Chapter 3

    Pagi ini Rhea pergi cepat ke sekolah sampai Kristin(ibunya),sempat heran melihat anak itu.

    Bukan tanpa alasan dia pergi cepat pagi ini.Karena pagi ini adalah ujian penentuan kelasnya berlangsung dan dia tidak mau terlambat lagi seperti sebelumnya.

   Akhirnya Rhea sampai di depan gerbang sekolah.Lalu berjalan ke dalam dan melihat betapa sepinya sekolah itu hanya ada beberapa orang disana.

   Dia langsung menuju kelas yang akan menjadi ruangannya saat ujian dan mencari kursi sesuai dengan nomor ujian yang tertera lalu duduk membuka bukunya memanfaatkan beberapa waktu sebelum ujian.

   Tak berapa lama sekolah yang sepi itu mulai dipadati murid murid yang baru datang.

   Rhea kembali teringat kejadian semalam saat jam sudah menunjukkan pukul 24.00 wib.Tiba-tiba notif pesan handphonenya berbunyi,dia terbangun dari tidurnya lalu melihat siapa orang yang kurang kerjaan mengrim pesan tengah malam itu."Tidak ada nama pengirim,berarti ini nomor baru",batinnya.Segera dia mulai membaca isi pesan itu,  "Rhe gue akhirnya balik ke Indonesia,gue tunggu lo de sekolah",gmam Rhea membaca pesan itu."Siapa lagi nih orang,sok kenal,ganggu tidur aja",gumamnya kesal.

  "Hei Rhe!,uda lama banget gue gak liat lo,rajin banget sih pagi-pagi gini uda buka buku pelajaran",pekik gadis blasteran Indo-Jerman anak dari teman bisnis ayahnya yang sering datang ke rumahnya dulu yang membuat Rhea tersadar dari lamunannya.

  "Hah Febry lo kok disini?,bukannya lo uda pindah ke Jerman",balas Rhea sambil mengeryitkan dahinya.

  "Maaf deh gue gak ngabarin lo,tapi semalam kan gue uda ngirim pesan dan lo gak balas pesannya",ucap Febry.

  "Oh..jadi lo orang yang tengah malam ngirim pesan gak ada nama pengirimnya",balas Rhea.

  "Hehe...maaf Rhe,gue kelamaan di Jerman dan baru pulang sekarang,gue juga ketinggalan mos sekolah ini",ucap Febry.

  "O,gak papa sekalian aja lo gak usah balik ke Indonesia",balas Rhea.

  "Kok gitu sih,gue takut kalo gue perginya bilang sama lo bakalan gak jadi karena lihat lo sedih",balas Febry tak mendapat jawaban dari Rhea.

  "Kebetulan banget ya kita sekelas ujiannya,kamu lagi ngerjain apa Rhe?",tanya Febry.

  Sedangkan Rhea membungkam mulutnya rapat kesal melihat sahabatnya yang tega meninggalkan dia bertahun-tahun tanpa kabar apapun.

"Maaf banget Rhe gue hanya gak mau liat lo sedih,lagian kan gue uda nitip salam untuk lo sama om dan tante",kata Febry penuh penyesalan.

"Hmm...ok awas lo kabur kayak gitu lagi",balas Rhea acuh.

"Gue janji gak bakalan ninggalin lo lagi,tapi Rhe emm..itu gue mau bicara sesuatu sama lo",ucap Febry.

"Dari tadi kan kita berdua lagi bicara Feb",balas Rhea yang masih fokus menghitung kumpulan angka di depannya.

"Hehehe..itu Rhe,emm..anu... itu,bisa temenin aku gak sarapan di kantin",ucap Febry dengan cengirran.

"Nyusahin aja lo",cibir Rhea kesal.

   Disinilah Rhea duduk di kantin bersama Febry menikmati pesanan mereka masing-masing.

Rhea mulai membaca novel yang dipegangnya sambil menyesap cappuccino pesanannya,aneh rasanya jika dia membawa semua tumpukkan soal matematika lalu mengerjakannya di kantin mungkin dia akan disebut "Professor gila" bila melakukan itu.

"Maaf ya Rhe kamu jadi keganggu belajarnya",ucap Febry.

"It's okay",jawab Rhea masih fokus dengan novel di tangannya.

"Rhe kamu tuh suka banget ya baca buku?",tanya Febry yang selalu memperhatikan kebiasaan Rhea dari dulu yang suka membawa buku kemanapun dia pergi.

"Hmm...",jawabnya Rhea singkat.

"Ya pantas lo pinter jauh banget sama gue",ucap Feby.

"Gimana gak jauh lo hobinya makan mulu sih",ucap Rhea sinis.

"Jahat banget lo temen baru pulang dari perantauan lo gituin",balas Feby sambil memanyunkan bibirnya.

"Makanya kalo pergi jauh tuh bilang,jangan hilang kayak hantu gitu",ucap Rhea.

"Ya elo masih marah sama gue"ucap Feby.

"Ya uda gue minta maaf sekeluarga deh",ucapnya lagi tapi kembali tak didengar.

"Gue traktir deh,lo pesan aja apa yang lo mau",balas Feby menyerah membujuk temannya itu.

