Bab 14

Setelah seharian di rumah Nyonya Kim, Sunmi mengajak Esther ke taman yang berada di dekat rumah Nyonya Kim. Mereka berdua menyusuri jalanan sepi yang berada di kompleks perumahan mereka.

Saat duduk di taman, Sunmi melihat mobil hitam seperti milik Direktur Kim melewatinya. Sunmi menarik tangan Esther untuk duduk sebentar di sampingnya.

“Kau sedang apa di sini?” Direktur Kim tiba-tiba ada di hadapan Sunmi.

Sunmi yang kaget, langsung mengelus dadanya dan memandang Direktur Kim dengan mata menyipit karena silau matahari. “Direktur Kim.”

“Apa yang kau lakukan di sini? Apa tidak ada tempat lain untuk duduk selain di sini?” Direktur Kim masih berdiri di hadapan Sunmi, dengan satu tangan di saku celananya. “Esther, kau mau ikut denganku?”

Esther memandang Sunmi meminta persetujuan darinya. “Eomma.”

“Kau mau mengajaknya ke mana? Aku tidak akan membiarkan Esther pergi hanya berdua denganmu.” Sunmi menggenggam tangan Esther agar tidak dibawa Direktur Kim.

Direktur Kim tertawa melihat tingkah konyol Sunmi, dia pikir Direktur Kim akan menculiknya? Yang benar saja. Direktur Kim masih waras untuk melakukan hal tercela seperti itu. “Kau boleh ikut jika kau tidak keberatan.”

“Mau ke mana?” Sunmi berdiri sehingga membuat Direktur mundur dua langkah. Esther mengikuti Sunmi yang berdiri karena tangannya masih tergenggam.

“Kau ingin ke mana?” Direktur Kim lalu berjongkok menghadap Esther. “Esther, kau mau ke mana hari ini?”

“Esther mau ke Han-gang boleh?” Matanya melirik Sunmi meminta persetujuan.

“Boleh. Yuk, sama paman.” Tanpa menunggu jawaban dari Sunmi, Direktur Kim langsung menarik tangan Esther dan terlepas dari genggaman Sunmi. Sunmi mengekor di belakang mengikuti Direktur Kim memasuki mobilnya.

Mobil melaju ke Han-gang. Direktur Kim duduk di sebelah kiri, Sunmi di sebelah kanan, sedangkan Esther di tengah.

“Tadi dari mana? Aku lihat Direktur Kim keluar dari rumah bercat coklat.”

Rumah bercat coklat yang dimaksud Sunmi adalah rumah Nyonya Kim. Rumahnya yang dekat dengan taman kompleks membuat Sunmi melihat mobil mana yang masuk dan keluar dari rumah Nyonya Kim.

“Siapa? Aku? Aku tidak dari mana-mana. Kebetulan lewat kompleks sini, dan ternyata kau ada di taman dengan Esther. Makanya, aku ajak Esther jalan-jalan,” elaknya sambil terbata-bata. Sunmi terus memandang mata Direktur Kim. “Kenapa kau memandangku seperti itu?”

“Aku hanya mencari kejujuran darimu saja. Ternyata tidak ada. Lupakanlah!” Sunmi yang tadinya semakin melihat Direktur Kim, kini menoleh memandang ke luar.

Perjalanan singkat yang hanya membutuhkan beberapa menit saja, kini telah sampai di Han-gang. Setelah parkir, Direktur Kim mengajak Esther ke tempat penyewaan tenda kecil agar Sunmi bisa beristirahat dan Esther bermain dengan Direktur Kim.

“Kau di sini saja, istirahat. Esther bersamaku bermain di sini,” ucap Direktur Kim setelah menyewa tenda dan membeli mainan untuk Esther.

Mainan air ditiup menjadi bola-bola kecil, Esther sangat menyukainya. Gelembung sabun yang ditiup Direktur Kim sangat banyak, sehingga membentuk bola-bola yang sangat banyak pula. Esther berlarian ke sana ke mari mengejar gelembung sabun untuk di pencet.

Sunmi senang, karena Direktur Kim bisa bermain dengan Esther. Hatinya menghangat ketika Direktur Kim menggandeng tangan Esther setelah selesai bermain gelembung sabun dan tertawa bersama, sesekali Esther digendong, diterbangkan ke depan dengan tangannya yang mengayun ke atas. Esther terlihat sangat bahagia.

