18 Gosip
Shotaro, Eunseok, Seunghan, Sohee, dan Anton sedang latihan di practice room klub dance. Suara musik hiphop menggema. Namun, hanya Shotaro yang terlihat serius berlatih di depan cermin, sementara yang lainnya hanya duduk, sibuk melihat Shotaro menari sambil menyantap cemilan. Beberapa di antara mereka berbaring di lantai ruang latihan. Tiba-tiba, Sungchan berlari menyeruak masuk ke ruang latihan. Dari ekspresi wajahnya, teman-temannya tahu bahwa si school president itu, punya berita terhangat yang siap untuk dilontarkan.
"Mana Wonbin?" tanya Sungchan menghampiri mereka dengan napas terengah-engah.
"Belum datang. Ada gosip baru pasti nih," goda Shotaro.
Sungchan sekali lagi menengok ke arah pintu masuk ruang klub, memastikan tidak ada Wonbin di sana.
"Duh, gue ngga tau ini good or bad news," ujar Sungchan sambil mengutak-atik ponselnya.
Melihat tingkah Sungchan, mereka menjadi penasaran. Dengan serempak mereka sudah mengerumuni pria itu dengan penuh tanya.
"What's goin on?" tanya Anton.
"Bokapnya Wonbin ama nyokapnya Karin mau nikah!" bisik Sungchan.
"WHAT???"
Sontak beberapa di antara mereka kaget setengah mati dan di antaranya loading.
"Maksud lo... Mereka bakal nikah ama pasangannya masing-masing?" tanya Sohee polos. "Wonbin ama Karin kan pacaran. Gimana sih? Gue gagal paham."
"Ngga anjir, mereka berdua mau nikah!" ujar Sungchan seraya menunjukkan layar ponselnya.
Ponsel Sungchan memperlihatkan sebuah undangan pernikahan digital. Nampak dua orang dewasa dalam foto pre-wedding undangan itu, masing-masing orang tua Wonbin dan Karin.
"What? Kok bisa?" seru Sohee tidak percaya.
Seunghan membelalak. "Ehh bener, mereka mau nikah!"
Eunseok sampai melakukan zoom pada wajah Yejin, ingin memperjelas apakah benar itu bundanya Karin atau bukan. "Bener, ini nyokapnya Karin yang waktu itu kita lihat di pertemuan orang tua."
Mereka semua saling tatap satu sama lain karena keheranan. Ini benar-benar kejadian yang tidak biasa terjadi di lingkungan mereka.
Sungchan memberikan penjelasan lebih lanjut. "Jadi bokap gue kan satu klub golf ama bokapnya Wonbin. Terus bokap gue nanya ke gue. Chan, ada papanya teman kamu mau nikah, nih! Pas gue liat ceweknya, ehhh ternyata nyokapnya Karin!"
Shotaro menengok ke arah pintu, memastikan Wonbin belum datang. Ia berbisik. "Tapi itu gimana ceritanya? Emang pertemuan orang tua itu terakhir kapan sih? Terus mereka saling ketemuan gitu? Atau emang udah kenal lama? Itu sepengetahuan Wonbin ama Karin ya?"
Sungchan menggeleng. "Ngga tau juga gue cerita lengkapnya. Mau ngga mau harus nanya Wonbin."
"Terus si Wonbin ama Karin gimana? Mereka putus?" tanya Sohee.
"Ngga kayaknya," jawab Seunghan. "Mereka fine-fine aja tuh gue lihat akhir-akhir ini. Kayak ngga ada yang berubah."
Sohee keheranan. "Serius?"
"It looks like Karin will be Wonbin's step-sister, but their relationship isn't over yet...? So... what do you guys think?" tanya Anton kepada teman-temannya.
Mereka mengerutkan kening dengan situasi super awkward tersebut.
"Gimana sih yang benernya? Gue takut salah ngomong," bisik Sungchan.
Seunghan mengutarakan pendapatnya. "Gue ngga masalah sih. Kalo bokap nyokap mereka nikah, terus mereka masih pacaran, sah-sah aja ngga sih?"
"Bro, mereka bakal jadi saudara! Mereka bakal jadi keluarga inti. Orang-orang bakal ngomong apa coba? Gimana kalo sampe ada pemberitaan aneh-aneh? Dampaknya bakal ke keluarga mereka, ke perusahaan, ke Wonbin ama Karin juga!"
