Manager
WOAH! 1K!
Loncat-loncat gak jelas sambil nari hula-hula (jangan dibayangkan, vlease)
Sebagai hadiahnya, ada potongan cerita gak jelas (beneran gak jelas) di akhir cerita ini.
Sumimasen *bow karena sudah menghilang terlalu lama, hehehe #nyengir
SMA Seirin terlihat ramai setelah upacara penerimaan siswa baru. Para senior sibuk mempromosikan exkul mereka. "Hei, tunggu!" seseorang menepuk pundak Hanako yang saat itu sedang berjalan-jalan untuk melihat exkul apa saja yang dimiliki Seirin?Hanako menghentikan langkahnya dan menatap pria yang tadi menepuk pundaknya, "ya?"
"Maukah kau bergabung bersama klub fotografer kami?" pria itu memberikan brosur mengenai exkulnya. "Wajahmu terlihat fotogenic. Kau pasti akan cocok bila menjadi modelnya."
Hanako tersenyum simpul seperti biasa, tapi ia tak sadar kalau senyumannya itu membuat sejumblah pria yang ada di sekitarnya jadi menghentikan kegiatannya untuk menatap senyum simpul yang membuat hati orang berdebar-debar. "Gomen, aku tidak tertarik," jawab Hanako dengan senyuman yang semakin tercetak jelas di bibirnya.
"Ah... emm... ya, tidak apa," dengan pipi yang mulai memerah, pria itu pergi meninggalkan Hanako yang sekarang mulai berjalan ke arah lain.
Hanako berhenti di depan meja yang bertuliskan Basket yang ditunggui oleh seorang wanita dan pria. "Sumimasen, apa ini exkul Basket Seirin?" tanya Hanako dengan sopan.
"Oh, iya. Ini exkul basket Seirin. Ada yang bisa ku bantu?" tanya sang wanita berambut pendek sambil tersenyu.
"Boleh aku mendaftar menjadi manager?" tanya Hanako langsung to the point.
"Wah, dengan senang hati," wanita itu tersenyum lebar sambil menyerahkan formulir pada Hanako. "Silahkan isi ini."
Hanako menerima formulir itu untuk diisinya dengan cepat dan setelah itu, dia langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Ck! Sepertinya junior tahun ini tidak punya sopan santun sama sekali," gerutu pria yang duduk di sebelah wanita berambut pendek yang tidak lain adalah Hyuga.
Wanita yang berada di sebelahnya tersenyum, "tidak apa Hyuga-kun, mungkin dia belum bisa beradaptasi dengan sekolah ini."
"Tapi kelakuannya tidak sopan, Riko-san," Hyuga masih bersikukuh dengan pendapatnya.
***
Hanako sudah cukup lama bergabung sebagai manager tim basket SMA Seirin, tapi hebatnya tidak ada yang mengetahuinya, kecuali teman-temannya yang bersekolah di SMA Seirin. Hanako juga memerintahkan mereka untuk merahasiakannya, entah apa maksudnya, tapi ia hanya tidak ingin jika orang lain, terutama Midorima mengetahui kalau ia mendukung tim basket Seirin dengan sekuat tenaga.Tapi semenjak pertandingan Inter High dimulai, rahasia Hanako langsung terbongkar.
Midorima yang mengetahui hal itu langsung menyuruh Hanako untuk berhenti menjadi manager, karena ia tidak suka jika Hanako mengurusi hal yang tidak penting seperti itu.Seberapa keras Midorima berusaha untuk memerintahkan Hanako agar berhenti menjadi manager, tetap saja Hanako tidak mendengar ucapan Midorima.
Hanako mengetahui kalau Midorima hanya cemburu saja, tapi ya namanya juga pria tsundere. Dia pasti tidak mau mengaku jika dibilang cemburu. Akhirnya Hanako hanya bisa mengabaikan seluruh ucapan Midorima yang menurutnya tidak penting.
