07 Trip Bareng

"Selamat datang, tujuan Yogyakarta."

Wonbin dan yang lainnya memasuki pesawat dan berjalan ke arah kursi masing-masing. Pria itu menaruh barangnya di kabin dan membuang dirinya di kursi dekat lorong. Di sampingnya, terlihat Sungchan yang sudah mengambil ancang-ancang untuk tidur sebelum take off. Wonbin nampak tidak begitu bersemangat dengan trip kali ini. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengirim chat kepada Karin sebelum mengaktifkan mode pesawat.

Karin, aku boarding ya... kamu lagi ngapain?

Setelah beberapa menit berlalu, Karin tak kunjung membaca pesannya. Wonbin menggigit bibir bawahnya. Ia memutuskan untuk menekan mode pesawat dan kembali menyandarkan dirinya di sandaran kursi dengan begitu berlebihan.

Namun, sesuatu yang tak terduga muncul di depan matanya. Ia melihat seorang gadis berambut panjang berpakaian kasual berjalan di lorong pesawat sambil menenteng sebuah tas kecil. Wonbin terkesiap dan memperbaiki posisi duduknya. Ia menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Gadis itu...

"Lho? Karin?"

Nampak pacarnya itu tersenyum, melewati kursi Wonbin sambil melambaikan jari-jari tangannya kepada Wonbin, seolah tidak terjadi apa-apa. Ia berjalan jauh menuju kursi bagian belakang. Wonbin hanya bisa melongo dari kursinya, memutar tubuhnya menghadap belakang. Ia segera membuka kembali sabuk pengamannya dan membangunkan Sungchan.

"Chan! Lo kok ngga bilang kalo Karin ikut?" tanya Wonbin mengguncang-guncangkan lengan Sungchan.

Sungchan terbangun paksa dari tidurnya. Ia menggerutu. "Hah? Lo ngga tau ya? Dia kan pacar lo!"

"Dia jadi dibiayain sekolah? Bukannya ngga ditanggung beasiswa ya?"

Suasana hati Sungchan jadi berantakan karena tidurnya terganggu. "Duhhhh gue ngantuk banget nih! Tanya pacar lo!"

Sungchan kembali tertidur dalam sekejap. Wonbin beranjak dari kursinya dan menghampiri Karin di kursi belakang. Gadis itu nampak duduk di kursi tengah dekat Sohee yang duduk di jendela. Wonbin melemparkan tatapan penuh tanya kepada gadis itu. Karin hanya bisa tersenyum mencari alasan.

"Maaf Bin. Aku sebenarnya pengen ngasih surprise ke kamu pas nyampe Jogja. Tapi malah ketahuan ama kamu barusan," ujar Karin memelas.

Wonbin sedikit memanyunkan bibirnya. Pandangannya lalu tertuju kepada Sohee di dekat jendela.

"Sohee, tukar kursi dong! Tuh gue di 6C," bujuk Wonbin.

"Enak aja! Gue bayar tau buat duduk di jendela!" tolak Sohee cepat.

"Ntar gue ganti dah duit lo. Dua kali lipat deh. Buruan!"

Karin terlihat tidak enak hati melihat mereka berdua berdebat. Ia melirik Sohee yang cemberut. Namun, dalam hatinya, ia berharap Sohee segera beranjak dari tempatnya.

"Ahhh kampret lo Bin! Karin, pokoknya di Jogja nanti lo harus putus ama dia!" gerutu Sohee seraya meninggalkan kursinya.

Begitu Sohee berlalu, Wonbin tersenyum lebar ke arah Karin. Wonbin mengarahkan gadis itu untuk duduk di kursi dekat jendela, sedangkan ia sendiri mengisi kursi tengah. Mereka kini duduk berdampingan.

"Kok ngga bilang sih bakal pergi? Jadi dari tadi tuh kamu ngumpet dari aku ya?" tanya Wonbin ngambek.

