Frídag
IDOLiSH7 ©️ Bandai Namco, Troyca, Arina Tanemura
Frídag/Day-off ©️bellasteils
Original Characters:
Bella Steilsdottir, Nguyen Thi Hoa ©️ bellasteils
Rena ©️ Annie Gentlekins
Yumeships
- GakuBella
- RyuuRena
Warnings: mengandung konten delapan belas coret, ooc untuk gaku, dan lain-lain.
Selamat membaca
***
"Gaku-san bisa minta tolong jemur pakaian?" Bella berteriak menggema seolah seluruh dunia mendengar. Tangan sibuk memeras spons untuk menimbulkan busa. Digosok pada permukaan piring yang kotor bekas makan siang. Sisa-sisa nasi menempel bersama remahan tepung roti dan saus segera hilang dengan sekali usap.
Gaku selesai mengelap meja makan hingga bersih dan mengkilat. Manik abunya menyipit sambil mengamati setiap inci permukaan meja makan berbahan kayu. Memastikan tidak ada lagi kotoran atau bekas cipratan minyak dan saus. Semua itu telah disapu bersih dengan sabun khusus.
"Yosh!" gumam Gaku merasa bangga dengan hasil kerjanya. Bunyi pip-pip dari mesin cuci menandakan proses pencucian telah selesai disusul teriakan Bella yang bisa saja terdengar sampai negara asalnya, Islandia.
Baiklah, Gaku hanya hiperbola.
"Siap, laksanakan!" serunya seperti tentara yang mendengar titah komandan. Membawa keranjang besar berisi setumpuk cucian. Selain pakaian sehari-hari yang baru dicuci, juga ada seprei dan selimut.
Cuaca siang ini sangat cocok untuk mencuci bersih semua pakaian. Meski di penghujung musim panas menuju musim gugur suhu sehari-hari mulai turun. Matahari bersemangat memancarkan sinarnya ke permukaan bumi, sesekali bertarung melawan angin yang berhembus.
Gaku menuju balkon apartemen yang mereka sewa untuk tinggal bersama. Kembalinya TRIGGER ke agensi Yaotome Pro membuat keuangan dan karirnya berjalan kembali normal. Meski berat meninggalkan apartemen yang ditinggali bersama TRIGGER. Pada akhirnya semua orang memiliki keputusan masing-masing.
Kujo Tenn yang kembali ke rumah Kujo Takamasa dan Tsunashi Ryuunosuke memutuskan untuk tinggal bersama kekasihnya, Rena. Alasan yang sama dengan Gaku saat ini, tinggal bersama kekasihnya yang blasteran, Bella.
Bella selesai menaruh piring-piring bersih. Wastafel juga sudah dilap sampai mengkilat tanpa ada sisa-sisa makanan atau busa yang tertinggal. Mulutnya masih mendendangkan lagu dari boyband terkenal di Islandia.
"Oh, tidak!"
Denting jam di dinding menandakan hari sudah siang. Acara bersih-bersih apartemen setelah seminggu ditinggal kerja untuk Gaku dan kuliah untuk Bella, membutuhkan waktu seharian penuh. Mulai dari genkan, ruang tamu, kamar, toilet hingga dapur dan balkon. Saking banyak yang harus dibersihkan, mereka baru bisa mengisi perut dengan benar menjelang siang. Paginya hanya diganjal dengan sepotong sandwich yang dibeli malam sebelumnya dan susu yang hampir habis.
"Waktunya belanja."
Di setiap kesempatan libur, Bella selalu menyetok bahan makanan di kulkas atau snack kering untuk dijadikan cemilan. Dua minggu terakhir Bella sibuk riset untuk tugas akhir, ditambah bimbingan dan mencicil edit konten rabbitube. Sebulan lalu dia bersama Rena pergi ke tempat onsen terkenal dan terbesar di Jepang. Liburan yang sangat menyenangkan karena Bella bisa mengajak penulis terkenal yang dia kagumi di Jepang. Tak menyangka bahkan mereka bisa menjadi sahabat dan lebih mengejutkan lagi, Rena adalah kekasih dari Tsunashi Ryuunosuke, rekan kerja Gaku.
