出会い
IDOLiSH7 © Arina Tanemura, Bandai Namco, Troyca
Selamat membaca
***
"Selamat siang, mohon bantuannya hari ini." Yaotome Gaku memasuki studio. Di dalam sudah ada beberapa orang asing dengan pakaian khas negara masing-masing yang berkumpul menoleh dan membalas sapaan Gaku.
Seorang gadis rambut sebahu berwarna cokelat menghampiri dengan riang, "Yaotome-san, aku penggemar berat TRIGGER!" serunya antusias. Melompat kegirangan seperti mengguncang studio.
"Terima kasih banyak sudah mendukung TRIGGER." Gaku menyunggingkan senyum. Berlaku sopan di depan fans.
"Hoa-san, sepertinya sudah melayang." Gadis berambut merah panjang berujar. Manik Gaku langsung terpaku padanya.
Hoa, seorang warga Vietnam yang menjadi tamu di acara hari ini.
"Cih, apa bagusnya dia. Lebih cakep aku." Gaku melirik ke bagian sudut. Ada pria berwajah Latin, berotot dengan kacamata hitam tergantung di kerah kaos.
Antonio. Pria yang berasal dari Italia. Dikenal sering menggoda wanita manapun.
"Tetap saja pria romantis Perancis yang selalu jadi idaman." Di sebelahnya, Louis, pria berpenampilan borjuis dari Perancis tak mau kalah.
"Syuting segera dimulai!"
Teriakan salah satu staf menghentikan perang antara Italia dan Perancis. Orang-orang dari bermacam negara menuju posisi masing-masing. Begitu juga dengan MC dan tamu dari Jepang yang diisi oleh beberapa artis terkenal.
Dua MC acara Sekai Aru Aru, Daichi-san dan Mana-san, membuka acara dengan ceria, disusul teriakan antusias dari perwakilan orang asing. Saking antusias beberapa tidak hanya berteriak, tapi juga berdiri dan menari.
"Terbakar sekali studio hari ini." respon Gaku. Mendapat gelak tawa dari orang-orang di sana.
"Dibilang terbakar sih, lebih ke berisik." komentar salah satu MC. Gelak tawa kembali mewarnai studio.
MC memperkenalkan tamu spesial dari Jepang hari ini. Ada dua, salah satunya Yaotome Gaku, anggota idol dari TRIGGER. Satunya lagi adalah dua orang yang tergabung dalam kelompok komedi.
"Halo, aku Yaotome Gaku dari TRIGGER. Mohon bantuannya." Gaku berdiri kemudian memberikan pose love dengan jari telunjuk dan ibu jari ke arah kamera, ditambah kedipan mata yang membuat siapa saja melayang.
"Sasuga Pria yang Paling ingin Dipeluk Sejagad."
"Kyah!" Dari arah kelompok orang asing, gadis Vietnam tadi berteriak histeris sambil menutup wajahnya yang merona.
"Hoa-san, tenangkan dirimu!" kata Mana-san.
Hoa memberikan gestur maaf dengan mengatupkan kedua tangan. Masih ada sisa rona merah kepiting rebus di wajah.
Alih-alih memperhatikan Hoa, manik abu Gaku malah memperhatikan gadis rambut merah yang duduk di samping Hoa.
Acara dimulai. Layar dinyalakan untuk menonton tayangan yang sudah dikirim oleh koordinator dari masing-masing negara.
Ada beberapa negara yang menjadi topik, salah satunya Islandia. Negara yang akhir-akhir ini mencuri perhatian Gaku.
Negara Eropa Utara yang dijuluki sebagai Hot and Cold. Berada di lingkar kutub yang memiliki banyak gunung berapi. Hal unik yang mungkin hanya ada di Islandia, membuat kue dengan menggunakan panas bumi sebagai pengganti api.
Adonan yang sudah dimasukkan dalam loyang, dikubur dalam tanah volcano. Meskipun membutuhkan waktu lebih lama daripada api biasa. Namun menghasilkan rasa yang unik daripada roti biasa.
"Keren sekali, ya. Aku jadi ingin mengicipnya." komen Gaku.
Gadis berambut merah di samping Hoa tadi sedikit membelalak. "Silahkan dicoba. Rasanya enak sekali."
"Bella pernah makan?" tanya Daichi.