"Tapi mereka kan ngga ada hubungan darah," tambah Shotaro. "Menurut gue it's okay aja ngga sih selama ngga ada blood related? Go on aja!"
Seunghan ikut menepuk bahu Shotaro, pertanda bahwa ia sependapat dengan temannya itu. "Sama, gue sependapat ama Taro!"
Sohee memperkuat pendapatnya. "Justru karena itu, bro! Bayangin coba! Anggap aja mereka bakal tinggal serumah sebagai keluarga. Awkward ngga sih punya saudara tiri rasa pacar yang tinggal serumah? Gimana kalo orang-orang nganggap itu aib? Menurut gue Wonbin harus relain Karin. Gue bukannya ngga percaya ama Wonbin ya!"
"Gue setuju sih ama Sohee," tambah Eunseok. "Ngga semua hal perlu kita romantisasi. Bisa-bisa ada gosip miring. Keluarga mereka bisa hancur, bro."
Wonbin memasuki ruang klub dengan tergesa-gesa sambil membawa ranselnya. Suara pintu terbuka mengagetkan kumpulan pria yang tengah asyik bergosip itu. Mereka serentak membubarkan diri, berharap Wonbin tidak menguping percakapan mereka.
"Duhhh, sorryyy! Gue lagi ngga bisa banget ikut latihan dance hari ini. Gue cuma pengen nganterin undangan ini ke kalian."
Wonbin membuka ranselnya dan mengambil beberapa undangan dari sana. Pria itu membagikan satu per satu kepada mereka.
"Itu wedding invitation bokap gue ama nyokapnya Karin. Gue cuma ngundang kalian, sahabat terbaik gue. Okay?"
Teman-teman Wonbin hanya bisa melongo. Tidak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan. Wonbin hanya tersenyum kecil melihat reaksi mereka.
"Karena kalian ngga kaget, kayaknya udah pada tau deh," ujar Wonbin sambil menunduk. "Gue tau kalian punya banyak pertanyaan tapi sekarang gue harus pergi, mau fitting baju resepsi!"
Yang lebih tak disangka, Karin muncul dari balik pintu klub. Gadis itu malah dengan riang melambaikan tangan ke arah mereka.
"Bin, buruan fitting yuk! Ntar macet!" teriak Karin dari sana. "Hi, guys!!!"
Wonbin membereskan ranselnya. "Iya, tunggu Kar! Ehh, gue cabut ya!"
Mereka melihat Wonbin berjalan menghampiri Karin. Wonbin terlihat merangkulkan lengannya di bahu Karin dan berjalan sambil tertawa satu sama lain, lalu menghilang dibalik pintu. Hal itu justru membuat teman-temannya semakin kebingungan.
Shotaro masih bengong. "Kok bisa ya?"
"Mereka kok kayak lempeng aja?" tanya Sohee heran.
Sungchan penasaran. "Itu mereka putus atau ngga sih?"
"Putus itu! Cuma ngga mereka tunjukin aja." Eunseok menerka-nerka.
"Ngga deh kayaknya," balas Seunghan. "Kalian ngga lihat tadi mereka masih kayak biasanya?"
"I don't know. I just hope they're fine," ujar Anton.
***
Giselle, Minjeong, dan Ningning saling menatap kebingungan satu sama lain. Mereka melototi undangan pernikahan yang diserahkan Karin kepada mereka. Melihat reaksi ketiga temannya, Karin hanya tersenyum kecil sambil tertunduk.
"Lo ngga papa kan, Kar? Lo ngga pernah bahas soal ini sebelumnya ke kita," ujar Giselle tidak enak hati.
Karin hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. "Ntar gue ceritain lengkapnya ya! Gue mau fitting baju dulu."
"Tapi lo bahagia kan?" tanya Minjeong seraya memeluk Karin.
"Gue bahagia kok. Kalian ngga perlu khawatir," jawab Karin ikut memeluk Minjeong.
Ningning ikut memeluk Karin dari belakang. "As long as you're happy, Kar!"
Melihat mereka bertiga berpelukan, Giselle juga tidak ingin ketinggalan dan ikut merangkul mereka. Karina tersenyum lega melihat reaksi teman-temannya yang justru mendukungnya.
"Makasih banget ya! Kalian bertiga emang sahabat terbaik gue!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top