Dia di Hari Pertama Kuliah

Skip hari-hari ospek.

** * **

Kuliah hari pertama.

Di kampus Lila berkenalan dengan dua-tiga orang, dengan kecanggungan yang berusaha ia sembunyikan. Ia mencoba bersikap normal, tapi jantungnya makin berdebar tidak karuan. Apalagi ketika ia melihat anak-anak yang gayanya, menurutnya, keren. Ia sangat minder.

Tapi Lila berkata dalam hati kalau ia tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, karena itu benar-benar pemikiran yang dangkal. Tidak seharusnya ia menilai orang dari penampilan. Kalau Lila sering memandang tinggi orang lain yang menurutnya bergaya keren, pasti ia juga akan memandang rendah orang-orang yang gayanya biasa-biasa saja. Seperti dirinya atau mungkin di bawahnya. Itu tak terelakkan, harus diakui, tapi setidaknya Lila sadar ia tidak perlu ditenggelamkan oleh pikiran negatif semacam itu. Dan ini juga yang jadi salah satu kelebihan Lila, atau bisa juga kekurangannya. Di waktu-waktu tertentu, kontrol dirinya kuat.

Di kelas, Lila memperhatikan sekelilingnya. Mencoba mengingat wajah mereka satu per satu. Nama mereka, kalau sudah berkenalan. Lalu kembali memperhatikan dosen pria yang sedang menjelaskan di depan. Menahan rasa penat amat susah, padahal ini baru kelas pertama. Masih ada tiga mata kuliah lagi. Ternyata begini rasanya kuliah. Meski lebih bebas dari sekolah, tapi tetap saja mendengarkan materi itu memuakkan.

** * **

Selesai kuliah keempat, Lila keluar kelas. Temannya ada yang langsung pulang, namun tidak sedikit yang berhamburan untuk berkumpul kembali dengan teman-teman baru mereka. Saat lewat, ia mencoba tersenyum pada beberapa orang, dan di saat itulah ia melihat seseorang yang kembali mengusik dirinya. Membuatnya menjadi grogi lagi seperti kali pertama tadi. Ia melihatnya pertama kali di kelas Pengantar Ilmu Politik, mata kuliah ketiga hari ini. Dan perempuan itu—ya, dia seorang perempuan juga ngomong-ngomong—saat itu terlihat begitu fokus memperhatikan.

Pemandangan itu begitu menarik perhatian Lila. Selain karena dia juga cantik, tentu saja. Rambutnya lurus lebat dan hitam, kulitnya cerah menawan. Pakaiannya rapi dan sopan, namun tampak elegan dan kalau boleh dibilang, seksi dengan tubuhnya yang tegak. Posturnya juga menyenangkan untuk dilihat. Dan di saat itu pula Lila jadi takut tertangkap basah melihatnya dengan hampir tak berkedip. Walau Lila berada di sebelah kiri dua baris di belakangnya. Walau Lila duduk di kursi kedua paling pojok dekat jendela.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top