Juri Empat
Karena semua juri anonim, saya juga sudah pasti akan jadi anonim. Jadi, di akhir penilaian, kamu boleh tebak siapa saya melalui apa yang sudah saya tulis.
Kali ini saya harus bilang, kalau ini adalah mini event yang paling menyentuh hati dan menguras emosi jiwa. Temanya adalah “Cinta”, tapi bukan surat cinta untuk starla *apasih*. Dan saya bersyukur para member Montase Aksara memiliki pandangan yang luas tentang cinta, dan cinta yang dimaksud di sini jauh lebih luas daripada cinta ke pacar, atau ke suami. Melalui surat-surat yang tak sampai ini, saya jadi memahami lebih banyak hal dan beberapa di antara surat-surat itu sepertinya diciptakan untuk menyindir saya meskipun si penulis tidak bermaksud menyindir.
Dalam keadaan apapun kamu, wahai penulis yang telah menularkan duka kepada saya, saya harus berterimakasih karena kisah-kisah kalian memberikan banyak pelajaran yang berharga tentang kehidupan, dan seringkali penyesalan memang begitu lekat dalam jiwa kita, menghantui hari, menyesakkan. Tapi kita harus terus melanjutkan hidup dan menjadikan sesal itu sebagai pedoman suatu saat nanti.
Hargai sebelum hilang, benar. Bahwa hidup manusia memang seklise itu.
Dan kepada kamu para pembaca yang akhirnya bergumam, “Kok sama sih kayak aku.”
Percayalah, bukan hanya kamu yang mengalaminya, kamu tidak pernah sendirian.
Jadi, berbahagialah.
PENILAIAN
Lynaynan
Nilai: 8/10
Kesan: Saya nggak akan bilang saya memahami kesedihan kamu. Saya bisa membayangkan rasanya, tapi saya menolak membayangkan bagaimana jika saya ada di posisi yang sama. Sulit, saat semuanya masih utuh saja saya masih sulit berbahagia, apalagi jika mengalami sendiri kesedihan kamu. Tapi kamu memang seteguh itu, ‘kan? Saya paling nggak tahan kalo disuruh baca sesuatu yang berhubungan sama kematian dan keluarga, dan ketika saya harus mengomentari ini, saya cuma kepikiran satu kata, menyentuh. Surat ini sangat menyentuh. Well, sebelumnya di paragraf pembuka saya udah bilang dan sekali lagi saya akan bilang, kamu harus terus melanjutkan hidup. Karena aku yakin mama kamu tahu bagaimana kamu merindukan beliau. Rindu kamu sampai, pasti akan sampai.
Nurfika
Nilai: 8.5/10
Kesan: Begitu baca kalimat, dear calon imam... Surat ini bikin saya ingin mengumpat, hahaha. Nggak, ini satire sebelum pujian, kok. Saya selalu baper kalo baca tentang calon imam, terus tetiba mikir, “Imam saya nanti siapa yaa?” Apalagi disuruh baca kisah-kisah Rasulullah dan Sayyidatina Khadijah r.a, duh baper beneraan. Cinta yang bener-bener sejati kan ya, bahkan Rasul pun nggak bisa move on dari beliau saking dalamnya cinta mereka. Semoga lah ya, kelak kamu akan menemukan jodoh yang mencontoh perilaku Rasulullah SAW. Cuma ada beberapa typo yang sedikit mengganggu, tapi karena ini surat terbuka, ya sudahlah:v
Candy_Yess
Nilai: 7.9/10
Kesan: Saya kurang bisa menangkap maksud pesan dalam surat ini, tapi nggak masalah, saya masih bisa menikmati suratnya dengan baik. Enak ya punya sahabat kayak gitu, tapi saya percaya kalo sahabat kamu ini cowok, nggak ada sahabat yang nggak baper kalo hubungannya udah selekat itu, kamu bisa selidikin deh hahaha. Tapi kalo cewek, beda lagi. Saya harus bilang kalo kamu beruntung punya sahabat macam dia, jangan mau kehilangan.
Micimasyano
Nilai: 8.9/10
Kesan: Setau saya, pemilik akun micimasyano ini suka bikin tulisan yang lucu, nyeleneh, penuh humor dan jarang banget ada sedih-sedihnya. Ternyata mini event kali ini benar-benar sudah menyingkap tabir yang menyelubungi karakter lain dalam pribadi para peserta. Dia boleh saja menuliskan candaan-candaan pada suratnya, tapi saya bisa merasakan getir yang mencolok apabila dibaca dengan sedikit penjiwaan. Karena memang, kangen yang paling menyesakkan itu bukan kangen sama LDR-an atau kangen sama mantan, tapi kangen sama orang yang udah nggak ada.