Karin tertawa kecil. "Sorryyy!!! Tiba-tiba aku ditelepon kalau trip ini jadi ditanggung sekolah. Ya udah, aku buru-buru banget jadinya. Dan emang rencananya pengen ngasih surprise ke kamu. Aku sumpah senang banget bisa ikut Bin!"

Wonbin memerhatikan Karin yang begitu berseri. Hatinya seolah dipenuhi kehangatan melihat senyuman dan semangat yang menggebu dari gadis itu.

"Wahhh... Landasannya luas banget ya!" seru Karin menengok ke arah jendela.

Wonbin berkedip bingung dan ikut mendekatkan tubuhnya ke jendela karena penasaran.

Tanpa disangka, Karin memutar wajahnya menghadap ke wajah Wonbin. Pandangan mereka bertemu. Wajah mereka sangat dekat. Napas mereka tertahan. Begitu tersadar, Karin segera memalingkan wajahnya kembali menghadap jendela. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Wajahnya seketika memerah. Begitu pun dengan Wonbin.

"Jendelanya tutup aja kali ya," usul Karin linglung.

"Jangan!" Wonbin ikut memegang tangan Karin yang hendak menutup jendela. "Kita udah mau take off, jendelanya harus kebuka."

Tangan Wonbin menuntun tangan Karin menaikkan penutup jendela. Keduanya kemudian sama-sama salah tingkah dan saling melirik kikuk satu sama lain.

"Ohh gitu ya... Ini pertama kalinya aku naik pesawat. Sorry ya, norak," ucap Karin malu.

Wonbin tertawa. "Kok minta maaf sih? Semua orang pasti mengalami yang pertama kali kan?"

Mendengar kata-kata dari pacarnya, senyum Karin merekah. Ia mengangguk pelan. Dalam hati, tidak ada yang bisa menggambarkan betapa senangnya ia bisa ikut trip bersama Wonbin di sisinya sekarang.

Tak lama kemudian, pesawat pun take off. Karena cuaca yang kurang baik, pesawat tersebut agak sedikit berguncang. Refleks Karin menarik pelan jaket di lengan Wonbin. Ia nampak ketakutan.

"Maaf Bin. Aku cuma kaget," bisik Karin dengan kening mengerut.

"Tenang aja, Kar! Ngga papa kok," jawab Wonbin tersenyum.

Kali ini pesawat seperti terguncang sesaat. Tiba-tiba Karin tersentak dan seketika melingkarkan kedua tangannya di lengan Wonbin dan menyandarkan dahinya di otot lengan pria itu.

"Bin... serem..." ucap Karin ketakutan sambil terus memeluk erat pacarnya. "Kalo jatoh gimana?"

"Makanya doa dulu. Udah doa belom?"

Di sisi lain, Wonbin terlihat begitu menikmati hal tersebut. Hatinya berbunga-bunga. Wonbin tak kuasa menahan debaran jantungnya. Ia dengan perlahan menggenggam sebelah tangan gadis itu untuk menenangkannya. Pria itu menutup mata sambil terus menahan senyum lebarnya. Perjalanannya baru saja dimulai.

Gawat! Gue kelewat seneng!

***

Murid-murid grade 11 mengunjungi candi Prambanan di pagi hari. Di hari libur tersebut, pengunjung yang berdatangan cukup banyak. Alih-alih mengikuti pemandu wisata yang sibuk memberi penjelasan, beberapa murid lebih tertarik memisahkan diri. Mereka memilih untuk menjelajah tempat wisata tersebut dengan bebas bersama teman-temannya yang lain.

"Ehh foto dulu yuk!" ajak Karin.

Karin, Giselle, Minjeong, dan Ningning kemudian tersenyum mengambil foto selfie dengan latar belakang candi. Meskipun pengambilan foto dilakukan beberapa kali, keempat gadis itu masih saja manyun melihat hasil fotonya.