Dunia sungguh selucu itu.
Gaku sendiri, sedang gencar-gencarnya mengembalikan reputasi TRIGGER di mata industri entertainment. Bersama managernya, Anesagi yang berjuang keras kesana kemari untuk menaikkan popularitas TRIGGER. Bahkan sempat mencetuskan ide kerja sama dengan perusahaan Nocimi's, perusahaan iklan yang sedang naik daun, untuk memperkenalkan TRIGGER lebih jauh. Sayangnya, ide tersebut ditolak oleh pimpinan Yaotome Pro, Yaotome Sousuke, mengetahui ZOOL didukung penuh oleh Nocimi's.
ZOOL, idol grup baru yang mendongkrak popularitas di dunia musik. Sejak awal debut, kehadiran mereka sangat fenomenal. Semua orang beralih kepada grup baru ini. Hingga akhirnya popularitasnya mengalahkan TRIGGER dan IDOLiSH7 meski akhirnya diketahui menggunakan cara kotor. Tapi tetap saja belum bisa menyaingi kepopuleran senior mereka, Re:vale.
Dua minggu hidup dalam rumah yang berantakan sana-sini. Barang-barang diletakkan seadanya tanpa ditata dengan rapi. Baju-baju kotor masih menggantung di cantelan. Tidak hanya perasaan ikut awut-awutan tapi juga tidak sehat. Meski sudah di penghujung musim panas, tetap saja tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali oleh serangga atau hewan pengerat yang berkeliaran.
"Gaku-san, sudah belum? Kenapa lama sekali? Habis ini kita belanja, ya?" Bella berteriak ke arah balkon yang tertutup oleh sekat sembari tangannya mencari pulpen dan kertas untuk mencatat daftar belanjaan.
Hening.
Samar-samar terdengar suara Gaku sedang bergumam menyanyikan Beautiful Player yang muncul pertama kali di konser Beyond the Period.
Bella menautkan alis. "Ga denger, ya?" gumam si gadis blasteran Jepang-Islandia. Akhirnya secarik kertas dan pulpen yang ditemukan dari tas kuliah diletakkan di atas meja. Menghampiri kekasihnya yang sudah hampir 20 menit berlalu belum juga selesai menjemur pakaian.
Manik kecoklatan Bella mengintip dari kejauhan. Balkon apartemennya dibatasi dengan jendela kaca yang besar, jadi ia bisa melihat Gaku tanpa harus mendekat. Sekali lagi alis gadis itu semakin berkerut.
"Gaku-san ngapain?" gumamnya memperhatikan Gaku yang mengambil cucian dari keranjang, mengibaskan ke udara dengan kuat sebelum digantung. Setelah itu ia berpose seolah memperlihatkan ototnya dan kembali mengambil cucian. Begitu terus sampai pakaian ketiga, selalu diakhiri dengan pose memamerkan otot dengan berbagai posisi.
Bella cengo sesaat, kemudian teringat rabbitube mini milik Gaku bersama Yotsuba Tamaki dari IDOLiSH7 dan Mido Torao dari ZOOL, melakukan aksi pamer otot. "Apa dia memperagakan kembali adegan itu?" gumam Bella.
Karena lucu dan gemas, Bella diam-diam meraih ponsel dan merekam kelakuan leader TRIGGER itu sambil pelan-pelan menghampiri dari sudut mati posisi Gaku. Sesekali Bella terkekeh karena pose macho yang dipamerkan sungguh konyol.
Pada akhirnya Bella tak tahan dan tertawa lepas setelah berada di dekat Gaku. Pemuda rambut abu itu telah menyadari kehadiran kekasihnya yang merekam dari balik kaca. Bukannya merasa malu, Gaku malah semakin liar memperlihatkan otot-otot dari balik kaos oblong yang dipakai. Seolah dia manusia paling kuat dan berotot di muka bumi ini.
