8. Orang Spesial
Warning!
Gaje,Ooc,typo udah biasa~
DLDR!
Happy reading minna-san!
.
.
.
.
.
.
"Senpai!" Temari berlari mengejar seorang pemuda yang dikenalinya sebagai sang senior.
Temari melihat sosok itu berbalik dan benar saja, senyumnya pun mengembang.
"Ma.. Ada apa lagi?" tanya Nijimura sambil menaikan alisnya heran, jujur saja ia agak sedikit terganggu jika bertemu dengan kouhainya yang satu ini.
Senyum tipis Temari luntur, ia mengerutkan dahinya. Mengingat-ingat apa yang ingin dia katakan pada senpainya tadi.
"Senpai kau harus-" kalimatnya terpotong.
"Kita lihat saja nanti, jika dia masih menyakiti Ino. Aku akan mengambil Ino darinya" ucap Nijimura serius, namun Nijimura menutup mulutnya ketika Temari menatapnya bingung.
"Tapi aku penasaran senpai" ujar Temari pelan, ia menatap Nijimura ragu.
"Penasaran?" ulang Nijimura heran.
"Ino sekarang sedang dekat dengan seseorang" ujar Temari sedikit ragu.
"Siapa??" tanya Nijimura penasaran.
"Namanya Kuroko Tetsuya, hanya itu yang ku tahu" ucap Temari pelan.
"Kuroko eh?" gumam Nijimura yang hampir menyerupai bisikan.
"Memangnya kenapa? Apa kau mengenalnya senpai?" tanya Temari yang tak sengaja menangkap gumaman Nijimura tadi.
"Ya, dia kouhai ku waktu aku masih duduk di bangku SMP dulu " jawab Nijimura kalem, dahinya mengerut mengingat kouhai pelanginya.
"Begitu kah?" ujar Temari lirih, ia khawatir. Bagaimana jika Ino salah lagi memlilih orang?
"Sedekat apa hubungan mereka?" tanya Nijimura pelan ia sedikit penasaran, nadanya tenang seperti Air laut yang tak berombak.
"Aku kurang tau juga sih senpai, tapi mereka selalu tampak bersama. Bukan hanya satu kali aku melihat mereka pergi bersama" ujar Temari yakin.
"Hmm, begitu ya?" ujar Nijimura sambil menerawang jauh.
'Apakah sebegitu sulitnya mendapatkanmu?' ujarnya dalam hati.
"Senpai??" panggil Temari pelan, ia menaikan alisnya saat melihat Nijimura yang tampak melamun.
"Hm??" hanya gumaman yang keluar dari mulut Nijimura.
"Kau tidak akan menyerah kan?" tanya Temari memastikan.
"Tentu saja" ujar Nijimura sambil tersenyum simpul.
"Syukurlah... " ucap Temari, sambil menghela nafasnya lega.
Nijimura hanya terkekeh pelan melihat sikap Temari, kemudian ia ingat bahwa ia harus pergi ke suatu tempat.
"Aku harus pergi sekarang Temari, ada hal yang harus kutangani" ujar Nijimura sambil melihat jam di pergelangan tanganya.
"He?? Baiklah, hati-hati di jalan senpai" ujar Temari pelan, tak lupa dengan senyum tipisnya.
"Hmm, Arigatou" ujar Nijimura sambil berlalu.
"Kuharap kalian akan bersama selamanya, semoga Kami-sama mendengar do'a ku" gumam Temari pelan.
"Percuma saja jika mereka bukanlah jodoh" ujar sosok Gaara yang tiba-tiba ada disampingnya.
"Kau menghancurkan suasana" ucap Temari jengkel, ia menatap kesal pada adik bungsu nya.
"Aku hanya tak ingin kau berharap lebih, karena rencana Tuhan. Siapa yang tau?" ujar Gaara sambil mengendikan bahunya cuek.
"Benar juga.." ujar Temari membenarkan ucapan Gaara tadi.
"Sudahlah, ayo pulang. Aku lelah mencarimu dari tadi" ajak Gaara sambil melangkah meninggalkan tempat.
"Gomene Gaa-chan" ujar Temari pelan, ia menyesal karena telah merepotkan adiknya.
"Hn"
***
Ino melangkahkan kakinya pelan, koridor sekolah telah sepi karena siswa/i sudah kembali kerumah mereka masing-masing.
Sedikit siswa yang masih bertahan di sekolah karena ada kegiatan eskull.
Dari kejauhan ia melihat Kuroko sedang berjalan berlawanan arah dengannya sambil membawa novel di tangan kanannya, dan segelas Vanila Milkshake di tangan kirinya.
Melihat itu senyum Ino pun mengembang, Kuroko memang tak bisa lepas dari Vanila Milkshake serta novelnya.
"Tetsuya"
"Ino"
Ucap mereka bersamaan, keduanya tertawa pelan menyadari hal itu.
"Pulang bersama?" tawar Kuroko sambil tersenyum tipis.
"Jika aku tak merepotkanmu" ucap Ino sambil membalas senyum Kuroko.
"Tentu saja tidak, kalau begitu-" kalimat Kuroko terpotong.
"Tunggu apalagi?" potong Ino cepat, tak lupa dengan binar jahil yang hadir dimatanya.
"Hmmm"
Kuroko memasukan novelnya kedalam jas almamaternya, kemudian tangannya yang bebas menggenggam tangan mungil Ino.
Ino tersenyum karena perlakuan lembut Kuroko padanya, sebelumnya tak ada orang lain yang menggenggam tangannya seperti ini. Tentunya selain sahabat masa kecilnya, ayahnya dan orang itu.
