23.26
Cianjur, 14 Februari 2018

Assalamu 'alaikum Wr., Wb.,
Selamat malam, pak. Ketika menulis surat ini, aku harap bapak ikut membacanya diam-diam disampingku.

Halo, pak. Apa kabar? Semoga bapak baik-baik saja disana. Hari ini, aku ingin mengucapkan rindu yang sebanyak-banyaknya melalui surat ini. Entah nantinya menjadi tugas event mini, entah nantinya hanya dibaca kak Tary untuk penilaian. Namun, aku harap surat ini pun tersampaikan ke bapak.

Hampir 16 bulan ya, pak? Bapak pergi meninggalkanku. Meninggalkan ibu. Meninggalkan adik dan kakak juga. Apa bapak merasa rindu dengan kami semua? Jika bapak ingin tahu, aku sangat rindu semua hal mengenai bapak. Rindu kasih sayang yang diberikan bapak. Hingga rindu tangan bapak yang terakhir kali aku genggam untuk permisi berangkat sekolah. Aku rindu sekali.

Apa bapak tau? Semenjak bapak tidak ada disini, banyak perubahan di keluarga kita. Itu yang memaksa aku untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab dikeluarga ini. Ibu, kakak, dan adik pun banyak belajar semenjak bapak tidak ada. Kehilangan bapak nyatanya membuat kami semua down, lalu berusaha untuk berdiri lagi dari keterpurukan.

Walaupun begitu, aku tetap bahagia menjalani hidupku. Allah mengambil bapak untuk mencabut penyakit bapak. Bapak sehat 'kan sekarang? Penyakit otak itu sudah sembuh 'kan pak? Alhamdulillah bila bapak sekarang sudah sehat.

Aku ingin lagi bertegur sapa dengan bapak. Mengobrol dengan bapak. Menceritakan seluruh suka duka semenjak bapak tidak ada. Aku ingin, pak...
Namun, tidak akan pernah bisa...

Maka dari itu, aku harap sekarang bapak sedang ada di sampingku, dan tertidur sama sepertiku, lalu membaca ketikan tombol handphone yang berisi surat untukmu ini, pak.

Sekian surat dariku ya, pak. Ternyata sudah jam 12, deadline surat ini sampai jam 12. Tak apa kalau memang deadline terlewat. Yang aku harap semoga surat ini tersampaikan dan semoga surat ini dapat kita baca sama-sama nanti di surga.
Aamiin..

Yang sedang dilanda rindu,
Teh Aini.
00.02

A love letter by qurrotuaz