"Maaf, Gaku-san aku tak sanggup, lucu sekali." Bella mematikan ponsel setelah menyimpan rekaman video barusan sebagai kenang-kenangan.
"Lho, bukannya keren, ya?" katanya kembali berpose seolah pria paling tampan sedunia.
"Hahahaha, baiklah, baiklah pria keren. Apakah cuciannya sudah selesai dijemur?" Bella mengalihkan topik. Sejujurnya Bella sempat ingin protes kepada Gaku karena terlalu lama menjemur baju. Melihat kelakuannya yang menggemaskan, emosinya berubah menjadi tawa.
Gaku menunjuk keranjang baju. Masih ada seprei dan selimut yang kusut. Noda dan bercak yang menjadi saksi kegiatan malam mereka telah hilang dari permukaan sprei berwarna putih.
Mengerti maksud Gaku, Bella mengangguk paham. Tangannya meraih ujung selimut besar, Gaku menarik sisi lainnya. Bersama-sama menyampirkan selimut di tiang jemuran. Terakhir sprei yang dilebarkan pada pegangan balkon yang dijepit kedua ujungnya untuk menghindari diterbangkan angin.
"Yosh, selesai!" gumam Gaku sembari menyeka keringat di dahi. "Pfft, kamu ngapain?" lantas terkekeh melihat Bella sedang menirukan pose sedang memperlihatkan ototnya. Lengan kaosnya digulung hingga pundak. Kulit mulusnya terekspos dengan sedikit tanda merah yang mengintip.
Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali Bella memperagakan pose pamer otot selayaknya dia adalah atlet binaragawati. "Bagaimana? Sudah bisa ikut kontes ANNBF belum?" tanya Bella.
Gaku menautkan alis, "ANNBBF? Apa itu?"
"All Nipon Natural Body Building Federation. Federasi Binaraga Alami di seluruh Jepang." jawab Bella.
Gaku semakin menautkan alis, "Kenapa kamu tahu ada perkumpulan seperti itu?"
"Kemarin Rena yang kasih tahu, dia kan suka banget sama yang berotot begitu."
"Apa Bella juga suka tipe cowok berotot besar seperti itu?" tanya Gaku dengan cemas.
"Tentu suka dong. Rata-rata pria viking kan seperti itu. Jadi aku suka melihat pria berotot." ujar Bella dengan bangga.
Gaku terdiam. Kepalanya menunduk sambil meraba perutnya, kemudian lengannya. Seperti sedang mengukur massa otot. Wajahnya nampak kecewa karena sepertinya tubuhnya belum bisa menghasilkan massa otot besar seperti yang diidamkan Bella. Padahal bisa dibilang tubuh Gaku sudah memiliki massa otot yang cukup. Bisa jadi pengaruh tinggi badan 183 cm dengan berat badan 72 kg. Metabolisme tubuh juga bisa menjadi faktor.
"Ga usah sedih seperti itu. Gaku-san sudah cukup berotot kok." Bella menghibur meski dengan nada menggoda dan tangannya jahil meraba pinggang Gaku yang ramping namun berotot di dalamnya. Salah satu bagian tubuh Gaku yang akhir-akhir ini menjadi perhatian Bella.
Bella memang suka pria berotot, siapa sih wanita yang tidak menyukai otot bisep yang keras dan bentuk perut sixpack. Selama pria itu bisa menghormati dan mencintai apa adanya, Bella tidak peduli dengan bentuk tubuh.
"Hei, geli..." Gaku mencengkram tangan Bella yang meraba masuk ke balik kaos oblong putih bertuliskan Beyond the Period di bagian depan. Menghentikan aksi gadis itu menggelitik permukaan kulit yang sensitif.
Alih-alih melepaskan, Bella lantas memeluk pinggang pria itu. "Tertangkap!" seru Bella sambil tertawa.