Tanpa mereka sadari, mereka telah menyulut api yang tengah berkobar.
Iris rubby menatap jengah kepergian sepasang muda mudi tersebut.
"Kenapa Sei-kun? Kau tidak suka eh??" ujar Sara sambil tersenyum mengejek.
"Diamlah" balas Akashi tidak suka, ia melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan tempat tadi.
"Akui saja jika kau mencintainya Sei-kun" ujar Sara yang mengikuti kemana perginya Akashi.
"Kubilang diamlah" desis Akashi, ia menghentikan langkah kakinya dan berbalik untuk menatap lawan bicaranya.
Sara menyeringai, umpannya berhasil di makan.
"Beginikah caramu memperlakukan sahabatmu" tanya Sara yang masih belum menghilangkan seringaian nya.
"Cih.. Berbuatlah semau mu, aku tak perduli" ujar Akashi dingin.
"Ku yakin kau akan menyesal nanti" ucap Sara penuh percaya diri, ia menatap Akashi dengan tatapan mengejek.
"Tak ada penyesalan dalam hidupku, hanya orang bodoh saja yang mempunyainya" balas Akashi dingin dan tajam.
"Terserah kau saja tuan absolut" ujar Sara sambil pergi meninggalkan Akashi yang bertambah kesal akibat ucapannya tadi.
'Sigh... Harusnya aku biasa saja. Tenang Seijurou, kau tidak mencintainya. Ya kau tidak mencintainya' ujar Akashi dalam hati, sambil meyakinkan dirinya.
****
Akashi memijit pelipisnya yang mendadak pening, bukan masalah pekerjaannya yang belum kunjung selesai. Tapi karena perubahan sikap Sara padanya.
Semenjak hari itu, Sara tampak menghindarinya. Menatap wajahnya pun Sara enggan. Akashi tak habis pikir, apa Sara menyalahkan dirinya. Tapi seumur hidup Akashi tak pernah salah, ia selalu benar.
*****
Kuroko tak pernah bingung sampai seperti ini. Bagaimana bisa ia dihadapkan dengan dua pilihan yang sama penting didalam hidupnya.
Flasback
Kuroko mengantar Ino pulang sampai di depan pintu rumah gadis itu.
Tiba-tiba Ino berbalik untuk berhadapan dengan Kuroko.
"Tetsuya.." panggil Ino pelan, ia sudah memantapkan hatinya untuk mengungkapkan semuanya.
"Ya?" balas Kuroko sambil menautkan alisnya bingung.
"Apa kau menyukaiku?" tanya Ino pada Kuroko, ia menatap Kuroko tepat di manik matanya.
"Eh?" Kuroko bingung harus menjawab apa, disisi lain ia telah mempunyai Sara. Tapi perasaannya pada Ino tak dapat ia pungkiri.
Ino menghela nafasnya pelan melihat respon dari Kuroko, ia tau ia egois.
"Jujur saja, aku menyukaimu, tidak itu lebih dari perasaan suka" ungkap Ino akhirnya.
"Maksudnya?" Kuroko sebenernya tau, ia faham apa yang akan di ucapkan Ino nanti. Tapi apa semua ini benar?
"Aku hanya ingin mengutarakan perasaanku, selebihnya aku tak meminta balasan apapun dari mu. Semua keputusan ada padamu, terima kasih untuk semuanya. Aku bahagia mempunyai kekasih sepertimu meski hanya 2 minggu, aku takkan melupakan itu semua, sekali lagi terima kasih" ujar Ino panjang lebar kemudian membungkukan tubuhnya sebelum berbalik untuk masuk kedalam kediamannya.
Kuroko menatap datar kepergian Ino, ia masih bertahan pada posisinya. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya menuju rumah.
"In- aah, apa yang harus kulakukan" gumam Kuroko nelangsa.
Flashback off
'Bagimana ini? Apa yang harus aku lakukan, aku menyukai keduanya' batin Kuroko gelisah.
*****
Midorima menatap prihatin pada sahabat kecilnya, jujur saja ia bingung harus bersikap bagaimana. Ia tak pernah menghibur seseorang sebelumnya, kalau membuat anak orang menangis sih iya. //:))
Awalnya Midorima bingung dengan kedatangan Ino dirumahnya, bukan kedatangannya yang ia bingungkan tapi mengapa sahabatnya datang sambil menangis. Dan akhirnya Ino menceritakan semuanya, ya semuanya. Tak ada yang ditutupi dalam hubungan mereka berdua.
"Kurasa kau harus memikirkannya lebih matang, apapun itu. Pikirkan tentang kebaikan untuk masa depanmu juga nodayo" ujarnya pelan, ia melirik sahabatnya yang masih saja terisak.
"Aku tau.. Hiks... Ak-" Ino tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Sudah lah jangan menangis, kau tambah jelek" ujar Midorima yang berniat menghibur tapi malah mengejek.
Dalam hatinya Ino senang, ia tau sahabatnya tidak bisa mengekspresikan perasaannya sendiri. Tapi ia tau, saat ini sahabat nya tengah mencoba untuk menghibur nya.
"Ha'i-ha'i aku takkan menangis lagi" ucap Ino sambil tersenyum manis.
Dan senyum itu menular pada sahabatnya.
"*""""*
TBC
*"""""*
Hola minna! Update nih mumpung saya lagi ada ide wkwkwkwk
Oh ya, ini ada bonus pict
1. Akashi Seijurou
2. Midorima Shintaro
Sampai jumpa di chap depan
Salam manis
Nijimura_Michiko 101017
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top