"Baiklah Hanako!" bentak Midorima dengan kesalnya sebelum pertandingan Seirin melawan Shutoku dimulai. "Sesukamu sajalah kalau kau mau menjadi manager nanodayo."
"Baik, kalau begitu. Arigatou sudah mengizinkanku, walau sebenarnya aku juga tidak butuh," Hanako langsung membalikkan tubuhnya untuk pergi ke ruang tim Seirin. Pasti pelatih sudah menunggunya sejak tadi.
Sebelum Hanako benar-benar pergi, Midorima menarik tangan Hanako dan mengatakan, "jika kau kalah nanodayo, kau harus berhenti menjadi manager Seirin nanodayo, dan kau juga harus pindah ke Shutoku nanodayo," Midorima melepas cekalannya.
"Ck, kenapa aku harus menuruti permintaanmu?" Hanako menatap kekasihnya dengan tatapan tajam. Akhir-akhir ini hubungan mereka menjadi buruk sejak Midorima dan Hanako bersekolah si sekolah yang berbeda. Jarang komunikasih, dan jarang bertemu, tentu saja membuat keduanya menjadi asing ketika dipertemukan kembali.
"Bilang saja kalau kau takut, nanodayo," Midorima menaikkan kaca matanya dengan tangan kirinya.
"Takut?" Hanako tersenyum meledek pada Midorima, "yang benar saja Midorima-kun," Hanako menggeleng tidak percaya. "Baiklah, aku pergi dulu. Pelatih pasti sudah menungguku," kali ini Hanako benar-benar pergi meninggalkan Midorima seorang diri di depan stadion.
"Hah..." Midorima menghembuskan napasnya dengan berat, "aku tidak suka ketika kau memanggilku dengan sebutan Midorima," akhirnya Midorima berjalan masuk ke dalam stadion.
***
Pertandingan antara SMA Seirin melawan SMA Shutoku berlangsung sengit. Aksi kejar-kejaran angka pun tak terlelakkan. Apa lagi, kedua ace mereka saling beradu kemampuan untuk menunjukkan siapa yang paling hebat? Tembakan three point Midorima, atau lompatan Kagami.
"Jangan bercanda kau, Kagami! Loncatanmu itu tidak akan mampu menghentikanku!" teriak Midorima lalu melempar bolanya dari garis tengah lapangan.Semua penonton terkejut melihat Midorima melempar bola dari jarak yang tidak masuk akal. Tanpa basa-basi, Kagami langsung melompat untuk menghentikan tembakan three point Midorima.
***
Seluruh penonton bertepuk tangan setelah aksi kejar-kejaran angka antara Shutoku dan Seirin. Para pemain Seirin dan Shutoku berbaris berhadapan untuk memberikan penghormatan setelah pertandingan selesai.Setelah itu, para pemain Seirin yang ada di lapangan berjalan menghampiri pelatih mereka.
"Kerja bagus, Kagami-kun!" Riko menepuk, atau lebih tepatnya memukul punggung Kagami dengan kencangnya untuk mengungkapkan betapa bangganya dia mempunyai murid seperti Kagami.
"Pelatih! Kau mau membunuhku!?" teriak Kagami.
"Dasar lembek," cibir Hanako.
"Kau bilang apa tadi, Hanako-san!?" geram Kagami.
"Iie, hanya saja, kau tadi keren sekali KAGAMI-KUN!" Hanako tersenyum lebar pada Kagami. Dia senang, karena usaha Kagami dan teman-temannya, ia tidak jadi pindah ke Shutoku.
Kagami menutup kedua telinganya sambil membuang wajahnya ke arah lain, "BERISIK HANAKO-SAN!"
Hanako menggosok-gosok kedua telinganya yang terasa pengang akibat mendengar teriakan Kagami, "KAU yang berisik, BAKAGAMI!"