"Kau dasar nakal." Gaku membalas dengan memeluk tubuh Bella yang lebih kecil darinya, menggendongnya dan membawa gadis itu kembali masuk ke dalam apartemen meninggalkan keranjang pakaian masih tergeletak di luar.
"Hei, Gaku-san mau kemana?" seru Bella. Suaranya menggema semakin jauh.
Gaku hanya menjawab dengan satu kata, "Mandi."
"Eh?"
***
Pintu mobil terbuka setelah Gaku memarkir mobil di basement. Deretan mobil yang terparkir tidak sebanyak hari libur. Sebagai seorang entertainment, jam kerja Gaku tentu tidak seperti orang-orang kantoran yang sudah ditentukan Senin hingga Jumat dari jam 8:30 sampai jam 17:00. Jam kerjanya tidak menentu. Jika sedang sibuk, Gaku bahkan tidak bisa mengambil cuti. Tapi ada kalanya ia mendapat waktu libur hingga seminggu berturut. Pembalasan setelah kerja rodi sana-sini.
Bella sendiri masih berstatus mahasiswa tingkat akhir yang baru menyelesaikan tugas akhir kuliah. Jam kuliahnya hanya diisi dengan riset, menulis atau bimbingan dengan dosen sebelum dipresentasikan. Jika otaknya sedang burnout, Bella selalu menyempatkan libur dengan beberes rumah, jalan-jalan dengan kekasihnya Gaku, atau temannya Rena atau Hoa.
Gadis blasteran Islandia itu pernah mendapat tawaran untuk menjadi bintang tamu di sebuah acara TV Jepang bertema 'perbandingan Jepang dengan luar negeri' yang bernama Sekai Aru Aru sebagai perwakilan negara Islandia, berkat konten rabbitube yang memperkenalkan Jepang dengan Islandia. Kesempatan emas yang tidak mungkin dilewatkan. Namun negara Islandia tidak sering menjadi topik, jadi frekuensi Bella tampil di acara tersebut bisa dihitung jari. Pernah dia terpaksa menolak tawaran karena jadwal kuliah yang padat dan tugas yang menumpuk. Pada akhirnya posisinya digantikan oleh orang lain.
Di acara tersebut, Bella berkenalan dengan seorang perwakilan dari negara Vietnam. Seorang gadis ceria yang datang ke Jepang dengan alasan yang sama dengan Bella yaitu untuk kuliah bernama Nguyen Thi Hoa, atau yang dipanggil Hoa. Karena kesamaan itulah Bella dan Hoa bisa saling berbagi suka-duka tinggal di Jepang sebagai mahasiswa dan orang asing.
Meski Bella sendiri seorang blasteran, tetap saja sejak lahir Bella tinggal di luar negara Jepang. Ia familiar dengan bahasa dan sering mendengar banyak hal mengenai Jepang tapi tidak berpengalaman tinggal di lingkungan Jepang secara langsung.
Setelah menyelesaikan tugas akhir semester ini, Bella ingin kembali menjadi perwakilan acara tersebut secara tetap, karena bukan hanya sebagai batu loncatan karirnya, di acara tersebut juga lah Bella bisa berkenalan dengan Yaotome Gaku.
Setelah ditelusuri, Gaku lah yang pertama kali jatuh cinta dengan Bella melalui layar kaca. Pada episode perdana Bella tampil di acara tersebut secara tidak sengaja. Cukup aneh tapi pada akhirnya mereka menjalin hubungan asrama dan bertahan hingga saat ini.
"Mau kemana dulu?" tanya Gaku. Penampilannya cukup eksentrik dengan bucket hat dan masker berwarna hitam. Bella juga berpenampilan sama dengan rambut merah panjangnya dikepang dua. Keduanya mengenakan bucket hat dan masker berwarna putih untuk menghindari hal yang tidak diinginkan sebagai public figure.
