In The Past
Hanako langsung menarik lengan seragam pria beraurai hijau itu saat mendengar bel jam pelajaran terakhir telah berbunyi, "kenapa kau menarik lengan seragamku seperti ini sih, nanodayo," dumel pria itu sambil berjalan karena saat ini, wanita yang ada di sebelahnya sedang menyeretnya entah kemana?
"Diamlah Midorima-kun! Jangan bicara dulu sebelum kita sampai di tempat tujuan," ucap Hanako dengan mutlak. Ia terus menarik tangan Midorima hingga nereka berhenti di taman sekolah.
"Kenapa kau membawaku ke sini nanodayo?" Midorima menaikkan kacamatanya dengan tangan kirinya.
Mendadak wajah Hanako menjadi merah, "etto... Midorima-kun... aku menyukaimu," ada jeda sedikit dalam kalimatnya, "mulai hari ini, jadilah pacarku," Hanako mengucapkannya dengan cepat, lalu setelahnya ia berlari meninggalkan Midorima sendirian yang masih terkejut dengan pernyataan cinta Hanako yang mendadak dan terkesan memaksa itu.
"Apa-apaan sih, dia itu nanodayo," gerutu Midorima dengan wajah memerah, semerah bunga mawar yang sedang merekah dengan indahnya. "Dasar aneh nanodayo," setelah berkata seperti itu, Midorima pergi dengan wajahnya yang masih senantiasa memerah.
Mulai saat itu, Midorima telah menjadi pacar Hanako, walaupun Hanako mengklaimnya secara sepihak, dan Midorima selalu bersikap dingin dan jahat padanya, tapi respon tubuhnya mengatakan sebaliknya.
Setiap ia melihat Hanako, jantungnya akan berdegup kencang, setiap ia melihat Hanako tersenyum, hatinya merasa tenang, ketika ia melihat Hanako berdekatan dengan pria lain, hatinya merasa panas dan ia akan marah-marah seharian pada orang lain tanpa ada alasan yang jelas, hanya karena melihat Hanako sedang dekat dengan orang lain.
Tapi ketika Hanako sedang berbicara dengannya, Midorima selalu menanggapinya dengan ketus dan seolah tidak memedulikannya, walau begitu, sebenarnya hatinya merasa senang karena Hanako tidak pernah menyerah untuk menunjukkan cintanya pada Midorima.
Sering kali, Hanako menggoda Midorima hingga muka pria itu merah padam. Bagi Hanako itu sudah cukup. Karena walaupun Midorima tidak pernah menjawab pernyataan cintanya, atau bahkan mengatakan ia bukanlah pacar Hanako, tapi respon tubuh yang ia tunjukkan sangat bertolak belakang dengan ucapannya. Dan itu membuat Hanako senang.
Hanako seperti sangat memahami Midorima. Tanpa berucap pun, ia tau apa yang ingin Midorima sampaikan.
Awalnya Hanako pikir, ia sangat mengerti tentang Midorima, tapi ketika suatu kejadian menimpa hubungan mereka, dan Midorima masih keras kepala untuk tidak mengakui Hanako sebagai kekasihnya, mulai hari itu, timbullah keraguan di hati kecil Hanako. "Apakah ia benar-benar mencintaiku? Atau ia hanya merasa kasihan denganku?"
Hingga konflik diantara mereka semakin memanas, Hanako memutuskan untuk meninggalkan Midorima, karena sepertinya Hanako sudah tidak bisa melihat lagi cinta diantara mereka berdua.
Hanya Hanko. Hanya Hanako lah yang mencintai Midorima secara sepihak. Itu yang terlintas dipikiran Hanako saat mereka sudah tidak menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
Hingga akhirnya Midorima merasa geram melihat Hanako berdekatan dengan sahabatnya, Kise. Dan saat ulang tahunnya pun, Hanako mengatakan kalau ia tidak ingat sama sekali.
Mulai dari situlah, untuk pertama kalinya Midorima jujur pada perasaannya sendiri. Ia tidak ingin ditinggalkan oleh Hanako, ia tidak rela jika suatu saat ada orang lain yang mendapatkan Hanako. Terutama, ia paling tidak suka jika suatu saat Hanao harus memberikan cintanya dan kasih sayangnya kepada orang lain, bukan dirinya.
Mendengar pernyataan cinta Midorima untuk pertama kalinya, membuat Hanako bahagia. Akhirnya perasaannya terbalaskan juga.
Sebenarnya Hanako hanya berpura-pura lupa dengan hari ulang tahun Midorima, karena ia sangat marah dengan Midorima saat itu. Tadinya ia ingin memberikan hadiah ulang tahun Midorima itu besok, sebagai ucapan selamat tinggal darinya. Tapi takdir berkata lain. Disaat Hanako benar-benar ingin berlari meninggalkan Midorima, orang yang sangat dicintainya itu malah mengulurkan tangan untuk menyambut cinta Hanako.
Hal itu membuat pertahanan Hanako runtuh seketika. Hingga membuat Hanako menerima Midorima kembali, walaupun hatinya telah dihancurkan berkeping-keping.
Tapi bagi Hanako, 'bukankah saat kita siap untuk mencintai seseorang, disaat yang bersamaan juga, kita harus siap untuk patah hati bukan?' Dengan berbekal prinsip seperti itu, Hanako menerima Midorima kembali, dengan harapan kalau Midorima akan lebih jujur kepada perasaannya dan dirinya sendiri.
Kebanyakan monolog ya? Yah... maklumin aja, ini sedikit menyinggung soal cerita cintanya Midorima yang ada di Ma Boy. Takutnya ada yang belom baca, jadi kuceritakan secara singkatnya saja.
Perbedaannya juga ada. Kalau di cerita Ma Boy, aku menggunakan sudut pandangnya Hanako, jadi kalian tidak tau dengan perasaan Midorima yang sebenarnya. Nah... disini aku menjelaskan tentang segala macam perasaan yang Midorima rasakan terhadap Hanako.
Semoga kalian menyukainya ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top