"Duh, rame banget! Bocor dimana-mana!" gerutu Ningning.

"Dari tadi ngga dapat foto sepi!" keluh Giselle.

"Ini weekend guys! Jangan harap sepi!" tambah Minjeong. "Ini ngga ada yang bisa bantuin foto ya?"

Kepala Karin celingukan sana sini. "Wonbin mana ya?"

Sementara itu, Wonbin juga sedang sibuk bersama dengan teman-temannya yang lain. Shotaro terlihat membuat vlog, Eunseok sedang selfie dengan kacamata hitamnya, Sohee dan Anton sedang duduk di tepian, mengipas lehernya yang berkeringat dengan topi, serta Sungchan yang sibuk mencari penyewaan payung karena kepanasan. Di sisi lain, Wonbin dan Seunghan terlihat asyik memberi apresiasi kepada arca Siwa di dalam candi. Seunghan mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar.

"Keren banget!" puji Seunghan. "Lu ngga foto Bin?"

"Gue udah pernah ke sini. Anyway, lo kan daftar early acceptance di universitas di US. Gimana? Udah ada pengumuman?"

Seunghan menggelengkan kepala. "Belum ada. Ngga tau lama banget. Tapi ngga papalah. Biar gue lebih lama di sini. Itung-itung kalo kalian putus, Karin masih bisa sama gue kan?"

Wonbin tertawa lebar sambil memalingkan pandangannya. "Jadi lo ngarepin gue putus nih?"

"Janganlah. Gue ngga mau Karin nangis," jawab Seunghan sambil tersenyum. "Tapi gue udah ngasih tau Karin sih. Kalau Wonbin bikin lo nangis ntar gue hajar hahaaa..."

Wonbin tertegun. Dalam hati ia begitu menghargai sahabatnya itu karena telah berbesar hati merelakan Karin untuknya. Meskipun ia tahu, jauh di dalam hati Seunghan, ia masih mengharapkan gadis itu. Wonbin melemparkan senyum penuh arti kepada Seunghan.

"Gue cari Karin dulu ya," ujar Wonbin sambil menepuk bahu Seunghan.

"Ehh jangan! Katanya ngga boleh pacaran di Candi Prambanan tau! Ntar cepat putus!" cegah Seunghan.

"Hah? Kata siapa?"

"Ya kayak ceritanya si Roro Jonggrang ama Bandung Bondowoso. Tapi ya terserah lo sih. Ngga ada ruginya buat gue."

"Ini sih fix lo yang ngarepin gue putus hahaa..."

Melihat Seunghan yang tertawa jahil, Wonbin menuruni tangga candi untuk mencari Karin. Belum sempat ia sampai ke bawah, Karin terlihat sedang menaiki tangga candi seorang diri. Wonbin mempercepat langkahnya untuk menghampiri gadis itu.

Tiba-tiba kedua mata Wonbin menangkap gerakan refleks dari Karin. Gadis itu tergelincir hingga kehilangan keseimbangan. Karin terlihat kaget dan hampir jatuh ke belakang menimpa pengunjung lainnya. Tanpa pikir panjang, dengan sigap Wonbin langsung menangkap tangan Karin dan menarik gadis itu ke pelukannya. Pria itu merapatkan kedua lengannya di tubuh Karin, memastikan pacarnya itu tidak terjatuh.

"Kamu ngga papa kan?" bisik Wonbin di telinga Karin.

Karin terlihat masih sedikit terkejut dengan kejadian barusan. Orang-orang di sekitar mereka sampai mengkhawatirkan gadis itu. Entah Karin harus merasa senang atau tidak enak hati. Selama di Jogja ini, Karin merasa Wonbin selalu berusaha melindunginya. Dengan wajah merona, Karin hanya bisa mengangguk sambil tertunduk dan menyandarkan kepalanya di bahu Wonbin.

"Aku ngga papa. Makasih banget ya Bin."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top