Jeleous
Semoga kalian menikmati cerita ini. Sumimasen, kalo Alfi baliknya lama. Hehehe.
Saat mengetahui kalau Hanako menjadi manager di SMA Seirin, membuat Midorima marah. Entahlah alasan pastinya apa? Intinya, saat melihat Hanako bercengkrama dengan para anggota tim basket Seirin, membuat Midorima kesal.
Dia tidak suka melihat Hanako tersenyum manis dan tertawa lepas dengan pria lain. Apa kalian menanggpnya sedang cemburu? Entahlah, pria itu juga sedang tidak memahami dirinya sendiri saat ini.
Hilangnya komunikasi dengan Hanako untuk waktu yang cukup lama, membuatnya bimbang dengan hatinya sendiri. Apakah ia benar-benar cemburu? Atau hanya sekedar kesal karena sudah hilang kontak untuk waktu yang lama dengan Hanako, lalu tiba-tiba gadis itu menjadi manager di tim lain.
Kemarahan Midorima semakin memuncak saat melihat Hanako sangat akrab dengan Kagami. Ya walaupun Hanako tidak memanggil nama depan Kagami, tapi saat mendengar Kagami memanggil gadisnya dengan nama depannya, membuat Midorima ingin nenyumpal mulut pria itu dengan sepatu.
Hanako juga terlihat banyak bicara dengan Kagami, walaupun sebagian besar percakapannya adalah sebuah pertengkaran. Hey, bukankah dia dan Hanako selama pacaran juga sering berdebat seperti Hanako dan Kagami pada saat ini? Ya, melihat kejadian itu membuat dadanya terasa terbakar.
Tapi ya namanya pria tsundere, di dalam hatinya pun, ia tidak mau mengaku kalau ia sedang cemburu. Ia menganggap kalau rasa panas yang ia rasakan saat ini karena kompor untuk memasak okonomiyaki yang sedang menyala.
Sesampainya di rumah, Midorima langsung berjalan ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Pria itu menutup pintu kamarnya sedikit kasar sehingga menimbulkan bunyi dentuman yang cukup keras.
"Dasar menyebalka. Sebenarnya aku ini dianggap apa sih olehnya!?" bentak Midorima pada dirinya sendiri.
Midorima membuka pintu kamar yang menghubungkan kamarnya dengan balkon. Pria itu menumpukan kedua sikunya di pagar balkon. Setelah menarik napas panjang beberapa kali, akhirnya pria itu mengambil ponselnya. Ia menimang-nimang ponselya dengan ragu. Haruskah Midorima menghubungi gadis itu? Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Midorima malah menghubungi orang lain.
Setelah terdengar beberapa kali nada sambung, akhirnya panggilannya pun dijawab, "moshi moshi," sapa gadis di seberang sana dengan ceria.
"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau Hanako menjadi manager?" Midorima langsung menodong gadis itu dengan sebuah pertanyaan tanpa menjawab salamnya terlebih dahulu.
Merasa ditodong dengan pertanyaan tersebut membuat gadis itu bingung," ettooo... Midorima-kun, sebenarnya aku juga baru mengetahuinya saat pendaftaran tim. Aku pikir kau sudah tau," ucap gadis itu dengan suara yang pelan.
Midorima menggeram kesal. Ia merasa serba salah dengan posisinya saat ini. Ingin sekali ia marah, tapi tak mungkin kan, kalau ia marah ke orang yang tak bersalah. Tanpa mengucapkan salam sedikitpun, Midorima langsung mematikan telephone nya.
***
Keesokan harinya, Midorima memutuskan untuk menjemput Hanako sepulang sekolah. Sesampainya di sana, Midorima tidak jadi menghampiri Hanako, walaupun pria itu sudah berdiri di dekat SMA Seirin.
Alasan Midorima tidak jadi menghampiri Hanako adalah, karena gadis itu sedang sibuk berbincang-bincang dengan Kuroko. Jika kalian beranggapan kalau penyebab Midorima batal menghampiri gadis itu karena Kuroko adalah salah besar! Yang menyebabkan hal ini adalah pria yang berada di sebelah kiri Kuroko. Kagami.
Pria itu seperti sedang berdebat dengan Hanako, dan yang membuat hatinya terasa panas itu karena Hanako menanggapi Kagami dengan tersenyum manis. Sungguh menyebalkan nanodayo! Pikir Midorima. Jangan harap kalau aku mau mendatangimu lagi nanodayo! Gerutu Midorima dalam hati, lalu pria itu segera beranjak pergi dari tempatnya berdiri.
***
Midorima terduduk lesu di sofa yang ada di ruang keluarga sambil menonton tv tanpa menyimak apa yang sedang ditayangkan.
"Hah..." Midorima menghela napasnya dengan berat. Seolah sedang berusaha menghilangkan sebagian beban yang ada di kepalanya.
