Ayah, Ibu, dan Figuran

Mungkin perannya hanya figuran biasa, nggak sehebat sosok ibu dan ayah yang selalu ada sejak hari pertama ada di dunia. Eh, mereka berdua sudah ada sejak diri ini masih jadi zigot, masih rencana Allah, dan masih dinantikan kehadirannya. Mereka berdua adalah pengecualian—selalu ada di atas segala-galanya.

Lalu siapa yang figuran?

Adik? Enak saja. Dia juga ambil peran penting sekali pun anak itu cerewet dan banyak maunya.

Sahabat? Peran mereka juga penting. Kacau keseimbangan dunia ini kalau tidak ada mereka.

Pacar? Lupakan saja, dia malah menambah stres yang tidak perlu.

Iya.

Peran figuran itu diisi oleh cowok-cowok berdarah Asia dan tumpukan buku di perpustakaan yang hampir semuanya sudah pernah dibaca. Bisa gila seonggok raga diberi jiwa ini tanpa sehari menyentuh mereka. Konyol, ya? Tidak apa, toh, lebih baik merasakan afeksi semu dari manusia yang jauh di sana dan buku-buku tidak berbayar ketimbang meladeni kehancuran dunia yang sedang berlangsung.

Ambil positifnya. Ambil seluruh cinta yang tersedia selagi gratis—peduli amat tulus atau tidak.

Selamat hari kasih sayang!

Tertanda dengan penuh optimisme,

heterochrofic

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top