Supermarket langganan karena jaraknya lebih dekat dan lengkap. Tidak hanya menjual bahan makanan sehari-hari, tapi juga pakaian dan toko serba 100 yen di lantai dua, buku, perlengkapan alat tulis, alat eletronik dan alat rumah tangga di lantai tiga.
"Langsung ke supermarket saja. Sepertinya tidak ada barang lain yang ingin kubeli selain bahan makanan." Bella kembali membuka secarik kertas yang sudah ditulis dengan daftar belanjaan. "Gaku-san mau beli sesuatu?" Bella bertanya balik. Kakinya sudah naik di atas eskalator yang berjalan. Gaku berdiri di belakang Bella di sisi kiri. Sisi kanan untuk mempersilahkan orang lain yang sedang buru-buru. Meski di belakang mereka tidak nampak orang lain yang akan naik.
"Tidak ada. Hari sudah sore, nanti kita kemalaman untuk nonton film. Bukannya kau ingin menonton film hari ini."
"Baiklah."
Sampai di lantai satu Gaku menggandeng tangan Bella. Meraih troli dan keranjang belanja, kemudian berkeliling setiap bagian untuk menemukan barang yang diinginkan. Gaku menggantikan Bella mendorong troli di belakang Bella yang kebagian mencari dan mengambil makanan yang diinginkan.
Dua jam berlalu, dua keranjang penuh bahan makanan sudah siap melewati bagian kasir untuk dibayar. Stok makanan untuk seminggu ke depan saat masa-masa sibuk riset dan konser tur akan menyita waktu untuk sekedar berbelanja keluar. Mereka juga sempat membeli bento untuk makan malam karena malas masak.
Bella berencana untuk menonton film komedi Amerika rekomendasi dari Hoa. Otaknya yang lelah sedang membutuhkan asupan untuk meningkatkan hormon endorfin. Selain jalan-jalan dengan mobil, Gaku dan Bella juga suka menghabiskan waktu libur dengan menonton film. Jika Gaku suka menonton film berdasarkan direktur dan casting yang dia suka, Bella lebih memilih film berdasarkan genre; animasi, petualangan-fantasi, detektif atau hiu. Menonton film sudah menjadi jadwal khusus di hari libur. Jika kuat mereka bisa menghabiskan semalaman penuh dengan menonton film.
Sebenarnya Bella tidak masalah dengan segala jenis film, tapi ia pernah mengantuk menonton film di luar genre yang dia suka, jadi ia malas mencari rekomendasi selain genre kesukaannya.
Dua kardus sudah siap dibawa pulang. Sebagai lelaki sejati Gaku membawa kardus lebih besar, sedangkan Bella membawa yang lebih kecil dan beberapa plastik menggantung di antara jemari berisi roti yang dibeli di toko bakery terkenal di supermarket itu, dan jajanan yang dijual di deretan kedai street food festival musim panas yang berakhir hari ini.
Kembali ke apartemen, Bella dan Gaku tidak bisa langsung beristirahat dengan tenang. Mereka masih harus menata dan menyimpan belanjaan. Daging, sayur, susu, es krim dan sake kalengan dimasukkan ke dalam kulkas. Bahan makanan kering seperti snack untuk cemilan dan mie instan disimpan di dalam lemari.
Hal ini membutuhkan waktu lebih banyak karena ternyata ada beberapa bahan yang sudah membusuk di dalam kulkas yang disebabkan terlalu lama disimpan. Pada akhirnya mereka menambah pekerjaan dengan membersihkan isi kulkas. Menyortir bahan makanan yang masih bisa disimpan atau dibuang.
"Kebiasaan kau ini!" Gaku mengacak rambut Bella yang menyesal membuang beberapa makanan yang sebenarnya bisa untuk memasak dua atau tiga kali. Kepangan rambutnya menjadi rusak karena ulah Gaku.
"Maaf." Bella menundukkan kepala.
"Ya sudah, karena sudah terlanjur tidak mungkin juga kita makan." Gaku akhirnya membersihkan sampah-sampah sementara Bella memasukkan dan merapikan bahan makanan ke dalam kulkas.
