Bab 5: "Menjaga"
" Jika kau dalam bahaya tak ada salahnya kan aku melindungi?"
Ruki berjalan dengan santai menuju kelasnya, setelah kemarin dia pulang bersama Furuya dan mendapat kejutan darinya sekarang gantian dia yang memberi Furuya kejutan
Kkrriekk
Kelas masih kosong saat itu tentu karena ini masih jam 7 malam, kelas baru dimulai saat jam 8 jadi masih banyak waktu. Ruki masuk dan menaruh tasnya dibelakang tepat disebelah Furuya yang tertidur dengan beralaskan tangannya
Ruki terus memperhatikan Furuya yang tertidur, bagaimana tarikan nafasnya yang teratur dan aroma blueberry yang tercium dari tubuhnya. Ruki mendekatkan tangannya pelan ke rambut Furuya dan mengelusnya sejenak
"Ternyata masih lembut seperti biasa" batin Ruki senang
"Nghh, apa yang kau lakukan?" Furuya membuka matanya dan melihat langsung ke Ruki
Ruki menjauhkan tangannya dari kepala Furuya dan menunduk "Maaf"
"Bisa-bisanya Furuya terbangun karena mencium bau darahmu" ujar Furuya meluruskan punggungnya dan menyentuh kepalanya
"Ma-maaf"
"Tak apa, nah apa yang kau inginkan Ruki?" Furuya mengalihkan pandangannya ke Ruki yang masih berdiri disebelah bangkunya. Ruki diam sambil mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya di ubin kelas salah satu tanda bahwa dia sedang gugup
"Mmhh kalau boleh istirahat sama aku?" perlahan Ruki mengangkat kepalanya dan menatap ke Furuya. Furuya membulatkan mulutnya paham akan maksud Ruki, dia kemudian mengangguk
"Benar kah? Makasih Fur!!!" tanpa sadar Ruki memeluk Furuya erat membuat Furuya merona tipis oleh perlakuan Ruki. Ruki yang sadar pun segera melepaskan pelukannya dan memalingkan wajahnya yang merona merah
"Lu-lupakan kejadian itu!!" bisik Ruki menahan rona merahnya, Furuya tak bereaksi apa pun hanya diam dan memandang Ruki yang merona
Dia tersenyum kecil "Kau imut sekali" Furuya mengelus wajah Ruki lembut membuat Ruki gugup sekaligus malu
"Mungkin Furuya menyukaimu" ujarnya dengan santai. Ruki menatap Furuya tak percaya dia terkejut oleh pengakuan Furuya barusan
"Makasih"
"Hm ya" Furuya kembali menjauhkan tangannya dan tiduran di atas bangkunya, iris birunya kembali menatap ke Ruki yang duduk disebelahnya lalu pandangannya jatuh pada lengan Ruki. Lengan kokoh yang rela menjadi bantalannya kemarin untuk tidur
Sebenarnya Furuya cukup nyaman jika tidur dengan lengannya sendiri tapi dia mau merasakan kehangatan itu lagi ke mimpi serta hatinya. Perlakuan Ruki kemarin membuatnya sangat nyaman dan dia suka itu dia hampir seperti Reiji yang selalu suka mengusap rambutnya. Tanpa sadar Furuya tersenyum kecil menatap Ruki yang sibuk membaca, lama kelamaan dia pun tertidur kembali
💙💙💙
Furuya menguap lalu mengucek matanya dia masih mengantuk untuk sekarang ini tapi dia harus berusaha menahan kantuknya demi menepati janjinya dengan Ruki. Ya setelah jam pelajaran berakhir Ruki segera mengajak Furuya ke kantin dan sekarang dia sedang memesan makanan untuk mereka berdua
Furuya memandang sekitar dengan malas karena tempat ini terlalu ramai jadi dia mengencangkan sedikit volume musik di earphonennya lalu kembali melihat ke arah Ruki. Pria itu ada disana sedang menunggu pesanan mereka dengan tampang datar seperti biasa. Furuya sedikit menarik ujung bibirnya tak biasanya dia melihat wajah datar Ruki yang seperti itu
"Furuya?"