Bella, gadis rambut merah panjang itu, mengangguk antusias. "Pernah!" jawabnya. "Ada sedikit aroma belerang."
"Kalau di Jepang seperti telur onsen kah?" tanya salah satu pelawak senior, Yakiyama.
"Kan ini roti?" respon Bella dengan polos, diiringi gelak tawa.
"Maksudnya cara memasaknya!"
"Hahaha, iya mirip seperti itu." jawab Bella ikut tertawa. Gaku ikut tertawa dan entah keberapa kali melirik Bella. Tawanya berubah menjadi sunggingan senyum. Mengagumi setiap gerak-gerik gadis itu.
Acara selesai dalam tiga jam. Beberapa kali pengambilan dan topik yang dibahas menjadi perdebatan sengit dari perwakilan negara, terutama Perancis dan Italia. Namun setidaknya acara berjalan dengan lancar.
Gaku keluar dari ruang ganti miliknya. Berniat mampir ke ruang ganti milik perwakilan orang asing. Gaku melihat Antonio dan Louis berjalan berdampingan. Keduanya sama-sama memakai kacamata hitam. Antonio seperti mafia dengan mata jelalatan. Bersiul ke setiap wanita yang dia lihat.
Louis memasukkan kedua tangan di saku celana bergaya seperti bangsawan dari masa lalu. Penampilan borjouisnya seperti sudah menjadi ciri khas.
"Hari ini, osukaresama deshita."
Meski begitu keduanya kompak mengucapkan salam kepada Gaku yang kebetulan berpapasan.
"Otsukaresama deshita."
'Ternyata bisa akur juga.' batin Gaku. Mengingat keduanya selalu berselisih untuk hal sepele. Terutama kalau topiknya wine. Sangat sensitif.
Gaku berbelok kemudian melewati lorong. Sempat berpapasan dengan Hoa yang malu-malu menyapa Gaku.
"Kau sendirian?" tanya Gaku.
"Iya, hari ini aku ada kencan dengan pacarku."
"Apakah Bella masih ada?" tanya Gaku. Hoa merespon dengan mengedipkan kelopak mata dua kali, kemudian bibirnya membentuk huruf 'o'.
"Oh, Bella masih di ruang ganti. Sepertinya sebentar lagi selesai."
"Terima kasih." Gaku beranjak pergi. Hoa masih tidak percaya dengan kejadian barusan hanya tersenyum ambigu. Namun mengingat pacarnya yang benci jam karet, Hoa bergegas keluar studio.
Gaku sampai di ruang ganti. Awalnya Gaku ingin menunggu di luar, tapi pintu terbuka lebar. Gaku mengernyitkan dahi. Kepalanya melongok masuk dengan ragu.
"Permisi. Maaf kalau lancang." Gaku masuk ke dalam ruangan kosong.
'Bukannya harusnya ada Bella.' gumamnya.
"Oh!" Gadis cantik muncul dari bawah meja. "Yaotome-san otsukare sama deshita."
"Apa yang kau lakukan?" tanya Gaku menghampiri Bella.
"Antingku lepas dan terjatuh di bawah sofa." Bella menunjuk bagian bawah dari sofa. Benda kecil itu tergeletak di sana.
"Biar kubantu." Gaku mencoba menggeser sofa berwarna putih. Kekuatan otot pria memang lebih besar daripada perempuan. Tanpa harus merentangkan lengan, Gaku langsung bisa meraih anting milik Bella.
"Silahkan."
"Terima kasih."
"Bella sendirian?"
Sambil mematutkan diri di depan cermin memakai anting, Bella menjawab "Teman-teman yang lain sudah pulang. Hoa ada janji dengan pacarnya. Maira ada acara dengan keluarganya." ujar si cantik dengan bersungut karena dirinya ditinggal.
"Yaotome-san sedang apa di sini?" tanya si gadis kini berbalik membelakangi cermin dan menghadap Gaku.
"Apa kau mau pulang bersama?" ajaknya.
"Eh?" Bella terpaku sesaat.
Dilihat dari responnya, agaknya terkejut. Tentu saja siapa juga yang tidak terkejut diajak pulang oleh salah satu anggota idol terkenal. Dikagumi seluruh wanita Jepang. Ditambah julukan Pria yang Paling Ingin Dipeluk Sejagad melekat padanya.
"Ini aku tidak salah dengar?" ulang Bella.