Riko langsung berdiri di tengah-tengah Hanako dan Kagami untuk menengahi Kagami dan Hanako, agar pertengkaran antar dua orang keras kepala itu tidak menjadi bersar, "sudah-sudah, Hanako-chan... Kagami-kun..."
"DIA YANG MULAI!" ucap Hanako dan Kagami berbarengan, membuat seluruh anggota tim tertawa melihat pertengkaran antar Hanako dan Kagami yang sering terjadi.
Ya, Hanako dan Kagami memang sering berdebat seperti ini, tapi sebenarnya mereka dan Kuroko itu sahabat baik, tapi persahabatan mereka itu cukup unik, karena mereka menunjukkan rasa sayang pada sahabatnya itu dengan cara tersendiri. Ya... salah satunya ya seperti ini.
"Sudahlah Kagami-kun, mengalah saja pada Hanako-chan," ucap Kuroko yang langsung membuat Kagami kaget setengah mati karena pria bersurai biru itu tiba-tiba ada di sebelahnya.
"Sejak kapan kau ada disitu, hah!?" bentak Kagami.
"Kagami-kun! Hanako-chan! Kuroko-kun!" bentak Riko yang kelihatannya mulai geram melihat pertengkaran tigak sahabat itu. Kagami dan Hanako hanya mampu tersenyum kikuk, sementara Kuroko masih memsang wajah datarnya.
"Baiklah semuanya, aku yakin kalian pasti lapar. Bagaimana kalau kita makan okonomiyaki dulu?" pertanyaan Riko langsung disambut dengan seruan iya dari para anggota tim basket Seirin dan Hanako.
"Baiklah semuanya, cepat ganti baju. Aku dan Hanako akan menunggu di depan stadion," Riko langsung mengajak Hanako untuk keluar stadion.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang menatap mereka penuh amarah.
***
Setibanya di tempat makan okonomiyaki terdekat, para anggota tim basket Seirin beserta pelatih dan manager mereka terkejut ketika melihat salah satu anggota Kiseki no Sedai yang mengenakan jaket tim basket Kaijou berada di tempat ini juga."Oh? Hanakocchi! Kurokocchi!" seru pria berambut pirang itu sambil melambai-lambaikan tangannya dengan penuh semangat dan tersenyum lebar.
"Siapa pria aneh itu?" tanya Kagami dengan spontan.
"Kise Ryouta, salah satu anggota Kiseki no Sedai," jawab Hanako sambil berjalan ke arah Kise. Diikuti dengan Kuroko, lalu Kagami yang berjalan di belakang mereka. Akhirnya Kise, Hanako, Kuroko, Kagami, dan salah seorang teman Kise yang bernama Kasamatsu, menempat meja yang sama untuk makan malam.
Suasana mendadak menjadi sedikit tegang karena Kuroko dan Kagami semeja dengan salah satu anggota Kiseki no Sedai yang berarti cepat atau lambat harus mereka kalahkan untuk mencapai kemenangan."Hanakocchi, sekarang menjadi manager Seirin-ssu?" tanya Kise memecah ketegangan yang terjadi di antara mereka.
"Eum," Hanako hanya mengangguk.
Kise langsung mengalihkan pandangannya pada Kuroko, "Kurokocchi apa kabar-ssu? Aku sangat rindu padamu-ssu..." ucap Kise dengan berlebihan.
Pria berambut hitam yang duduk di sebelah Kise langsung menjitaknya, "oy! Berisik tau!" omel pria tersebut.
Kise langsung mengelus-elus kepalanya yang kena jitak, "aww... ittai... Kasamatsu senpai, hidoi-ssu..." Kise langsung memasang wajah sedihnya.
"Hei, Kuroko-kun. Kau yakin kalau dia sala satu dari anggota Kiseki no Sedai itu?" Kagami meragukan kalau pria yang ada di depannya ini termasuk salah satu orang jenius di bidang basket.