Malam harinya, Bella dengan piyama merah muda bergaris telah menata bento dan berbagai snack di atas meja. Tak lupa bir yang siang tadi dibeli sebagai teman menonton. Gaku yang juga memakai piyama bermotif sama dengan Bella dengan warna abu-abu membawa selimut, bantal dan boneka kelinci abu yang dia belikan untuk ulang tahun Bella. Tak lupa meletakkan lampu tidur karakter TRIGGER untuk menambah nuansa remang-remang. Hadiah dari perusahaan elektronik yang berkolaborasi dengan TRIGGER. Masing-masing anggota TRIGGER mendapat satu set.
Film sudah diputar. Judul yang direkomendasikan oleh Hoa adalah The White. Bercerita tentang dua pria berkulit hitam yang bekerja sebagai FBI kemudian menyamar sebagai dua gadis kulit putih metropolitan yang kaya raya untuk menyelesaikan misi yang mereka gagalkan di tengah jalan.
Seharusnya dua pria berkulit hitam itu mengawal dua gadis ke acara akhir pekan orang-orang kaya, tapi karena suatu alasan sepele, dua gadis itu merajuk untuk tidak pergi. Hingga akhirnya dua pria itu lah yang menyamar untuk menggantikan.
Awal pemutaran, mulut Gaku dan Bella sembari makan bento katsu yang tadi dibeli, tapi matanya tak beralih dari layar besar di depannya. Karena keduanya suka menonton film, Gaku sengaja membeli televisi ukuran besar untuk menunjang hobi mereka.
Lima belas menit awal, makanan Bella sudah habis. Menyisakan setengah nasi yang berakhir di perut Gaku. Padahal Gaku sudah lebih dulu selesai makan. Nasi bukanlah makanan pokok Islandia, Bella merasa nasi seperti halnya lauk pauk. Biasanya porsi nasi pada bento umum lebih banyak dari porsi nasi. Oleh karenanya ketika memesan di restoran, Bella selalu memesan nasi dengan porsi kecil. Jika membeli bento seperti sekarang, Gaku yang akan memakannya.
Bella sedang minum bir seketika muncrat karena melihat kedua pria negro berubah menjadi dua wanita kulit putih menggunakan topeng yang dibuat khusus ditambah dengan wig pirang. Tentu saja wajahnya menjadi sangat aneh dengan postur tubuh tinggi dan kekar yang tidak bisa disembunyikan bagaimanapun juga.
"Bella kau tidak apa-apa?" Gaku menepuk-nepuk punggung Bella setelah menekan pause pada remote. Bella tidak sampai tersedak parah, hanya dengan minum air putih, tenggorokannya tenang kembali.
"Tidak apa-apa." ujar Bella. Memberi gestur untuk melanjutkan filmnya. Sayangnya Gaku menekan pause ketika salah satu pemain menampilkan wajah konyol. Bella akhirnya tertawa kembali. Film kembali dilanjutkan dengan kelakuan konyol dua sahabat itu ketika menyamar sebagai perempuan. Entah bagaimana bisa sangat luwes dan cocok. Apalagi bagian julidnya.
"Aku tidak sanggup!" serunya sembari memegang perut dan memeluk boneka kelincinya.
Gaku yang awalnya tidak tertarik dengan film ini, akhirnya ikut tertawa lepas. "Konyol sekali mereka."
Adegan demi adegan berlalu. Setiap detiknya selalu diiringi oleh tawa dari Gaku dan Bella. Bahkan mereka sampai memutar ulang adegan yang telah lewat untuk menertawakannya kembali. Memang selucu itu.
Sampai-sampai makanan yang sudah disiapkan di atas meja tidak tersentuh karena sibuk tertawa. Bella tak henti-hentinya memegangi perut dan Gaku juga tertawa lepas seperti beban hidupnya hilang seketika.
