Waist

IDOLiSH7 ©️ Bandai Namco, Troyca, Arina Tanemura

Waist ©️ bellasteils

Original character:

Bella ©️ bellasteils

Rena ©️ annie gentlekins

Yumeship

Gakubella

Ryuurena

Based on:

Selamat membaca

***

Bella memperhatikan dengan seksama tubuh Gaku dari belakang, dari atas hingga bawah. Selanjutnya manik kecokelatannya berakhir di pinggang Gaku yang tertutup kaos oblong. Meskipun tak terlalu kentara, Bella penasaran dengan lekuk pinggang di balik kaos itu.

Beberapa hari yang lalu, Bella melihat poster Gaku di stasiun yang mempromosikan konser kolaborasi TRIGGER, IDOLiSH7, Re:vale dan ZOOL. Salah satu hal yang menarik gadis Islandia itu adalah lekuk pinggang Gaku yang sangat ramping.

Gaku masih sibuk dengan piring dan gelas yang dibilas air bekas makan malam mereka. Meski tidak bisa disebut makan malam karena baru jam 16:30. Padatnya kegiatan membuat Bella baru makan dengan benar sekarang. Sebelumnya hanya diganjal dengan roti atau dua buah onigiri dan minuman energi.

Berbeda dengan Gaku yang kebetulan libur dan mampir ke apartemen Bella. Pekerjaan sebagai entertainment membuat jadwal Gaku berbeda dibanding orang kebanyakan. Sebagai kekasih yang pengertian, Gaku membuatkan ayam katsu dan sup miso, kesukaan Bella.

Meski sekarang katanya sedang jatuh cinta dengan sup jagung.

Dihantui rasa penasaran, Bella mengendap dari belakang menghampiri Gaku. Seperti pencuri yang sedang mencari kesempatan dalam kesempitan, tangan Bella segera memeluk pinggang Gaku dari belakang. Kejadian begitu cepat tentu saja reflek membuat leader grup idol TRIGGER itu terlonjak kaget.

"Woah!" serunya sambil menahan piring yang baru selesai dibilas. Untung bukan barang pecah belah. Meski begitu tetap saja Gaku menghindari benda itu jatuh ke lantai. "Bella kau kenapa?"

"Hmm..." Bella tak menyahut. Tangannya malah sibuk meraba-raba pinggang Gaku semakin intens.

Gaku, yang syaraf sensitif di pinggang diraba oleh jemari Bella merasa tergelitik. "Hei, kau membuatku geli." protes Gaku yang juga merasa terganggu karena piring masih di tangannya. Takutnya tiba-tiba jatuh.

Alih-alih menjawab, Bella malah bergumam. "Hmm, ramping, sih. Tapi tetap berotot."

Gaku yang mendengar hal itu lantas menautkan alis dengan semburat tipis mewarnai pipi. "Apa maksudmu?"

Bella tersadar setelah mendengar pertanyaan dari Gaku, ia masih meraba-raba pinggang kekasihnya. Gadis itu menjawab dengan santai, "Oh, maaf." Sembari menarik kembali tangan dari pinggang Gaku.

Gaku menyelesaikan mencuci piring kemudian mengikuti Bella ke ruang tamu. Gadis itu mulai bercerita.

"Kemarin waktu aku ke stasiun Shibuya, aku melihat poster konser terbarumu." Bella membuka ponsel di meja. Memperlihatkan foto poster Gaku yang dia lihat di stasiun kemudian memperbesar layar hingga terlihat bagian pinggang Gaku saja.

"Aku penasaran karena pinggangmu termasuk ramping untuk ukuran pria."

Mendengar alasan itu, Gaku lantas meraba-raba bagian pinggang sendiri.

"Hmm, aku tak pernah menyadarinya." gumam Gaku.

"Tentu saja tidak." ujar Bella. Mana mungkin orang sendiri sadar dengan perubahan tubuh sendiri. Pasti orang lain yang sadar. "Tapi aku jadi iri." Bella kemudian meraba bagian pinggang sendiri. Buru-buru Bella sembunyikan dengan kedua tangan.

"Pinggangku lebih banyak bagian lemak." keluh Bella sambil memanyunkan bibir.

Gaku gantian meraba pinggang Bella kemudian ke bagian perut yang sedikit membucit seperti baby bump. Buru-buru Bella mendelik dan mendorong tangan Gaku. Merasa sensitif karena lemak bersarang di perutnya. Meski tidak terlalu kentara karena Bella sering memakai pakaian longgar.

