Ini Surat
Teruntuk mama dan papa tersayang,
Aku tahu pasti kalian tidak akan membaca surat ini, makanya aku menulisnya. Kita adalah keluarga yang tidak mudah mengungkap kasih sayang. Tidak ada pengalaman menyentuh yang melatarbelakanginya, dasarnya tidak terbiasa saja. Tapi, aku tahu betapa kalian menyayangiku dan kakakku. Dari kalian, aku belajar kalau mengungkap perasaan sayang tidak harus memakai kata-kata manis atau pamer keakraban sebagai satu keluarga di instagram, tapi lewat tindakan.
Karena aku belum bisa berbuat banyak untuk membalas kebaikan kalian, jadi beri aku waktu sedikit untuk bicara beberapa hal yang tidak pernah kuungkapkan sebagai anak.
Makasih sudah menjadi penyokong finansial dan emosionalku. Meski kalian tidak bicara, aku tahu beberapa tahun belakangan ini kondisi finansial keluarga kita menurun. Kalian selalu memberi kenyamanan hingga aku bisa hidup tanpa berkekurangan sampai lulus kuliah tanpa perlu mengambil cuti. Maaf atas ketidakpekaanku, jarang bertanya keadaan kalian di telepon dan malah curhat kondisi dan masalahku sehari-hari.
Makasih atas semua pengertian di masa-masa susahku dulu mencari kerja. Maaf karena belum bisa membuat kalian bangga di usia kepala dua.
Kumohon jangan terlalu mengkhawatirkan masa depan anak kalian. Kami sudah besar dan pengorbanan kalian sudah sangat banyak, jadi utamakan kesehatan. Itu lebih penting daripada apa pun sekarang, terutama di masa pandemi ini.
Kalau kalian butuh seorang pendengar, sesekali curhatlah pada anak. Kami kecewa selalu jadi yang terakhir tahu kesulitan kalian.
Masih banyak kalimat ‘makasih’ dan ‘maaf’ yang mau kuungkapkan, tapi karena kendala surat ini untuk konsumsi publik dan sudah mepet waktu deadline mini event jadi isi suratnya sampai di sini saja. Untuk menutup surat ini, aku doakan kalian selalu bahagia, sehat, dan sukses.
Je t’aime!
Tertanda,
Anak kalian yang sering tidak tahu diri
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top