Menuju akhir film, bagian akhirnya keduanya ketahuan berbohong di depan atasan. Dua FBI yang selalu dicap payah dan tidak becus itu memberikan aksi yang ciamik menangkap pelaku buronan yang sedang mereka cari. Disertai dengan aksi heroik keduanya melindungi orang yang mereka cintai meski masih dalam balutan gaun berbulu selutut dan wig pirang panjang.
Satu film selesai. Bella puas dengan rekomendasi dari Hoa. Gaku juga merasa sangat menikmati tontonan hari ini. Kebanyakan film yang ditonton Gaku selalu bernuansa serius. Sesekali memang menonton film komedi seperti ini perlu untuk membuat hormon endorfin meningkat pesat.
"Bagus sekali." Bella berseru kemudian meneguk setengah botol bir yang masih tersisa.
"Tidak buruk juga. Kapan-kapan minta rekomendasi Hoa lagi tentang film komedi."
"Oke!" Bella berseru senang.
Tiba-tiba Gaku terpikir sesuatu dan melontarkan sebuah pertanyaan ketika Bella sedang membereskan makanan sisa di atas meja.
"Hei, Bella..." panggil Gaku.
"Ya?" Bella meletakkan keripik kentang yang sudah terbuka tapi masih sisa setengah.
"Kalau aku ikut casting film atau drama komedi apakah pantas?"
Bella meletakkan barang-barang di tangan. Memasang pose berpikiran sambil memperhatikan Yaotome Gaku dari atas hingga bawah. Selain sebagai idol, Gaku juga beberapa kali tampil dalam film dan drama panggung. Namun dari daftar film itu, Gaku belum pernah memainkan karakter bersifat konyol atau lucu.
"Kalau Gaku-san sih..." Bella memberi jeda membuat pria yang mewarisi darah pimpinan Yaotome Pro itu memajukan kepala saking penasaran. "Tidak usah akting, cukup menjadi Gaku-san seperti apa adanya sudah cocok dengan genre komedi."
Gaku diam mengangguk seolah paham. Lantas menengok ke arah Bella yang terkekeh pelan, "Hei, kau ini mengejekku lagi ya?"
Bella segera memberikan gestur melambaikan tangan yang berarti tidak. "Aku sedang memujimu, Gaku-san. Gaku-san bersikap seperti biasa sudah cukup lucu."
"Benarkah?"
Gaku terlihat seperti memikirkan bagaimana ia bersikap sehari-hari. Bella masih terkekeh pelan.
"Hei kau jelas sedang mengejekku." Gaku mendekat ke arah Bella yang masih tertawa, memojokkan gadis itu di sudut sofa supaya tidak kabur.
"Maaf, maaf aku tidak berniat mengejekmu. Gaku-san memang selalu lucu." kata Bella di sela tawanya. Mengingat bagaimana Gaku di siang tadi dengan bangga berpose macho bak atlet binaraga.
Gaku merasa Bella masih mengejeknya. Pemuda itu memasang wajah muram kemudian menggigit bagian leher yang terbuka karena Bella kembali mengepang rambutnya menjadi dua. Sasaran empuk bagi Gaku untuk menyerang.
"Hei, Gaku-san geli!" seru Bella.
"Balasan karena kau selalu menggodaku." ujar Gaku tangannya menggelitik bagian sensitif tubuh Bella. Gadis blasteran itu berusaha menghindar tapi tubuhnya sudah terkunci tidak bisa kabur. Bella hanya bisa menghentikan tangan Gaku yang masih bermain-main di bagian perut. Tidak hanya sensitif dengan respon gelitik tapi juga sensitif karena lagi-lagi Bella absen pergi ke gym untuk menghilangkan perut yang makin bergelambir.
Gaku berhenti melihat Bella terengah-engah terlalu banyak tertawa. Gaku terkejut dan dahinya berkerut. Ekspresinya mendadak cemas sambil menggigit bibir bawah seolah menahan sesuatu. Bella di bawahnya nampak seksi dan menggoda dengan bagian leher dan pundak yang terbuka karena piyama kebesaran itu merosot sebagian.