"Tidak, tidak. Aku berniat mengajakmu pulang. Aku bawa mobil kok." Gaku mengeluarkan kunci mobil dari saku.
Si gadis sedikit ragu. Tapi akhirnya ajakan mendapat respon positif.
Gaku menjalankan mobil melaju membelah jalanan malam ibukota. Suasanai nampak sepi. Sisi kanan-kiri pertokoan mulai tutup. Tersisa izakaya dan konbini 24 jam yang menemani malam pekerja berdasi.
Sebagai seorang entertainment, jadwal mereka sedikit berbeda. Bekerja hingga larut atau pagi sudah menjadi hal yang biasa. Apalagi jadwal seperti konser, untuk Gaku, sering diselenggarakan saat weekend.
"Sejujurnya aku tertarik dengan Islandia." ucap Gaku tiba-tiba.
"Oh ya? Kenapa kau tertarik dengan Islandia?" tanya Bella. Suasana canggung dan hening menjadi pecah. Tergantikan antusiasme dari Bella.
"Wanitanya..." jawab Gaku membuat Bella langsung terpaku. Sebelum Bella berpikiran macam-macam, Gaku segera menambahkan, "Aku bercanda."
Bella hanya tertawa awkward.
"Maaf aku tidak bermaksud seperti itu, tapi..." Gaku menginjak rem bertepatan dengan lampu lalu lintas di depan menyala merah. Pria itu menoleh ke arah Bella yang memandang dengan penasaran.
"Aku tertarik denganmu sejak pandangan pertama."
Lagi-lagi Bella hanya merespon dengan mengerjapkan mata beberapa kali.
"Ertu að grínast í mér?" gumam Bella dengan bahasa ibunya. Kira-kira berarti, "kau pasti bercanda?"
Tentu saja Gaku hanya mengernyit bingung.
"Apa kau mau berteman denganku?" tanya Gaku dengan wajah serius. Bella belum merespon, masih merangkai kejadian yang baru saja dialami di dalam otak.
Dinotis oleh idol saja senangnya bukan main, apalagi kalau sampai tertarik menjadi teman. Bella merasa antara bahagia, bingung dan terkejut. Lama Bella memikirkan. Keheningan terpecah oleh bunyi klakson mobil di belakang.
Gaku segera menancap gas dan mobil kembali melaju.
Keheningan kembali tercipta. Gaku merasa canggung luar biasa. Sementara Bella diam tanpa ada tanda untuk merespon. Gaku sudah merasa hampir putus asa dengan keputusan gegabahnya to the point mengatakan kepada Bella di hari pertama bertemu, secara official.
Sebelum Gaku mengutarakan penyesalan, Bella bersuara, "Oke."
Gaku hampir menabrak mobil yang hendak belok di depan. "Hah?" ucapnya plongo.
"Bohong kan kalau aku tidak mau berteman dengan idol terkenal seperti Yaotome Gaku. Apalagi permintaan dari idolanya langsung."
Gaku seperti ingin meledak. Apakah ini rasanya dinotis oleh idola? Rasanya benar-benar ingin berteriak sekeras-kerasnya. Tapi pria itu tahan untuk jaga image.
"Terima kasih. Mohon bantuannya."
"Mohon bantuannya juga."
Suasana kembali hening. Gaku masih menikmati euforia. Dalam hatinya seperti sedang melakukan selebrasi kemenangan.
Bella juga diam. Dari sudut mata Gaku, terlihat gadis itu menguap lebar. Tentu saja sudah jam 10 lebih. Pasti sangat lelah. Gaku segera melaju mengantar Bella sampai rumah.
Namun Gaku teringat hal yang seharusnya krusial.
"Bella, rumahmu dimana?"
Gaku selesai mandi. Rasanya sangat segar setelah seharian berjemur di terik matahari untuk syuting sebuah acara bertema musim panas. Merebahkan diri di sofa, tangannya meraih remote TV hotel.
"Sekali-kali nonton TV." gumamnya
Jempolnya memencet tombol saluran, mengganti beberapa kali.
"Tapi apa ya yang bagus?" gumam Gaku. Layar televisi berganti-ganti tidak tentu. Berita, acara lawak, konser idol, variety show―iklan. Gaku meletakkan remote, asal saja memutuskan channel mana yang akan dia tonton. Sungguh membingungkan sebagai orang yang lebih sering tampil di TV dari pada sebagai penonton.