Furuya mengalihkan pandangannya di hadapannya sekarang ada Rudy yang membawa dua mangkuk bakso diatas nampan serta dua gelas jus jeruk. Dia kemudian duduk didepan Furuya
"Nih buat lo" Rudy menaruh semangkuk bakso di hadapan Furuya, Furuya menggeleng lalu mendorong pelan mangkuk itu
"Makasih tapi Furuya udah pesen makanan sendiri" ujar Furuya datar. Tak lama kemudian Ruki datang dengan membawa dua piring wafel dan dua gelas coklat hangat itu tersenyum ke Furuya
"Ini Fur"
"Makasih"
Ruki mendudukan dirinya disebelah Furuya dan menatap Rudy heran. Sementara Rudy menandang Ruki penuh benci serta menusuk, dia kemudian berdiri dan membawa nampannya kembali
"Gue pergi"
"Serah"
Furuya tak memperhatikan Rudy yang berlalu pergi begitu saja dia masih fokus untuk memakan wafel di depannya
"Emmhh, Fur"
"Hn"
"Emang hubunganmu sama Rudy apa?" tanya Ruki seraya memotong wafel miliknya. Furuya hanya diam berhenti dari aktivitasnya memotong wafel pandangan matanya berubay menajam dan dingin
"Penghancur keluarga Furuya"
Tak perlu dijelaskan kembali Ruki tetap diam ditempatnya sambil menatap wafelnya kosong, dia tahu tentang hal itu. Saat pemburu vampire masih banyak di kota, mereka -para vampire- berusaha mati-matian untuk melindungi diri dan menghindari mereka
"Tapi namanya pemburu busuk selamanya juga akan begitu ck dasar manusia rendahan" Furuya berdecih kesal saat mengingat kejadian itu, dia tentu masih marah oleh penghancur keluarganya. Karena kejadian itu lah satu nyawa hilang dikeluarga mereka
"Maaf mengingatkanmu tentang kejadian itu"Ruki menaruh kembali sendok dan garpunya sambil menunduk, Furuya tersenyum tipis
"Tak apa, ayo kita makan"
💙💙💙
Ruki sedang berjalan sendirian dikoridor sekolah yang sepi, bel pulang sudah berdentang saat Ruki di toilet jadi dia hanya perlu ke kelasnya dan mengambil tasnya
Diperjalanan dia melihat geng Rudy sedang berkumpul di dekat tangga sepertinya mereka sedang menunggu seseorang tapi Ruki menggelengkan kepalanya pelan lalu kembali berjalan melewati geng tersebut
"Oi"
Tubuh Ruki membeku, dia terdiam ditempat sambil mengigit bibirnya resah takut-takut kalau para pemuda itu akan menghajarnya
"Kau! Ruki Mukami kan?" seseorang tiba-tiba mendorong tubuhnya dan membuatnya terbentur pegangan tangga
Ruki meringis kecil lalu melihat situasinya. Dihadapannya sudah ada 5 pemuda yang memblokade dirinya sehingga tak bisa keluar, salah satu dari mereka menggenggam sebuah pisau perak yang sepertinya telah diasah lalu menempelkannya di wajahnya
Ruki sedikit meringis saat pisau tersebut menyentuh kulit, tubuhnya sudah gemetar serta pikirannya sudah terbang kesana kemari
"Ma.ti" Ruki membelalakan matanya terkejut, dia berusaha keluar dari para penjahat tersebut namun dia telah dikepung! Tak mungkin dia bisa menghadapi mereka sekaligus, Ruki hanya diam dan menutup matanya menunggu sampai rasa sakit itu menyerang
BBBBRRRAAKKK
Suara bantingan tadi sontak membuat Ruki membuka matanya dan melihat apa yang terjadi. Di depannya kini sudah ada Furuya yang memasang kuda-kuda, bersiap memukul para geng itu tanpa ampun
"Beraninya kau!!!" Ryan kembali bangkit dan menghunuskan pisau tadi ke Furuya tapi dengan cepat Furuya mengelak lalu menendang pisau itu jauh
BBBBRRUUKKK
"Kalian menganggu milikku" Furuya membanting tubuh Ryan ke tangga dengan cukup keras, dia menatap bengis ke empat pemuda yang masih melihat
"Maju!!" tantangan Furuya lalu menggulung lengan bajunya dan menatap nyalang ke empat pemuda itu
Yang pertama maju adalah Nico, dia melesat mendekati Furuya hendak mengunci pergerakan Furuya. Tapi Furuya membaca gerakan dengan cepat dia segera menangkap tangan Nico dan membantingnya sama seperti Ryan
BBBBRRAKKK
"Sialan!!!!" Steven maju dan mengayunkan pisau ke arah Furuya, Furuya kembali menendang pisau itu dan menghantam perut Steven dengan kakinya. Iris birunya berkilat tajam menangkap ketiganya
HAP!