Napas Bella telah kembali normal. Memandang bingung pada gelagat Gaku yang aneh. Bagian lututnya merasakan sesuatu yang aneh di bawah sana. Mengerti apa yang sedang terjadi, Bella sedikit menyunggingkan senyum, mengatakan dengan nada menggoda, "Tapi aku menunggu akting Gaku-san sebagai karakter apapun. Pemain utama, sampingan, protagonis, antagonis, kalau Gaku-san yang melakukan aku tahu pasti sangat keren."
Yaotome Gaku, meskipun pekerjaannya sebagai idol terkenal. Secara umum tetap saja seorang laki-laki normal seperti manusia kebanyakan. Menumpahkan pujian-pujian kepada pria dengan ego tinggi tentu saja membuatnya besar kepala.
Gaku terkekeh pelan. Bella memang tahu bagaimana membuat egonya berteriak senang, terbang kesana-kemari di dalam perut seperti hari-harinya semakin jatuh cinta dengan Bella Steilsdottir. "Kau selalu bisa membuatku bahagia."
"Benarkah?" tanya Bella kali ini ia melingkarkan kedua tangan di leher Gaku dengan intim. Menarik kepala pemuda itu untuk memberikan satu kecupan ringan di bibir.
"Gaku-san juga selalu membuatku bahagia."
Gaku semakin menyunggingkan senyum, lebih tepatnya menyeringai seperti udang di balik batu. Layar televisi sudah berubah warna menjadi gelap. Cahaya di ruangan sudah remang-remang dan semilir angin dari air conditioner mendukung suasana malam yang semakin erotis.
Sejak kapan Yaotome Gaku yang polos dan apa adanya berubah menjadi seliar harimau buas? Jangan terkecoh dengan wajah dan titel Pria yang Paling ingin Dipeluk Sejagad. Meskipun posisinya sekarang sudah dilengserkan oleh Mido Torao dari ZOOL. Tetap saja orang-orang membayangkan Yaotome Gaku adalah seorang pria yang gemar menggoda gadis-gadis. Nyatanya, dia hanya menggoda satu gadis yang dia cintai saja.
Alih-alih mengikuti hawa nafsu Gaku yang sudah memburu, Bella tersenyum jahil. Tangannya mendorong keras pundak Gaku hingga terlempar ke belakang. Bella berdiri membenarkan letak piyama dan rambut yang sudah acak-acakan. Kuciran kepang rambutnya telah terlepas akibat pergerakan agresif selama Gaku menggelitiknya. Rambut merah bergelombangnya disisir seadanya menggunakan tangan menimbulkan efek semakin erotis diterpa cahaya kekuningan dari lampu tidur berbentuk karakter Yaotome Gaku.
"Baiklah, ayo beres-beres dan segera tidur." Bella mengambil sisa snack dan kaleng bir kosong di atas meja. Tak lupa kotak bento yang sudah bersih. Memastikan tak ada yang tertinggal Bella menuju dapur untuk membuang sampah dan menyimpan kembali bungkus snack yang masih tersisa.
Sementara Gaku terpaku sejenak memandang kepergian kekasihnya. Meninggalkan Gaku bersama dengan sisi liarnya yang memuncak tapi tak segera mendapat penanganan. Padahal awalnya Bella sudah menanggapi hasrat terpendam Yaotome Gaku.
"Bella Steilsdottir memang harus diberi sedikit pelajaran." Gaku berdiri dan menghampiri Bella sedang membuang kaleng ke sampah khusus kaleng dan botol. Diam-diam dari belakang Gaku menggendong Bella secara bridal style, membawa gadis itu kembali ke kamar. Kaleng yang tadinya digenggam terjatuh ke lantai menimbulkan bunyi klontang, dan meleset dari plastik sampah.
"Gaku-san!" seru Bella dan suaranya semakin tenggelam dari balik pintu kamar.
***
Selesai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top