"Oke,bayarin cappuccino gue tuh",balas Rhea berlalu meninggalkan Feby yang terdiam melihat tingkah lakunya.

"Eh lo tuh kalo ditraktirin tunggu gue napa!!"teriak Feby kesal.

"Bodo amat",balas Rhea.

"Heran gue liat sikap tuh anak gak berubah dari dulu sampai sekarang",gumam Feby.

   Kelas yang tadinya hening mulai terdengar bising,banyak siswa yang telah datang untuk mengikuti ujian penentuan kelas di hari pertama ini.

Tak lama terdengar bel tanda masuk,semua murid mulai menduduki bangkunya masing-masing.

Ujian di mulai,keheningan  terjadi di setiap kelas.Mata ujian hari pertama ini adalah Matematika,dan untung saja Rhea sudah berkutat bersama bukunya semalaman hingga tidak mengalami kesulitan saat menjawab soal.

"Rhea sst sst..",bisik Feby yang mengganggu konsentrasi Rhea.

"Apa sih Feb?",balas Rhea berbisik agar tidak terdengar pengawas yang mengawasi jalannya ujian.

"Jawaban nomor 22 apa?",tanya Feby.

"Ya ampun Feb,tunggu gue liat dulu jawabannya",ucap Rhea sambil melihat lembar jawabannya.

"22.A",ucapnya.

"Ok,makasih Rhe",balas Feby dengan cengirran.

   Tak berapa lama Rhea pun selesai menjawab semua soal ujian Matematika dan berniat memberikan lembar jawabannya agar dapat keluar dengan cepat dari ruangan ujian,tapi niatnya terhenti saat ada yang memanggil dirinya.

"Rhea sst sst..",bisik Feby kembali.

"Apalagi sih Feb?",ucap Rhea sambil memutar bola matanya malas.

"Nomor 30,31,32,34,35 jawabannya apa Rhe?",tanya Feby.

"Ya ampun Feb kamu gak belajar ya?",tanya Rhea tersenyum melihat tingkah temannya itu.

"He he he..",balas Feby kembali dengan cengirrannya.

  Bel pun berbunyi memberi tanda habisnya waktu ujian.Rhea dan Feby langsung keluar kelas,duduk di tempat duduk yang tersedia di setiap depan kelas masing-masing,sambil membuang penat selama ujian tadi.

   Tiba-tiba seorang perempuan berkacamata belari kencang ke arah mereka.

"Rhea!",teriak perempuan itu yang membuat Rhea dan Feby tersentak karena suaranya.

"Oh selly,sini duduk bareng",ucap Rhea sambil menepuk tempat duduk yang masih kosong di sebelahnya.

Dengan terengah-engah Selly duduk di samping Rhea.

"Kenapa kamu larinya kencang gitu?",tanya Rhea heran.

"Aku senang banget ketemu kamu lagi",ucap Selly.

"Kenapa kamu seneng ketemu sama si Rhea?",giliran Feby bertanya pada gadis berkacamata itu.

"Apa sih pertanyaan lo Feb,absurd banget",ucap Rhea merasa lucu dengan tingkah temannya yang protektif jika ada yang mau berteman dengannya.

Memang selama ini orang yang mau berteman dengannya hanyalah orang yang ingin memanfaatkannya tapi tidak dengan Feby walaupun di suka meminta jawaban kepadanya tetapi Feby tidak pernah meninggalkan Rhea saat dia membutuhkan Feby.

"Ha?,kenapa ya..em..itu aku agak sedikit bersosialisasi dengan orang yang baru ku kenal karena itu aku punya sedikit teman",ucap Selly.

"Terus kenapa kamu bisa akrab sama si Rhea ini?",tanya Febry penasaran.

"Kalau itu,karena waktu SD kita sekelas",ucap Selly.

"Oh..begitu,perkenalkan namaku Feby temen Rhe sejak kecil,gue mau kok jadi temen lo juga",ucap Feby sambil menyalam tangan gadis itu dengan senyum tulus di wajahnya.

"Aku Selly salam kenal,aku juga mau jadi teman kamu",balas Selly tersenyum tanpa sadar matanya mulai sakit menahan air mata yang ingin keluar.

"Sel..kamu gak papa?",tanya Rhea dan Feby serentak melihat gadis itu menangis tersedu-sedu.

"Ngak papa,aku hanya terharu senang kalian mau jadi temanku",ucap Selly yang kemudian mendapat pelukan dari Rhea.

"Jadi kita bertiga sahabatan ya",ucap Rhea sambil mengangkat jari kelingkingnya tanda perjanjian diantara mereka.

"Iya",balas Selly dengan senyum tulus dan ikut menautkan jari kelingkingnya.

"Iya dong",tambah Feby lalu menautkan jari kelingkinngnya disertai tawanya yang pecah memecah keheningan.


Hai author kembali lagi👧 hehe..,maaf ya agak lama updatenya😁😁😘😘✌✌ dan makasih bagi kalian yang masih setia nunggu LOS walaupun lagi malming atau di rumah sendiri kayak author hiks..😢😢😭😭😖😖,author harap kalian masih mau vote and komment...😍😍,author tunggu lo...
See you in the next chapter....😚😚😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top