Gaku menuju lemari es. Membiarkan televisi menayangkan iklan snack ebi dan nori yang dibintangi oleh Nanase Riku. Di kulkas sudah tersedia berbagai cemilan pemberian pemilik hotel. Anak perempuannya fans berat TRIGGER. Sebagai gantinya dia meminta tanda tangan Gaku khusus untuk anaknya.
Pria itu meraih bir kalengan. Brand yang iklannya dibintangi oleh Ryu.
"Memang paling nikmat minum bir dingin setelah kerja." serunya. Dua kaleng dia ambil bersama dengan cemilan keripik kentang.
Iklan selesai ditayangkan. Acara dimulai dengan sebuah lagu pembuka bernada semangat diakhiri suara anak-anak berteriak 'Sekai Aru Aru' secara bersama-sama.
Gaku menyamankan diri di sofa. Sambil membuka satu bungkus snack yang diambil. "Sekai Aru Aru?" gumamnya, "baru dengar."
Televisi menampilkan seorang pria dan wanita membuka acara, bernama Daichi-san dan Mana-san.
"Musim panas telah tiba, begitu juga dengan semangat teman-teman asing kita yang membara di studio!" ujar Daichi, kemudian kamera segera menyorot ke bagian lain dimana terdengar riuh dari sekitar 15 sampai 20 orang asing.
"Berisik seperti biasa, ya." Seorang pelawak veteran, Yakiyama menimpali. Gelak tawa pecah.
"Hari ini kita kedatangan kawan asing baru, Bella-chan." Daichi memperkenalkan seorang gadis cantik yang duduk di salah satu dari kumpulan orang asing yang tinggal di Jepang.
Yang dipanggil Bella, berdiri dan melambaikan tangan. Rambutnya merah digerai dengan hiasan mahkota bunga di atas kepala. Garis wajahnya antara campuran kaukasian dan asian. Matanya cokelat dan setitik tahi lalat di bawah bibir terlihatnya semakin manis.
"Cantik sekali."
Kesan pertama Gaku saat melihat gadis itu sampai lupa untuk minum bir kalengan yang baru dibuka.
"Selanjutnya 20 jam penerbangan dari Jepang, kita akan sampai di Islandia..." terdengar suara narator disertai animasi pesawat yang berangkat dari Jepang menuju Islandia di televisi.
Tema pertama kali ini adalah musim panas. Gaku penasaran kenapa Islandia menjadi negara pilihan. Gaku memperhatikan dengan cermat sambil sesekali melirik kotak di pojok bawah televisi. Beberapa kali menyorot gadis cantik berambut merah tersenyum senang dan antusias. Kadang mengangguk ketika narator membacakan sebentar profil negara Islandia.
Berada di bagian Utara Eropa. Islandia menjadi negara yang memiliki musim dingin dan panas yang panjang. Di musim dingin, matahari tidak akan tampak sepanjang hari selama kira-kira enam bulan. Sebaliknya di musim panas, matahari selalu menemani hari-hari penduduk Islandia selama enam bulan.
Jadi meskipun sudah jam 12 malam, matahari tetap saja menampakkan kegagahannya.
"Woah." Gaku berseru kagum.
"Lalu, apa yang dilakukan penduduk Islandia ketika musim panas?" suara narator penasaran.
Gaku mengangguk setuju dan penasaran. Matanya tidak beralih dari layar. Menyimak dengan cermat topik yang sedang dibahas, sambil sesekali curi-curi pandang saat si cantik dari Islandia itu muncul.
Berdasarkan penelusuran, dapat ditarik kesimpulan; sebenarnya sebagian besar penduduk Islandia menghabiskan waktu musim panas dengan pergi piknik atau berjemur pantai, sama seperti di Jepang. Ada juga festival yang diselenggarakan di beberapa wilayah. Salah satunya Hafnarfjörður, festival Viking yang diadakan tak jauh dari ibukota, Reykjavík.
Festival yang telah diadakan sejak tahun 1995, berlangsung selama empat hari pada akhir pekan kedua di bulan Juni. Acaranya tidak berbeda dengan festival kebanyakan. Tentu saja banyak stand yang menjual barang dagangan, seperti barang-barang dari kulit, bulu, perhiasan, pedang, dan tanduk-tanduk indah yang terbuat dari tulang. Mereka memanggang domba, berkelahi, menari, bercerita, dan menunjukkan cara hidup bangsa Viking kuno.
