaku Ruki tapi sekarang

"Aaahhhh!!! Dasar pikiran kotor!!" walaupun sebagian dari ucapannya makian tapi tak mengubah bahwa Furuya semakin tersipu bahkan lebih merah

"Kakak menjerit lagi?" Furuka berdiri di ambang pintu kamar Furuya seraya menatap datar kakaknya yang masih di atas kasurnya. Furuya yang mendengar suara adiknya sontak mengangkat kepalanya

"Heeh?"

"Bucin! Hmph!" Furuka menutup kasar pintu kamar Furuya lalu berjalan menjauh membuat si pemilik memutar bola matanya malas lalu kembali belajar untuk lomba besok

💙💙💙

Sore ini Ruki berencana mengajak Furuya untuk keluar dia ingin memberikan sesuatu untuk kekasih birunya tersebut. Baru-baru ini dia mendengar dari Furuka bahwa Furuya sedang menginginkan sebuah novel terbaru, sangat sederhana tapi berarti untuk keduanya.

Karena tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Ruki segera menyusun rencana guna acara kencan mereka tak terganggu oleh 4 sahabatnya.

Dengan kemeja putih abu, rompi berwarna biru tua, celana jeans, serta sepatu kets coklat Ruki tampak gagah serta tampan di waktu yang bersamaan dan mungkin dapat membuat para perempuan bertekuk lutut di hadapannya. Dia tersenyum kecil saat Furuya menuruni tangga dengan malas

"Maaf membuat menunggu" ujar Furuya mendekati Ruki, dia memakai kaos lengan panjang berwarna baby blue serta celana panjang berwarna putih, jaket birunya dia sampirkan di bahunya, sepatu kets biru muda serta rambut yang dia biarkan tergerai membuat Furuya tampak cantik dan manis.

"Tak apa berangkat sekarang?" Furuya mengangguk lalu berjalan keluar disusul Ruki di belakangnya.

Ruki memakai helm-nya lalu memberikan satu untuk Furuya dan mulai menyalakan mesin motornya, setelah merasa Furuya nyaman di atas motornya Ruki segera menjalankan keluar halaman dan pergi menuju kota.

💙💙💙

Ruki menatap Furuya yang masih sibuk memilih buku-buku di dekatnya. Pacarnya itu suka dengan novel jadi tak heran jika saat ke toko buku maka Furuya akan dengan otomatis pergi ke rak novel dan membeli beberapa.

Ruki terus saja menperhatikan Furuya tanpa sadar pandangannya hanya tertuju pada sosok biru yang sedang membaca sinopsis di bagian belakang buku lalu mengembalikannya dan mengambil lagi terus seperti itu sampai ada sebuah buku yang menarik perhatiannya.

"Fur-"

"Ru-"

Keduanya terdiam saat mengetahui jarak wajah keduanya sangat dekat! Ruki bahkan bisa menghirup aroma blueberry dari hembusan nafas Furuya begitu pula dengan Furuya pandangannya terpaku oleh iris biru baja milik Ruki entah berapa lama mereka saling diam dan memperhatikan wajah pasangan mereka. Sampai akhirnya Ruki buka suara

"Ehhm kau duluan"

"Nggak jadi deh Ruki duluan aja"

"Aku serius Furuya kamu dulu"

"Enggak Ruki dulu"

"Kita katakan bersama?"

"Oke 1...2...3"

"Aku mencintaimu Furuya/Ruki"

Keduanya tertawa kecil bersama, Ruki merangkul Furuya dan mengusap rambut Furuya perlahan

"Nggak enak banget ya, pasangan normal biasanya duduk ditaman atau di resto lah kita di toko buku" canda Furuya sambil tertawa kecil, tangannya asyik mengambil buku dan membaca sinopsisnya

Ruki ikut tertawa kecil "Nggak papa asal kamu bahagia aku juga kok"

Mereka kemudian diam beberapa detik sampai Ruki kembali berbicara di telinga Furuya yang menbuat si empunya menjatuhkan buku yang ada ditangannya

"Nggak papa sekarang kita di toko buku tapi esok hari aku janji akan menbuat kita berada di altar dengan janji suci"

"Geblek!!!"

Furuya memukul pelan bahu Ruki dengan muka merah karena ucapannya barusan, Furuya cukup paham apa maksud Ruki sebenarnya dan itu membuatnya malu setengah hati.

Sedangkan Ruki kembali tertawa lalu berdiri dan menggenggam tangan Furuya "Ayo ke kasir"

"Um!"

Setelah membayar semua buku yang Furuya beli, Ruki mengajak mereka berkeliling sejenak. Ditengah perjalanan tak sengaja mereka melihat Kou dengan beberapa pengawal yang di serbu oleh bernagai fans-nya

"Itu adikmu kan Ruki?" tanya Furuya seraya menunjuk Kou, Ruki mengangguk lalu melihat ke arah Furuya yang menatap datar kumpulan fans tersebut

"Kudengar dia memainkan sebuah film dan sekarang adalah tanggal tayangnya dan sepertinya Kou ingin melihat bersama para fansnya oh ya temannya tentang percintaan dua remaja di SMA" jelas Ruki lalu memasukkan tangannya dikantong celanannya

"Oh sepertinya menarik"

Ruki melirik ke arah Furuya yang sepertinya tertarik melihat film tersebut tanpa sadar dia tersenyum tipis

"Menurutku ya kisah cinta paling romantis adalah kisah tentang vampire murni yang jatuh cinta pada setengah vampire" dia terkekeh kecil lalu mengacak rambut Furuya. Furuya diam sambil tersenyum menahan untuk tak tertawa

"Yah Ruki benar jelas-jelas setengah  vampire  itu lah yang mencintai vampire murni dan kemudian berusaha menaklukkan hati vampire murni tersebut"

"Hahahaha iya kau benar sih"

"Furuya selalu benar"

"Cih mulai lagi sifatnya"

"Biarin kan yang sayang Ruki"

"Dasar kau ini"

"Dasar apa?"

"Dasar cantik"

"Dasar tampan"
























"Karena mencintaimu itu butuh waktu" Ruki Mukami










"Mencintai dan dicintai itu rasanya sama saja. Sama-sama membutuhkan seseorang dan sama-sama berbuah manis" Furuya Sakamaki









Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top