"Maksudmu apa-ssu? Apa kau meragukan kemampuanku-ssu?"
"Jelas saja kalau Kagami meragukan kemampuanmu, Kise-kun. Tingkahmu seperti bocah," Hanako mengambil alih untuk menjawab pertanyaan Kise yang dilontarkan untuk Kagami.
"Hiks, Hanakocchi juga jahat-ssu..."
Sreekk! Terdengar suara pintu digeser, membuat semua orang yang ada di dalamnya menoleh ke arah pintu masuk.
Sontak saja mereka semua langsung membulatkan matanya ketika melihat siapa yang datang kemari."Oy! Takao! Ayo pergi nanodayo!" pria bersurai hijau itu langsung keluar bersama temannya. Dan belum ada satu detik mereka keluar, tiba-tiba saja hujan yang sangat deras turun, dan memaksa kedua pria itu untuk masuk lagi ke dalam restoran okonomiyaki yang sederhana, tapi cukup nyaman untuk tempat berlindung dari hujan.
Sekarang situasinya benar-benar tegang dan membuat Hanako serba salah dengan kehadiran Midorimayang duduk di hadapannya. Sementara posisinya juga terjepit antara Kagami dan Kuroko.Sementara Kasamatsu? Dia diajak untuk pindah tempat duduk oleh temannya Midorima, dan mereka berdua sedang asik mengobrol sambil membuat okonomiyaki dengan atraksi konyol teman Midorima yang bernama Takao.
"Ini seperti reuni," ungkap Riko dengan suara pelan, tapi masih bisa terdengar oleh orang-orang berambut warna-warni disini.
Tiba-tiba saja, sebuah okonomiyaki yang masih panas mendarat di atas kepala Midorima. "Pfftt..." Hanako menyembunyikan wajahnya di bahu Kagami yang besar agar Midorima tidak melihatnya yang sedang menahan tawa.
"...TAKAOOOO!!!" teriak Midorima dengan geramnya.
"Gomen Shin-chan, Gomen," ucap Takao sambil nyengir gak jelas saat Midorima menghampirinya untuk memberikan balasan yang setimpal atas perbuatannya.
Setelah kekacauan yang sempat terjadi di tempat ini, membuat semua orang menjadi sedikit rileks. "Kalian tidak ada yang lapar ya? Ya sudah, aku mau pesan menunya duluan," ucap Hanako. Gadis itu mengangkat tangannya sambil memandang seorang bibi yang sedang berjaga di depan meja kasir dengan senyum manisnya Hanako berkata, "bibi, tolong menunya!"
Bibi itu membawa tiga buku menu ke meja Hanako. Dua diantaranya Hanako berikan pada Kise, dan satunya lagi ia pegang untuk melihat-lihat menu apa saja yang ada disini. Baru saja Hanako membuka buku menu tersebut, Kagami langsung merebutnya, "oy Kagami! Kenapa kau rebut sih!? Itu kan aku duluan yang pegang!" protes Hanako.
"Aku lapar, jadi aku dulu yang memesan," jawab Kagami.
"Itu curang namanya!" Hanako berusaha merebut buku menu dari tangan Kagami, tapi posisinya yang tidak menguntungkan membuatnya tidak bisa bergerak bebas untuk merebut buku menu yang dipegang oleh Kagami.
"Ugh! Kau menyebalkan BAKAGAMI!" Hanako melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kagami-kun, tidak bisakah kau mengalah pada Hanako-san sekali saja?" ucap Kuroko yang duduk di sebelah kanan Hanako.
Hanako mengangguk setuju, "itu benar Kagami-kun, kau tidak pernah mengalah padaku."
"Mengalah padamu? Yang benar saja. Untuk apa? karena kau seorang wanita?" tanya Kagami balik, "tapi kau malah tidak terlihat seperti seorang wanita, jadi apa aku harus tetap mengalah padamu?"