Midorima baru tersadar dari pikirannya setelah merasakan sebuah tepukan di bahunya, "onii-chan, kau kenapa?" tanya gadis bersurai hijau yang usianya berada di bawah Midorima.
Midorima menggeleng, "aku tidak apa nanodayo," Midorima mengalihkan wajahnya dari pandangan mata adikknya. Ia sedang malas untuk ditanya ini itu mengenai dirinya.
"Onii-chan bohong," tuduh Shina, adik Midorima. "Aku tau kalau onii-chan sedang ada masalah. Tergambar jelas di wajahmu, kalau sumber permasalahanmu adalah Tomoko Hanako.
Mendengar namanya disebut, badan Midorima langsung menegang. Ya, Midorima akui. Sumber segala masalahnya ini berawal dari gadis bernama Tomoko Hanako. Tapi ia tidak akan mau mengakuinya pada Shina. Bisa-bisa jatuh sudah citranya di hadapan sang adik. "Sok tau sekali kau Nanodayo," Midorima langsung bangkit dari duduknya. Pria itu pergi ke luar untuk menjernihkan pikirannya.
Niatnya Midorima hanya ingin berjalan-jalan saja, tapi tanpa dia sadari, kalau ia sudah melangkah cukup jauh dari rumahnya. Akhirnya karena merasa jauh, Midorima menutuskan untuk membeli minum di super market yang ada di dekat sini.
Terdengar bunyi lonceng saat Midorima membuka pintu super market tersebut. Hah... sepertinya berjalan sambil melamun itu tidak baik ya nanodayo? Batin Midorima.
Buk! Baru saja ia berpikir mengenai berjalan sambil melamun, tiba-tiba ia menabrak seseorang di super market. "Sumimasen, aku tidak melihatmu nanodayo," Midorima mengulurkan tangannya pada gadis yang sedang merunduk kesakitan. Mungkin lebih tepatnya ia sedang merutuki nasib sialnya.
Saat kepala gadis itu mendongak, mata Midorima langsung membulat, "Hana-chan?" ucap Midorima tak percaya dengan sosok yang dilihatnya saat ini.
Hanako meraih tangan Midorima sambil menatapnya, "hey Shin-chan, apa kau tega membiarkanku dalam posisi memalukan seperti ini?"
Pertanyaan Hanako langsung membuat Midorima sadar dari lamunannya. Pria itu langsung menarik tangan Hanako hingga gadis itu berdiri.
Sebenarnya ada perasaan senang yang bersembunyi di balik ke-tsundere-an pria itu (?) saat mendengar Hanako menyebut namanya. Entah mengapa, hanya sebuah panggilan sederhana dari gadis yang dicintainya mampu membuat hati Midorima berbunga-bunga (?)
Ucapan Hanako barusan seperti petir yang menyambar Midorima. "Apa nanodayo!? Ma-maksudmu, kau tidak ingin mengakui kalau kau itu sudah punya pacar nanodayo?" tuduh Midorima. Midorima langsung membuang pandangannya ke arah lain. "Bukan berarti aku peduli denganmu nanodayo. Aku hanya takut kau kerepotan menghadapi pria-pria yang suka padamu nanodayo. Terserah kau saja nanodayo, aku tidak peduli."
Hanako tersenyum senang pada Midorima, "terima kasih atas pengertiannya Shin-chan. Mulai sekarang, kalau kita tidak sedang berdua seperti ini, aku akan memanggilmu dengan nama belakangmu. Dan kau... tolong hilangkan akhiran '-chan' saat menanggil namaku. Bisakan?" tutur Hanako panjang lebar.
Midorima langsung bangkit dari duduknya, "terserah kau sajalah nanodayo."
Hanako menarik pergelangan tangan Midorima sebelum pria itu benar-benar pergi, "mengertilah, aku melakukan hal ini bukan karena aku ingin mendekati seseorang atau apa. Aku hanya tidak ingin dianggap special oleh 'mereka'. Aku hanya ingin semuanya berjalan normal, walaupun di dalam kamus keluargaku itu tidak ada kata normal di dalamnya, tapi izinkan aku untuk merasakannya, Shin-chan..." Hanako melepas genggamannya, lalu mulai berdiri dan pergi meninggalkan Midorima yang masih diam membeku di tempatnya.
Pendek? Biarlah... Alfi cuman lagi pengen bikin si lumut wortel (?) Itu galon, eh salah. Maksudku itu galau.
Gak tau deh dapet apa enggak feel nya :v jujur, aku bingung gimana menggambarkan perasaan Midorima saat ini. Soalnya aku gak pernah ngerasain jadi Midorima dengan posisi seperti ini. Sepertinya pendeskripsiannya agak kurang ya? Hahaha, gomen all #nyengir.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top