"Kkkhhh..."
Furuya memutar badannya dan membulatkan matanya terkejut saat Doni dengan posisi mencekik Ruki dari belakang dengan tangan kanan yang memegang pisau
Doni tersenyum culas "Berani maju dia akan kurobek" Doni menunjukkan gestur merobek leher Ruki dengan mata pisau membuat Furuya berdecih marah
"Sekarang kau mau apa nona Sakamaki?" ujar Doni mengejek Furuya, Furuya terdiam lalu tiba-tiba dia tersenyum mengerikan dan tiba-tiba saja senyum itu berubah menjadi tawa kejam mengerikan
"Hahaha? Hahahaha! Jadi itu rencanamu? Mencoba membuat Furuya bimbang dengan hal itu? Ck ck ck dasar manusia rendahan" Furuya menunduk masih dengan senyum mengerikannya tersebut
Doni tak mengerti maksud Furuya, dia kemudian kembali mengeratkan cekikannya ke Ruki membuat pasokan oksigen Ruki semakin menipis.
Doni berdecih "Ck! Cepat sini kalau kau mau menyelamatkannya!"
Furuya tersenyum lalu menghilang membuat Doni terkejut secara tiba-tiba. Doni menatap sekeliling dengan takut membuat Ruki keheranan
"Fufufu~ jika kau tak melepaskan milikku kau akan tamat~" sebuah suara muncul dibelakang Doni membuat Doni segera memutar badannya dan dia menemukan Furuya yang melayang di sebelahnya
"HA-HANTU!!!!!!!" Doni berteriak dan sontak melepaskan Ruki lalu kabur bergitu saja meninggalkan ke empat kawannya yang pingsan karena serangan Furuya
BBRUKK
"Uhuk...uhuk...uhuk..." Furuya mendekati Ruki dan menggosok punggungnya dengan lembut membuat Ruki memandangnya dengan senyuman
"Makasih udah nyelametin aku" ucap Ruki duduk di depan Furuya sambil menutup matanya, Furuya tersenyum tipis lalu mengelus wajah Ruki dengan lembut
"Karena kau milikku maka aku akan menjagamu"
💙💙💙
Furuya dan Ruki berjalan beriringan di trotoar jalanan yang sepi, tak ada yang membuka percakapan diantara mereka hanya saling diam dan terus berjalan sambil menggandeng tangan, membuat kehangatan mereka sendiri hanya dengan genggaman tangan mereka.
"Furuya..."
Furuya menolehkan kepalanya saat Ruki memanggil dirinya, dia dapat melihat wajah lesu dari Ruki yang sedang menunduk sedih
"Ya?"
"Kamu seharusnya tak usah membantuku tadi" gumam Ruki lirih lalu menghentikan langkahnya membuat Furuya berada beberapa langkah darinya
Furuya mendengus lalu mengelus tangan Ruki dengan jarinya "Jika kau dalam bahaya tak ada salahnya kan aku melindungi? Lagipula.." Furuya menjeda kalimatnya sejenak lalu menatap Ruku sambil tersenyum kecil
"Kau itu milikku tak ada yang boleh menganggu milikku"
Perkataan Furuya tadi sontak saja membuat rona merah di kedua wajah Ruki menyebar, dia mengigit bibirnya gugup lalu memainkan ujung rambutnya
"U-umhh..ya-yahh i-itu bisa jadi.."
"Nah kau sudah tahu mari kita lanjutkan perjalanan kita"
Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan lebih bersemangat, Ruki tak henti-hentinya menatap wajah Furuya yang tampak sangat serius dan begitu posesif untuk dirinya. Baginya ini adalah anugerah karena Furuya mau mengakui dirinya
💙💙💙
Hari minggu adalah hari yang paling ditunggu oleh para pelajar dari semua kalangan karena mereka bisa bebas dari semua pelajaran melelahkan disekolah. Tak terkecuali Furuya dan Ruki.
Ruki berniat mengajak Furuya jalan-jalan di pagi ini hanya untuk refreshing serta kencan pertama mereka. Keduannya memasuki sebuah mall yang ada di kota dan Ruki berinisiatif untuk mengajak Furuya menonton film
"Yahh~ Fur kau mau nonton apa?" tanya Ruki melihat ke Furuya yang sibuk melihat satu persatu judul film
Furuya mengangkat bahunya "Entah lah Furuya bingung mungkin kau saja yang memilihkan" dia menatap tepat ke iris biru baja Ruki membuat sang empunya kembali gugup
"Oke kalau begi-"
"Yo bro! Lo kesini juga? Tumben amat ya nggak Ko?" suara cempreng Ken menginterupsi pembicaraan mereka, sontak keduanya menoleh dan mendapati ke empat sahabat mereka tengah memandangi mereka
"Yoi Ken, kagak kayak biasanya tom and jerry akur" sahut Yuko lalu terkekeh sadist
Ruki memutar bola matanya "Mau ngapain lo pada kesini?" tanyanya dengan nada datar seolah berkata ganggu aja dah lo pada!