Perkataan Kagami benar-benar membuat amarah Hanako naik sampai kepuncaknya. Rasanya ia ingin mematahkan seluruh tulang dan membelokkan semua persendian Kagami, tapi itu tidak mungkin, karena kalau ia benar-benar melakukan hal tersebut, berarti dia akan kehilangan ace timnya. Jadi Hanako hanya memendam rasa amarahnya saja sambil menundukkan kepala, membuat wajahnya memerah akibat amarah yang tertahan.
Kagami mengangkat tangannya, "bibi, aku pesan..." Kise dan Midorima dibuat shock saat mendengar rentetan pesanan yang ingin dimakan Kagami.
"Kagamicchi, kau itu manusia apa raksasa sih?" tanya Kise dengan herannya setelah Kagami selesai menyebutkan pesanannya.
"Aku ragu kalau semua makanan itu bisa masuk ke dalam tubuhmu nanodayo," sambung Midorima sambil menaikkan kaca matanya.
Hanako langsung mengibas-ngibaskan tangannya sambil berkata, "jangan khawatir... Kagami itu memiliki perut gabungan dari Aomine dan Murachin" ledek Hanako yang langsung membuat tawa Kise meledak.
"Bwahahahaha! Kau serius Hanakocchi!?"
Hanako mengangguk, "tanya saja pada Kuroko."
Kuroko malah tidak menyetujui pernyataan yang diungkapkan oleh Hanako, "Kagami-kun memang memiliki porsi makan yang besar, tapi dia tidak separah itu Hanako-san..."
Hanako yang tidak sependapat dengan Kuroko langsung membantah ucapan pria berwajah baby face itu, "kau lupa ya, Kuroko-kun? Saat pertama kali bertemu dengannya, kita melihat dia sedang membawa segunung burger untuk dimakan seorang diri, iya kan?"
Awalnya Kuroko terdiam sejenak, lalu ia mengangguk, "iya sih, tapi ucapan Hanako-san itu terlalu kejam."
Kagami yang mendengarkan ucapan kedua temannya sejak tadi hanya mampu mengerutkan alisnya saja, "kalian ini bicara apa sih? Aku tidak mengerti."
Kuroko, Kise, Midorima dan Hanako sontak menoleh ke arah Kagami, "intinya, kau itu rakus /nanodayo/-ssu!" ucap mereka bersamaan.
"Aku tidak rakus, hanya saja porsi makanku cukup besar!" elak Kagami.
"Sama saja!" ucap Hanako dan Kuroko berbarengan, hanya saja Kuroko mengucapkannya dengan intonasi yang sangat datar, sementara Hanako sedikit membentak.
***
Akhirnya mereka keluar dengan hati bahagia, karena perut mereka sudah terisi penuh dengan makanan. "Mina-san, mari kita pulang!" seru Riko dengan penuh semangat.
"Ah... kenyangnya..." ucap Kagami sambil mengelus-elus perutnya yang sudah terisi penuh dengan berbagai macam okonomiyaki.
Hanako memukul lengan Kagami dengan gemas, "tentu saja kau akan kenyang setelah makan sebanyak itu Kagami. Akan terasa aneh kalau kau masih lapar," cibir Hanako.
Ketika Midorima ingin menggandeng tangan Hanako, gadis itu langsung berjalan ke tempat lain, "Kuroko-kun, kau sedang apa?" Hanako berjongkok di belakang Kuroko.
Kesal rasanya, saat kau sudah melihat kalau kekasihmu tau kau ingin menggenggam tangannya, tapi dia malah menghindar, mendatangi pria lain dan sejak tadi ia juga bersenda gurau dengan pria lain, bukan dirinya. Ingin rasanya Midorima berteriak, apa maksud sikapnya selama ini? Kenapa semenjak ia menjadi manager di Seirin, sifatnya jadi berubah terhadapnya?