Begini rasanya memiliki seorang anak, merasa bahagia ketika anak terlihat bahagia. Sunmi ikut tertawa melihat Direktur Kim dengan Esther tertawa.

Direktur Kim yang terkenal perfeksionis, tidak menyukai anak kecil, entah mengapa dengan Esther, ia terlihat seperti ayahnya. Tidak menunjukkan sikapnya yang perfeksionis.

Sunmi berjalan menghampiri Direktur Kim dan Esther. “Sudah sore, ayo kita pulang Esther!” ajaknya pada Esther yang masih tertawa dengan Direktur Kim.

Direktur Kim berhenti, dan masih tertawa dengan Esther. Menurunkan Esther dari tangannya. “Kalian mau ke mana? Nanti biar kuantar kalian pulang. Aku masih ingin bermain dengan Esther,” jawabnya pada Sunmi yang masih memandang Esther.

Esther menggeleng, tidak mau pulang dengan Sunmi. “Aku mau sama Paman Kim, Eomma.”

“Iya, nanti kita pulang malam saja, ya? Setuju?” ajaknya meminta persetujuan Esther. Esther langsung mengangguk dan tertawa lagi.

“Kembalilah ke tenda, setelah ini kita makan malam bersama,” ujarnya pada Sunmi, tangannya menggendong Esther lagi, mengayunkan ke atas hingga Esther tertawa terbahak-bahak.

Sunmi kembali ke tenda dengan perasaan campur aduk. Bahagia melihat Esther tertawa, senang karena Direktur Kim bisa dekat dengan Esther, tapi tunggu, kenapa Sunmi jadi terlihat senang jika Direktur Kim dekat dengan Esther? Bukankah dirinya sangat membenci Direktur Kim? Sunmi merasa, dirinya senang jika bertemu, terlebih dekat di samping Direktur Kim. Entah sejak kapan ia memiliki rasa ini.

Hingga pukul tujuh malam, Direktur Kim bersama Esther menghampiri Sunmi yang terlihat duduk-duduk di tepian tenda. Memandang ke segala arah, melihat-lihat ternyata di sini rame juga jika sudah sore. Banyak anak-anak hingga orang dewasa yang bermain atau sekedar berduduk santai menikmati tenangnya sungai Han.

“Ayo! Kita mau makan di mana?” ajaknya ketika telah sampai di depan Sunmi.

“Paman Kim, kita makan di Night Market saja!” ajak Esther pada Direktur Kim.

Direktur Kim langsung berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Esther. “Kau mau makan di sana? Di sana tidak ada nasi jika kau mau makan nasi. Hanya camilan atau pizza yang dijual,” jelas Direktur Kim pada Esther agar mengerti.

Direktur Kim berdiri, melihat Sunmi yang masih menunggunya untuk berbicara. “Kau mau makan di mana?” tanyanya sambil menggendong Esther di depan, tangannya tak lupa menggenggam tangan Sunmi mengajak berjalan menyusuri sungai Han.

Sunmi kaget, seketika tangan Direktur Kim menggenggam tangannya. Gelenyar aneh itu muncul lagi. Rasa yang tidak bisa Sunmi jabarkan, hanya bisa Sunmi rasakan. Anehnya, ini hanya terjadi jika dirinya bersama Direktur Kim. Sunmi menepuk-nepuk kepalanya dengan tangan yang tidak digenggam Direktur Kim. Mencoba mengenyahkan perasaan yang tiba-tiba hinggap di hatinya.

“Kau sakit?” tanya Direktur Kim melihat Sunmi menepuk kepalanya sendiri. Berhenti berjalan, menghadap ke arah Sunmi mencoba memeriksa kepalanya.

“Tidak. Aku baik-baik saja,” jawabnya. Seketika Sunmi merasa Direktur Kim memang perhatian padanya ketika di luar kantor.

“Baiklah. Kita makan di restoran dekat sini saja!” putusnya setelah melihat Sunmi seperti orang sakit tadi.

Mereka berjalan ke tempat parkir dan meninggalkan Han-gang menuju restoran yang dimaksud Direktur Kim.

Restoran yang berada di sekitar sungai Han memang sangat banyak, tapi Direktur Kim memilih ke restoran Seonyu kafe. Kafe yang paling populer di antara kafe yang lain. Memiliki menu western dan pemandangan seperti taman Seonyudo dan jembatan Seonsan. Tempatnya juga nyaman untuk anak kecil.


#Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top