"Lalu apakah ada kendala selama matahari bersinar sepanjang hari."
Gaku pun penasaran karena selama 22 tahun dia hidup, selalu ada pergantian siang dan malam dalam satu hari. Walaupun memang waktu siang lebih lama di musim panas dan waktu malam lebih lama di musim dingin. Tetap saja perbedaannya tidak seekstrim di Islandia.
"Tidak ada kendala apapun, karena kami sudah terbiasa."
Begitulah respon dari penduduk sekitar yang berhasil diwawancarai oleh staff.
"Bella apakah benar begitu?" tanya Daichi kepada gadis cantik berambut merah panjang.
Bella mengangguk. "Benar. Karena sejak kecil sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu."
"Eeeh?" Respon terkejut dari orang-orang di studio. Terutama orang Jepang seperti sedang merasakan gegar budaya.
Narator mengulas rangkuman pembahasan mengenai musim panas di Islandia. Beberapa negara memiliki tradisi dan keunikan tersendiri untuk menghabiskan musim panas.
Berlanjut ke topik berikutnya, yaitu tantangan mie pedas yang disebarkan ke berbagai negara. Terutama negara yang dikenal pecinta pedas.
Brand mie terkemuka di Jepang, mengeluarkan produk mie baru dengan tingkat kepedasan dua kali lipat dari biasanya dan ingin menjual kepada konsumen asing. Oleh karena itu brand tersebut bekerja sama dengan acara Sekai Aru Aru untuk membandingkan negara mana yang paling tahan dengan pedas.
"Ini sih cari mati." gumam Gaku.
Malam sudah larut. Gaku mematikan televisi. Bukan karena topik mie pedas ini tidak terlalu menarik untuk Gaku. Alasannya, karena dia sudah mengantuk dan di segmen tersebut tidak ada si cantik dari Islandia alias Bella.
Gaku bersiap untuk tidur tapi pikirannya tidak bisa beralih dari sosok Bella. Guling kanan, guling kiri. Dihantui rasa penasaran, Gaku membuka ponsel, menekan aplikasi rabbitter. Jempolnya melayang di atas layar ponsel.
"Mari cari akun Sekai Aru Aru dulu."
Gaku mengetik.
"Ketemu!"
Langkah berikutnya menekan tombol mengikuti. Gulir ke bawah hingga menemukan nama akun 'redorchidjapan' dengan nama Bella Steils.
Gaku berhenti menggulir layar.
"Apakah ini?"
Jempolnya memilih akun tersebut.
"Ah, benar!" gumamnya lagi sambil menggulir ke bawah layar ponsel. Memerhatikan postingan-postingan Bella yang didominasi oleh makanan Jepang. Sesekali promosi video di channel rabbitubenya. Postingan terbaru mengenai promosi penayangan perdananya di Sekai Aru Aru, disertai foto bersama seorang gadis berkulit gelap dengan gaun ala Meksiko.
Gaku beralih akun rabbituber. Sebagai publik figure, Gaku tidak ingin akun utamanya terlibat masalah, jadi ia sengaja membuat akun lain untuk sekedar membagikan perasaannya saat itu, yang tentu saja bukan hal yang harus diketahui seluruh netizen dunia maya.
Melalui akun gembok, Gaku menekan follow di akun rabbitter Bella.
Tiga bulan kemudian.
Gaku membuka paksa pintu ruangan Presiden Yaotome Production. Tanpa permisi atau ketuk pintu, Gaku nyelonong masuk dan menginterupsi diskusi antara ayah dan managernya.
"Anesagi, tolong masukkan aku ke dalam acara Sekai Aru Aru!"
"Gaku! Yang sopan sedikit! Ketuk dulu!" Seru Anesagi dengan jengkel.
"Dasar bocah tidak sopan!"
"Tolong!" Gaku membungkuk dalam.
"Iya, iya. Kamu sudah mengatakannya sejak seminggu yang lalu! Sedang aku urus!" Anesagi memijit pelipisnya. Menggelengkan kepala sambil bergumam, 'Kenapa anak dan bapak sama-sama ga waras.'
***
Selesai
Sekai Aru Aru based on Japanese TV Shows, Sekai Kurabete Mitara (https://twitter.com/sekakura)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top