Kuroko berbalik menatap Hanako dengan wajah tanpa ekspresinya, tapi dari pandangan matanya, pria itu sepertinya sedang senang, "lihat ini," Kuroko menggeser kardus itu ke depan Hanako.
"Kyaa... kawaii nee~" Hanako jadi gemas sendiri ketika Kuroko menunjukkan sesuat yang membuatnya senang. "Kau menemukannya dimana?" Hanako mengulurkan tangannya untuk mengelus bulu anak anjing yang ditemukan Kuroko.
Kuroko menunjuk gang kecil yang ada di sebelah restoran okonomiyaki, "disitu."
"Iiihhh... kau manis sekali sih, anjing kecil..." Hanako mengusap-usap kepala anjing itu dengan lembut.
"Kalian sedang apa sih?" Riko menghampiri Hanako dan Kuroko yang sedang asik berjongkok di depan sebuah kardus. "KYAAAAA!!!!!! KAWAII!!!" teriak Riko dengan hebohnya lalu mengangkat anak anjing itu tinggi-tinggi sambil tersenyum senang.
Saat menatap mata biru anjing itu, Riko merasa aneh. Dia seperti pernah melihat mata itu, tapi dimana ya? Riko bertanya-tanya pada dirinya sendiri dalam hati, lalu ia memandang Kuroko dan Hanako, lalu ia memandang anak anjing itu. Seperti ada yang aneh, batin Riko. Ia lalu memandang mata Kuroko, dan mata anak anjing itu secara bergantian. "Kuroko-kun! Matanya mirip seperti matamu!" seru Riko dengan hebohnya yang langsung membuat orang lain penasaran untuk melihat mata anak anjing itu dan mata Kuroko.
Ketika teman-temannya sedang sibuk menyama-nyamakan mata Kuroko dengan mata anak anjing itu, Hanako malah melihat Kagami sedang berjongkok di tempat yang terpisah dari teman-temannya, "oy! Kagami-kun, kau sedang apa?" Hanako menghampiri Kagami.
"Ti-tidak, aku tidak sedang apa-apa," Kagami bergidik ngeri.
Hanako memicingkan matanya, "hmm... jangan bilang... kalau kau itu takut anjing ya!" tuduh Hanako.
"Tidak!" bantah Kagami terlalu cepat yang mengakibatkan Hanako tersenyum miring pada Kagami."Kenapa kau tersenyum begitu padaku, hah!?" bentak Kagami.
"Memangnya aku tidak boleh tersenyum, hum?" Hanako mengangkat sebelah alisnya, "pe-nge-cut," bisik Hanako tepat di telinga Kagami yang membuat pria itu langsung naik pitam.
"Apa yang kau katakana hah!? Dasar pendek! Wanita jadi-jadian!" maki Kagami yang entah mengapa malah membuat gelak tawa Hanako pecah seketika.
***
Hanako baru tiba di rumahnya tepat jam 9 malam. Setelah mencuci wajahnya dengan air dan sabun yang mampu menghilangkan rasa lelahnya, Hanako langsung mengganti bajunya dengan baju tidur, dan dengan langkah gontai, ia berjalan ke tempat tidurnya. Tanpa menunggu waktu yang lama, akhirnya Hanako sukses terlelap di ranjang empuknya sambil memeluk boneka panda besar kesayangannya.
***
Lalalala lala la lalala lalala...
Jangan protes ini pendek ya... aku sudah berusaha menyicil nya sejak semalam. Gomen, karena updatenya terlalu lamaaaa... sekale... aku harap kalian tidak ada yang lumutan atau jamuran ya, saat menunggu lanjutan cerita ini, hahahaha! #gomen
Oh ya, ada yang mau ku jelaskan disini.
Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa panggilan Hanako pada teman-temannya itu berubah?
Jawabannya adalah...