"Kau pasti jarang olahraga akhir-akhir ini?" tanya Gaku. Bella yang selalu menjaga tubuh meski hobinya makan, tiba-tiba mengeluh merasa lebih gemuk.

Bella berpose berpikir, "Iya, sih. Akhir-akhir ini sibuk menyelesaikan tugas akhir dan kalau sempat mengedit video, jadi jarang olahraga."

"Nah, kan..." sahut Gaku mendukung pernyataan Bella. "Kalau begitu, apa lusa Bella luang?" tanya Gaku kemudian.

Bella kembali berpikir, mengingat jadwal untuk lusa. "Sepertinya lusa siang aku luang, ada apa?"

"Aku sudah janjian sama Ryuu mau ke gym, mungkin Ryuu bisa ajak Rena supaya kau ada teman ke gym."

Manik cokelat Bella berbinar, "Wah, boleh tuh!" serunya mendengar nama Rena disebut. Kawan yang ditemui tidak sengaja dari media sosial. Sama-sama penyuka buku dan Rena sering rekomendasikan beberapa buku bahasa Jepang untuk tugas kuliah Bella.

Usut punya usut, ternyata Rena adalah seorang penulis novel. Bahkan Bella pernah membeli bukunya sebelum gadis blasteran itu bertemu dengan Rena.

Fakta yang lebih mencengangkan lagi, Rena adalah fans TRIGGER dan kekasih dari Tsunashi Ryunosuke, yang mana satu grup dengan Gaku. Rena juga ternyata mengaku sempat menjadi fans Gaku sebelum belok kepada Ryuu.

Sungguh, dunia ini sempit dan penuh plottwist.

"Baiklah, aku tanya Rena dulu." Bella mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Rena.

"Aku juga konfirmasi ke Ryuu dulu."

Keduanya sempat hening sambil memperhatikan layar ponsel. Tak lama mereka mematikan ponsel, mengingat pesan mereka kemungkinan tak segera dibalas.

"Aku masih penasaran bagaimana pinggangmu bisa ramping." ujar Bella, kembali kepada topik pinggang Gaku.

"Sebagai idol, aku kan harus menjaga postur tubuh. Jadi harus rajin olahraga ke gym." jawab Gaku sambol kembali meraba pinggang sendiri, berkacak pinggang layaknya model sedang berpose. Gaku kemudian menyunggingkan senyum bangga sambil menyisir poni silver dengan jemarinya. Semakin dipuji ego pria, semakin besar kepalanya.

Bella mengangguk paham tapi mengabaikan kekasihnya yang mencoba memberikan fanservice.

"Kok aku jadi merasa kalah dari laki-laki soal postur tubuh..." gumam Bella. "Apa aku harus diet makan?" lanjutnya.

"Ah, tidak!" gumamnya tegas. "Sup kare, ramen, kjötsúpa masih terlalu nikmat untuk dilewatkan."

Gaku terkekeh, tekad makan Bella lebih besar dari diet. "Jangan dipaksakan, kalau memang kamu suka kenapa tidak." ujar Gaku. Ia selalu mendukung apapun yang menjadi sumber kebahagiaan Bella selama tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

"Asalkan..." Gaku menambahkan dengan memberikan jeda. Tangannya terulur ke bagian perut Bella dan mencubit pelan. Bella lantas mendelik. Gaku segera menarik tangannya dan melanjutkan, "kamu juga harus menjaga kesehatan."

"Baiklah, tapi jangan sambil mencubit lemakku juga, dong." Bella protes ngambek.

"Kenapa memang? Apa ada yang salah?" tanya Gaku lantas kembali mendapat tatapan tajam dari Bella. Gaku kemudian membujuk Bella, sebelum gadis keturunan viking itu benar-benar melancarkan serangan pada pinggangnya juga.

"Baiklah, ayo makan es krim." ajak Gaku.

Manik Bella berbinar antusias. "Ayo!"

Bella berjalan dengan riang menuju kulkas dan mengambil dua es krim, melupakan alasan dia marah.

'Kalau Bella ngambek, bujuk saja dengan es krim.' batin Gaku.

Topik pinggang itu pun diakhiri dengan makan es krim bersama.

***

Selesai.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top