Mereka berempat tertawa serentak melihat reaksi Ruki yang seperti kesal membuat Ruki yang ditertawakan meremas kepalan tangannya kuat
Kazuna menepuk bahu Ruki sejenak sambil tersenyum simpul "Nih ya gue kasih tahu-"
"Gue sukanya tempe" belum selesai Kazuna berbicara dengan tak berdosanya Ruki memotongnya dan tersenyum mengejek ke Kazuna
Kazuna menimpuk kepala Ruki dengan ekspresi sebal "Garing njer! Dah dengerin nih seharusnya lo bawa Furuya tuh ke tempat yang dia suka" ujar Kazuna pelan agar tak terdengar oleh Furuya. Walaupun sia-sia karena Furuya adalah vampire yang berarti pendengarannya lebih tajam daripada manusia
"Dikasur dong?"
Kazuna kembali menimpuk kepala Ruki karena geram dengan jawabannya "Bukan itu juga lah geblek!! Udah gini setelah nonton rencana lo selanjutnya apa?"
"Makan siang terus balik udah gitu aja"
Kali ini Kazuna harus mencoba menahan amarahnya yang akan keluar kapan pun, bagaimana pun juga Ruki adalah tipe cowok yang baru pertama kali berpacaran dan dia masih tak memiliki pengalaman tentang hal-hal seperti ini
"Udah gini aja abis nonton ajak tuh si Furuya ke toko boneka kita bakal stand bye disana nanti" saran Kazuna mutlak lalu mendorong tubuh Ruki ke Furuya yang menyebabkan mereka berdua bertabrakan
"Aduhh maaf Fur"
"Hn"
"Kita langsung masuk yuk"
"Hn"
Keduanya telah masuk ke dalam untuk menonton film sementara ke empat sahabatnya baru masuk setelah beberapa menit menyiapkan rencana untuk hari ini
💙💙💙
"Jadi... Kau suka?" Ruku bertanya ke Furuya setelah mereka keluar dari biskop, film tadi cukup bagus Semangkuk Darah di Kamar judulnya
Dan Ruki yakin Furuya akan menyukainya karena gadis biru itu tergolong sadist dan masokis, setiap adegan pembunuhan di film tadi membuat ujung bibir Furuya tertarik ke atas tampak bahwa dia begitu menikmati film tersebut
Furuya mengangguk lalu kembali nenggenggam tangan Ruku tanpa banyak bicara "Kemana lagi?"
"Ke toko boneka yuk"
Furuya mengangguk lalu mereka pun berjalan bersama menuju toko boneka yang ada di lantai 4
Seperti yang telah di katakan Kazuna tadi, mereka berempat telah ada di dalam salah satu toko boneka terbesar di dalam mall dan mereka juga telah berasumsi bahwa pasangan tersebut akan kemari
"Bro nggak papa nih kita ada di toko kakak lu?" tanya Chiaki seraya sibuk memilah dan memilih boneka
Ken tersenyum "Ya nggak papa lah! Kan ini usaha gue nantinya kakak gue mah cuma jaga ni toko sementara"
"Enak banget lo ngomong! Lo juga ikutan jaga lah dek!"
Keempatnya terperanjat kaget saat melihat sosok wanita dengan rambut ungu dan iris hitam bergradasi biru berada dibelakang Ken dengan membawa sebuah bantal boneka dia Yumi kakak dari Ken
Ken tertawa hambar melihat reaksi kakaknya tersebut "Canda kak dah kakak lanjut kerja lagi gih"
Mereka berempat kembali memilah boneka yang sekiranya cocok untuk Furuya dan Ruki mengingat warna kesukaan mereka bertolak belakang yang satu suka warna cerah dan satunya lagi suka berwarna gelap
Mereka terus mencari sampai tak sadar bahwa Furuya dan Ruki sudah dekat dengan toko tersebut. Sampai Chiaki yang sengaja keluar sebentar melihat mereka dan dengan gelagapan masuk kembali ke dalam dengan raut ketakutan
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top