MartinaDW
Nilai: 7.9/10
Kesan: Singkat, padat, jelas. Ini murni ungkapan polos orang-orang yang menyayangi keluarganya. Tapi coba aja agak panjangan dikit dan lebih spesifik ini untuk siapa aja, Ide surat ini menarik, tapi eksekusinya kurang mantap. Panjangin dikit aja, ini bakal jadi surat yang “aku banget” karena saya pun punya tekad sama kuatnya kayak kamu untuk membahagiakan keluarga.
Bubblesyoon
Nilai: 8.5/10
Kesan: Singkat, tapi penuh diksi. Kesan LDR antara si penulis dan sang kekasih benar-benar sampai, begitu polos dan romantis. Saya suka, tapi nggak bisa komentar apa-apa karena suratnya singkat, lebih seperti ungkapan lewat email. Pokoknya saya suka aja, apalagi sama susunan kalimatnya.
QurrotuAz
Nilai: 8.9/10
Kesan: Lemah saya mah baca ginian. Rasanya pengen lari nyari bapak yang entah lagi ada di bagian rumah yang mana terus peluk bapak dan bilang betapa aku sayang sama bapak. Sedih dan segala macam yang menyertainya benar-benar sampai dan kalimat, “Aku harap bapak ikut membacanya disampingku.” saya kira bapaknya beneran lagi duduk di sebelah Aini, ternyata bukan, getir. Lagi-lagi saya pengen nabok diri sendiri dan bilang, “Kenapa nggak bersyukur?”
Thiya_Rahmah
Nilai: 10/10
Kesan: Gila ya, mengapa saya justru terpukau pada setiap goresan tinta yang Thiya ciptakan? Kata-katanya begitu kuat, tajam, menusuk, memukau, sampai. Dan aku yakin dia telah menumpahkan seluruh kekalutannya dalam sepucuk surat botol ini. Saya seringkali berpikir, “Apa orang harus berdarah-darah dulu agar bisa menohok pembaca?” Saya banyak menemukan tulisan-tulisan menggebu belakangan ini, tapi yang begitu adiktif macam tulisan surat ini, sangat sedikit. Atau saya yang masih kurang mencari. Ini benar-benar khas remaja hasil didikan orangtua yang otoriter, yang harus manut apapun keputusan orangtua. Tapi dia hebat karena masih terus bisa menjalani harinya dengan baik, meskipun beban itu menumpuk kian berat, ia tak mengeluh setiap detik. Tapi tenang saja Thiya, bukan cuma kamu. Takdir memang senang menertawakan kita semua.
Letsflyhigher
Nilai: 9.9/10
Kesan: Saya harus kasih nilai tinggi karena saya seperti baru membaca kilasan cerita silam diri. Begitulah hidup, siapapun yang terluka, akan selalu pergi ke rumah sakit untuk diobati, bukan? Dan mau tak mau, kamu tidak bisa tinggal selamanya di rumah sakit begitu sudah sembuh bukan? Memang menyebalkan menjadi orang yang ditinggalkan, tapi bagaimanapun, dia pernah menjadi alasan kamu tetap memperjuangkan hidupmu yang kamu pikir sia-sia dan tak beralasan. Selebihnya, kamu masih bisa berbahagia tanpanya, bukan?
Blackhole
Nilai: 8/10
Kesan: Sangat disayangkan, ketika orang yang dulunya menjadi tempat kita menumpahkan segala hal yang dianggap beban, kini berbalik menjadi asing karena kehadiran “dia”. Klise, lagi-lagi surat ini tentang si penulis yang ditinggalkan oleh orang yang ia anggap berarti. Lagi-lagi begitu membaca surat kesekian dari mini event ini, Saya membayangkan takdir sedang tertawa di atas duka-duka para manusia yang berserakan. Siapapun kamu, blackhole, kamu berhak terus melanjutkan hidup dan berbahagia tanpanya.
Fitriyanailmi
Nilai: 10/10
Kesan: Surat ini polos, tanpa kemunafikan dan tanpa ada yang ditutupi. Yang terakhir dan yang paling epik. Siapa yang akan percaya kalau mungkin saya menangis saat membaca ini? Tak ada yang tersisa setelah ketiadaan kecuali seribu pengandaian. Aku yakin kita semua pasti pernah dengan atau tanpa sengaja mengecewakan ibu kita, tapi Pit, kamu masih punya kesempatan untuk bikin beliau bahagia. Ibumu sudah tidak sakit lagi di sana. Dan selama do’amu terus mengalir untuknya, kamu bukan anak durhaka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top