Letter by Leo_Dominica
Untuk cinta pertamaku,
Sedang apa sekarang? Pasti sedang sibuk ya? Aku tidak tahu, apakah ada masa kamu akan membaca surat kecil ini. Dalam lubuk hatiku, aku ingin kamu tahu isi surat ini, tentang bagaimana perasaanku selama ini. Namun sisi hatiku yang lain, ingin menyimpan surat ini hanya untuk diriku sendiri. Apa kamu tahu bagaimana aku bisa jatuh cinta padamu? Mungkin kamu tidak tahu, tapi sejak aku membuka mata untuk dunia ini, wajah itu sudah membuatku jatuh cinta. Wajah yang menatapku dengan bahagia, seolah aku adalah porselen rapuh yang harus dijaga. Konyol ya? Aku tidak tahu, apakah kamu percaya atau tidak, namun aku tidak bohong loh.
Surat ini adalah rahasia kecil tentang betapa aku mencintaimu. Sosok yang mungkin tidak pernah tergantikan, bahkan untuk lelaki yang akan mendampingiku kelak. Mungkin kamu tidak akan pernah percaya, tapi aku selalu ingin kalau lelaki sepertimu yang menjadi pendampingku. Kadang aku berdoa agar Tuhan menyisakan lelaki sepertimu satu lagi. Aku iri pada wanita itu, wanita yang kamu pilih untuk mendampingimu. Namun, aku juga sangat menyayanginya. Sungguh perasaan yang aneh.
Pagi tadi, aku melihat sosokmu yang sedang tidur dengan tubuh terlentang hingga menghalangi pintu depan kamarku. Aku sebal dengan kebiasaanmu satu ini, kebiasaan berpindah tempat tidur. Kadang aku sering membangunkanmu untuk tidur di kasur, kamu menurut, tapi hanya untuk lima menit. Yah, tentu saja, kamu kembali tidur di lantai lagi. Besoknya, langsung mengeluh badanmu sakit dan mengomel minta dicarikan tukang pijat. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Wanitamu sering curhat kepadaku, sebal dengan sifatmu yang susah diatur dan mudah mengomel.
Oh ya, apakah kamu tahu kalau wanitamu sering cemburu padaku? Katanya, kamu terlalu memanjakanku. Diam-diam, aku tersenyum dan bersorak kegirangan. Mungkin wanitamu harus mulai bertanya-tanya padaku tentang kesukaanmu. Habisnya, dia seperti kurang memahamimu. Sedangkan, banyak orang yang bilang kita ini mirip. Baik wajahnya, sifatnya, makanan kesukaannya, bahkan pemikirannya. Apalagi kalau soal es kacang ijo, kita paling suka kuliner satu itu.
Aku selalu bangga menyebut namamu saat ada orang asing yang bertanya darimana asal wajah ini. Begitu cinta sekali ya aku ini?
Aku paling suka saat kamu bercerita tentang masa sekolahmu. Betapa nakalnya kamu, betapa menjengkelkan tingkahmu, dan berapa banyak wanita yang mengejarmu. Sayangnya, hanya ibumu, wanitamu, aku, dan gadis kecil satu lagi yang boleh hadir di hidupmu. Benar, 'kan?
Ah, bahkan aku mungkin menjadi gadis yang selalu kamu dengarkan ya? Nyaris kamu selalu berusaha menuruti permintaanku, bahkan kepentinganmu sampai dibuang begitu saja. Terdengar miris, aku juga sedih dengan fakta itu. Jauh di lubuk hatiku, aku mau membalas semua yang kamu lakukan untukku. Mungkin aku tidak akan bisa membalas semua itu, karena kamu terlalu baik. Orang yang begitu tulus hingga Tuhan rela menempatkanmu di sini. Meskipun banyak hal yang membuatmu kecewa, tapi kamu masih mau bertahan dan berjuang. Aku selalu iri dengan sikapmu itu. Kapan ya aku bisa menjadi begitu mulia? Yah, sepertimu. Katamu, jasamu itu tidak perlu dibalas. Kamu tidak berharap dibalas, karena yang kamu lakukan itu tulus.
Lihat! Bagaimana bisa aku melupakan orang sebaik dirimu? Pantas saja aku begitu jatuh cinta padamu, 'kan? Mungkin ini alasan banyak wanita yang berusaha mencuri hatimu. Kamu itu terlalu menjadi idaman. Tahu tidak?
Namun aku tahu kok, kalau kamu juga cemburu pada lelaki yang mulai datang ke hidupku, 'kan? Lelaki itu datang sejak dua tahun yang lalu, aku sangat tahu kalau kamu merasa cemburu dengannya. Seolah ada yang direbut paksa dari hidupmu. Memang kamu tidak banyak berkomentar, tapi kamu selalu menyombongkan dirimu saat ada dirinya. Betapa pandainya kamu memasak, betapa pandainya kamu dalam matematika. Betapa kamu tahu tentangku dan kebiasaanku melebihi dirinya. Ah, lucu sekali. Aku jadi ingat sesuatu, waktu dulu kamu pernah meneleponku hingga sepuluh kali saat aku pergi menonton dengan lelaki. Aku sudah izin loh, dan kamu seperti menerorku. Untungnya, kamu tidak melakukan hal itu pada lelaki ini. Meski pertama kali bertemu dengannya, kamu memasang wajah super galak sampai dia ketakutan mengira kamu ini sosok yang galak. Padahal kamu ini sangat suka bercanda.
Namun aku tahu kok, berapa besar cintanya padaku itu tidak akan mengalahkan cintamu padaku. Betapa baiknya dia sekali pun, kamu masih jauh lebih baik berkali-kali lipat. Tidak ada yang bisa menggantikan kehebatanmu di mataku. Kamu yang selalu maju ke depan, kamu yang selalu ada untukku, kamu yang siap menghadang berbagai masalah, kamu yang mendengarkan curhatku, kamu yang selalu mengalah. Kamu selalu menjadi yang terbaik.
Aku ingat patah hatiku yang pertama. Tentu saja bukan padamu, mana bisa kamu membuatku patah hati? Aku menceritakan masalahku, betapa kesalnya aku dengan tingkah si berengsek itu, dan tentang aku yang berpura-pura masa bodoh dan tegar. Saat itu, kamu berkata kalau aku ini hebat. Nyatanya, kamu sangat tahu kalau aku sedang patah hati dan berpura-pura tegar. Kamu bilang kalau aku terlalu berharga buat orang berengsek seperti dia. Dan di saat aku bercerita kalau orang berengsek itu mencoba menyapaku dan aku mampu melewatinya dengan sombong, kamu bilang kalau aku berhasil. Kamu bilang, kamu tahu kalau aku hanya sok tegar dan pura-pura kuat tapi sekarang aku benar-benar kuat.
Terima kasih ya untuk selalu ada untukku. Selalu menjadi telinga di saat aku terpuruk. Terima kasih untuk mengijinkan dirimu dijadikan cinta pertamaku. Terima kasih, Pa. Terima kasih sudah menjadi Papa yang hebat. Terima kasih untuk selalu menyayangiku, terima kasih untuk memanjakan putri kecil ini, terima kasih untuk cintamu padaku. Yang aku tahu, aku tidak pernah menyesal kalau Papa ada di hidupku. Mungkin yang aku takutkan adalah kehilangan Papa. Sekali lagi, terima kasih, Pa.
a love letter by Leo_Dominica
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top