Karena Hanako tidak mau dibilang spesial oleh teman-temannya karena dia pernah menjadi manager di tim SMP Teiko, dan Hanako juga mengubah panggilan kesayangannya pada Midorima. Biasanya dia akan memanggil Midorima dengan sebutan "Shin-chan" atau "Baby Shin~" kali ini Hanako memanggilnya dengan sedikit manusiawi (?)
Oke, bagi kalian yang sedikit bertanya-tanya, kenapa aku menghilang lamaaaa... sekali? Padahal biasanya aku tidak seperti ini kalau tidak benar-benar sibuk. Iya kan? (kedip-kedip genit)
Akan ku jelaskan, "Bilang aja lo males, ya kan?" tuduh Kagami.
Menunjuk Kagami dengan memasang wajah kesal, "diam KAU! Tokoh baru tidak usah banyak bicara!"
"Tapi kenyataannya memang begitu kan nanodayo," Midorima ikut menyudutkan posisi Alfi.
Alfi mulai panik, "loh, loh, loh, apa-apaan ini? Kenapa kalian jadi menyudutkan ku seperti ini, hah?" berusaha untuk tidak terlihat panik.
"Kenapa Alfi-chan?? Mulai panik, hum?" ucap Hanako sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kau juga Hana-chan, apa-apaan sih kau itu," Alfi mulai kesal karena posisinya tidak diuntungkan. Dipojokkan oleh tiga orang bermulut tajam itu membuatnya sedikit sulit untuk menjawab, karena ia tau, Hanako dan Midorima tidak akan menerima jawaban yang tidak LOGIS. Apa lagi Kagami, dia akan ngotot kalau Alfi menjawabnya dengan jawaban aneh yang tidak bisa di terima olehnya.
"Kami hanya bertanya, kenapa kau lama sekali updatenya?" tanya Hanako.
"Jangan-jangan kau sudah kehilangan inspirasi nanodayo," tuduh Midorima sambil menaikkan kaca matanya.
"Enak saja kalau ngomong," Alfi mulai kesel.
"Kalau begitu, kenapa kau menghilang?" tanya Kagami.
"Aku sibuk dengan proyek lain," jawab Alfi dengan singkat padat, dan JELAS.
"Proyek? Proyek apa? Kau tidak pernah menceritakannya padaku Alfi-chan."
Itu orang nanya apa nodong sih? Banyak banget pertanyaannya, batin Alfi. "Aku tidak bisa cerita. Intinya ini proyek penting."
Jawaban yang dilontarkan oleh Alfi langsung membuat ketiga orang itu memicingkan matanya.
Alfi menghela napasnya dengan berat, "aku serius, aku tidak bohong," ucap Alfi sambil memasang wajah yang sangat meyakinkan pada ketiga makhluk (?) tersebut. "Masa aku harus menceritakan semua proyekku pada kalian sih? memangnya, siapa kalian?" Alfi membalas pertanyaan ketiga orang itu degan pertanyaan yang mampu menusuk hati mereka.
Author yang kejam... pikir mereka.
"Ya sudah kalau begitu. Mina-san, mohon maaf atas insiden kecil yang barusan terjadi. Alfi harap, kalian tidak ada yang bosan menunggu lanjutan ceritanya ya..." ucap Alfi sambil tersenyum manis.
"Kalau kau lama melanjutkannya , mereka akan lumutan seperti Midorima," Kagami melirik Midorima yang sekarang sedang memandang ke arahnya dengan tatapan tajam.
"Apa maksudmu mengatakan hal itu sambil memandang ke arahku nanodayo!?"
Akhirnya terjadi keributan di rumah Alfi, antara Kagami dan Midorima.
"Oke mina-san, jangan pedulikan mereka yang ajaib itu ya... sampai bertemu lagi di chapter selanjutnya," melambai ke arah kamera, dan tiba-tiba Hanako pun ikut berdiri di sebelah Alfi sambil tersenyum lebar dan melambai-lambaikan tangannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top