Sobaman
IDOLiSH7 © Arina Tanemura, Bandai Namco, Troyca
Selamat membaca.
***
Bella masih berkutat dengan laptop dan mouse. Kacamata menggantung di telinga. Poni yang selalu menutup dahi dibiarkan terbuka menggunakan jepitan.
Musik Diamond Fusion milik idol bernama TRIGGER berdendang menyuntikkan semangat. Percaya tidak percaya, salah satu membernya adalah kekasih Bella saat ini.
"Baby, Dance to me till breaking dawn." tanpa sadar Bella ikut menyanyikan liriknya. Kepalanya bergoyang mengikuti irama.
'ting tong.'
Dering interkom memanggil. Bella buru-buru melepas mouse dari tangan. "Siapa? Orderan Gaku-san kah?" gumamnya.
Bella menekan tombol interkom. Layar menampilkan seseorang memakai topi membawa makanan. "Permisi pesanan untuk um Bella Su-suteiruzu?" pria itu mengucapkan marga Bella dengan terbata. Bella hiraukan karena hal ini sudah biasa.
"Iya. Akan kubuka sekarang." kata Bella kemudian menekan tombol buka kunci.
"Ini pesanan Anda." Pria itu menyodorkan mie soba di atas nampan. Wajahnya tertutup topi bertuliskan 'Yamamura Soba'. Suaranya sedikit berat dan terkesan dibuat-buat.
"Apakah perlu kubawakan masuk, masih panas. Kasihan tangan cantikmu nanti terbakar."
Bella termangu sambil memandang kedua tangannya sendiri kemudian memandang pria pengantar soba dengan pandangan curiga.
"Maaf sudah lancang, tapi aku bawakan masuk saja." Pria itu melepas sepatu segera masuk ke apartemen Bella.
Bella segera menghalangi jalan pria itu dengan tangan. "Kau mau kemana?"
"..."
Bella memperhatikan pria yang sejak tadi berusaha menundukkan kepala.
"Gaku-san?" Bella melepaskan topi yang sedari tadi menutupi wajah si pria.
"Eh? Apa maksudmu? Kalau Gaku yang kau maksud Yaotome Gaku, kau salah orang. Aku hanya orang yang terlihat mirip..." Pria itu memandang arah lain dengan gugup.
"..."
Bella memandang tajam pada pria di depannya. Menyipitkan mata bahkan sampai mendekatkan wajah ke arah pria itu, membuat si pria semakin gugup.
"Penyamaranmu payah sekali Gaku-san." ujar Bella sambil mencubit pelan pipi Gaku.
"Ayo masuk." ajak Bella kemudian.
Gaku memandang kekasihnya, kemudian mengikuti di belakang.
"Kenapa bisa tahu kalau ini aku?" tanya Gaku seraya meletakkan soba di atas meja kecil di ruang tamu.
"Kebiasaan gombal Gaku-san tidak bisa bohong." jawab Bella.
"Wah tenpura soba!" seru Bella ketika Gaku membuka isi mangkuk yang dibawa. Asap masih mengepul seperti baru saja dimasak.
"Malam-malam begini memang lebih enak makan yang berkuah."
"Makanlah sebanyak yang kau mau." ujar Gaku.
"Aku makan, ya?" kata Bella kemudian menangkupkan kedua tangan. "Selamat makan!"
Bella menyeruput mie hingga terdengar bunyi kenikmatan. Cukup lama baginya untuk bisa melakukan seruputan mie seperti orang Jepang.
"Gaku-san tidak makan?" tanya Bella usai menelan tenpura ebi.
"Aku sudah kenyang melihatmu makan." kata Gaku tanpa melepas pandangan dari Bella.
"Ya sudah, aku habiskan ya?" Bella menghabiskan satu mangkuk tenpura soba. Akhirnya hanya tersisa sedikit kuah.
"Gaku-san kenapa bisa pakai pakaian seperti ini?" tanya Bella memperhatikan pakaian Gaku seperti pelayan restoran soba, dengan versi lebih tampan. Karena setiap kali mengunjungi restoran soba, Bella selalu menemukan pelayan yang sudah cukup berumur.
"Kalau sedang luang aku membantu kakekku jualan soba."
"Oh, pantas saja kau jadi otaku-soba."
"Hei, apa itu ejekan?"
"Ini pujian." ujar Bella memberikan senyuman. "Kau masih terlihat tampan memakai pakaian apapun." lanjut gadis blasteran Islandia itu.
"Benarkah?" tanya Gaku antusias, terlihat semburat merah tipis menghias pipi.
"Iya. Habisnya aku lebih sering lihat Gaku-san di acara televisi, kadang-kadang ingin melihat Gaku-san dalam sehari-hari."
"Kita kan baru saja jadian, jadi masih banyak waktu mengenal masing-masing. Aku juga lebih sering melihat Bella memakai pakaian tradisional Islandia di Sekai Aru-Aru."
"Ternyata pemikiran kita sama." ujar Bella.
"Kalau udah jodoh biasanya gitu." lagi-lagi Gaku memberikan rayuan.
"Tapi apa boleh kau yang seorang idol jadi pelayan soba? Bukankah nanti ketahuan?"
"Aku selalu berpura-pura terlihat mirip dengan Yaotome Gaku..."
"Dan mereka percaya?"
"Iya."
"..."
Bella tak tahu harus berkomentar apa. Dilihat terlalu mirip sih, ini memang Yaotome Gaku. Setidaknya Bella masih bisa mengenali Gaku walau dengan tampilan sobaman.
***
Selesai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top