Satu Permintaan

Erza berjalan agak tergesa-gesa ke kantor manager keuangan. Sebenarnya apa sih yang terjadi pada pria bodoh itu?! Dan yang membuat Erza bingung adalah, kenapa dia secemas ini??

Tok,tok,tok

Erza mengetuk pintu ruang kerja Jellal pelan. Namun tak ada respon. Hening selama beberapa saat sebelum akhirnya Erza mengetuk pintunya lagi dengan agak keras kali ini.

Tok, tok, tok!

Namun lagi-lagi tak ada jawaban. Apa dia tertidur di dalam? Pikir Erza. Gadis itu memutar kenop pintunya pelan dan menyelinap masuk.

Kursi yang biasa Jellal duduki membelakangi pintu. Tapi entah kenapa, Erza yakin bahwa si manager duduk di sana dan menunggu reaksi Erza dengan kejutan yang mungkin sengaja disiapkannya.

"Tuan, ini dokumen dari Tuan Sting. Silakan ditandatangani." Ujar Erza dengan ekspresi datarnya yang biasa. Kau berharap Erza terpengaruh dengan situasi saat ini Fernandez? Jangan harap!

Namun tak ada respon dari Jellal yang duduk di kursi itu. Erzapun penasaran dan berjalan menghampirinya.

"Hei, kau baik-baik sa..." ucapan Erza terputus saat melihat kondisi Jellal yang memprihatinkan kalau tidak mau dianggap awut-awutan.

Kantung mata berwarna gelap tercipta di bawah kedua matanya, pipinya menjadi agak lebih tirus dari sebelumnya, rambutnya berantakan dan baju kantornya juga agak lusuh.

"A-aku se-sekarat..." ucap Jellal tercekat dan meraih tangan Erza.

"Ha?!" Erza melongo dengan ucapan Jellal dan ekspresinya yang terlihat sedang tersiksa oleh kejamnya ibu tiri.

"Sting menyuruhku kerja lembur selama satu minggu untuk menggantikan semua tugasmu. Dia menyalahkanku yang membiarkanmu cuti..." Jelas Jellal.

"Tahu begitu, kenapa kau tak menghubungiku? Aku bisa saja masuk kerja dan menyelesaikan tugasnya."

Jellal tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Bukannya ayahmu lebih membutuhkanmu daripada Sting?"

Erza terdiam dengan ucapan Jellal. Sejujurnya ia sedikit merasa tak enak hati membuat pria di depannya menyelesaikan semua tugas yang seharusnya dikerjakannya.

Seolah bisa membaca pikiran Erza, Jellal menarik tangan Erza dan merengkuh kepalanya.

"Tenang saja, aku tak keberatan melakukan semua ini. Kau tak perlu merasa bersalah." Bisik Jellal pelan.

Erza lagi-lagi hanya terdiam dan tak keberatan saat Jellal merengkuh kepalanya. Kehangatan dan kenyamanan apa ini? Erza merasa tak asing dengan perasaan ini. Perasaan yang pernah ia rasakan setahun yang lalu...

KRIIING

Jellal dengan sangat tak rela melepaskan Erza saat telfon kantornya berbunyi.

"Halo?" Ujar Jellal malas.

"KEMBALIKAN SEKRETARISKU SEKARANG! AKU MEMBUTUHKANNYA, BODOH!!" Teriakan yang membahana dari sang bos membuat Jellal langsung menjauhkan gagang telfon dari telinganya.

"Kau yang bodoh! Jangan berteriak di telingaku!" jawab Jellal tak kalah sengitnya dan langsung menutup telfonnya. Erza yang melihat semua itu hanya mengerutkan alisnya bingung.

Jellal mengambil map di mejanya dan segera menandatanganinya sebelum akhirnya diserahkan pada Erza. Erza menerima map itu dengan agak ragu dan terdiam.

"Ada apa?" tanya Jellal heran dengan sikap Erza.

"Aku ingin mengucapkan terima kasih atas semua bantuanmu. Jadi..." Erza menggantungkan ucapannya dan terlihat ragu.

"Jadi?" Ulang Jellal sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Aku akan menuruti satu keinginanmu."

Hening.

Jellal menatap Erza tak percaya dengan ucapannya barusan. Pendengarannya masih normal kan?

"Tapi jangan berharap terlalu banyak. Aku akan menurutinya asalkan permintaan itu masuk akal bagiku." Lanjut Erza datar.

Mata Jellal berbinar. Ia tersenyum lebar dan mengangguk.
"Baiklah. Bagaimana jika kau kuajak ke rumah aniki ku akhir pekan nanti? Dia baru saja pulang dari Amerika." Tawar Jellal.

Erza terdiam untuk berpikir sejenak.

"Oke, akhir pekan nanti. Jemput aku di RS tempat ayahku dirawat."

"Siap!" jawab Jellal sambil berpose hormat.

###

Erza duduk mendampingi ayahnya yang tertidur pulas di ruang perawatannya. Tak lama kemudian, Lucy masuk.

"Erza, Jellal sudah menunggumu di tempat parkir." Bisik Lucy pelan. Takut membangunkan ayah Erza. Erza mengangguk lalu berjalan keluar.

Gadis berambut merah itu berjalan menuju tempat parkir rumah sakit tempat Jellal menunggunya.

Cowok berambut baby blue itu tersenyum hangat pada Erza yang dibalasnya dengan tatapan datarnya yang biasa. Erza langsung masuk ke dalam mobil Jellal diikuti oleh sang pemilik mobil.

Selama perjalanan menuju rumah aniki Jellal, baik Erza maupun Jellal diam dan tak saling bicara hingga mobil Jellal berhenti di depan sebuah rumah besar yang sangat mewah. Erza terpaku melihat rumah besar itu.

"Kau... tinggal di sini?" tanya Erza tak yakin. Rumah besar seperti itu pastilah milik orang yang sangat kaya. Dan jika Jellal begitu kaya, kenapa dia masih bekerja di Sabertooth corp yang gajinya tak terlalu besar?

Jellal hanya tersenyum dan menggeleng pelan.

"Aku tinggal di apartemen yang tak jauh dari kantor. Soalnya aku tidak terbiasa dengan rumah ini. Lagipula aniki ku yang mengurus perusahaan keluarga. Jadi kelihatannya aku tak berhak untuk tinggal di rumah ini." jawab Jellal santai.

Dalam hati, Erza memuji sikap Jellal yang mandiri.

Erza turun dari mobil bersama Jellal dan berjalan menuju pintu masuk rumah besar nan mewah itu. Jellal menekan bel yang ada di samping pintu.

Tak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang pria berdiri di depan pintu menyambut Jellal.

"Jellal, kau sudah datang rupanya." Sapa pria yang mirip Jellal itu. Jellal hanya tersenyum.

"Ohayo, Nii san." Sapa Jellal balik.

"Ayo masuk!" Ajak pria yang merupakan kakak Jellal itu.

"Oh ya, ini teman sekantorku. Erza Scarlet. Erza, ini aniki ku. Siegrain." Jellal memperkenalkan Erza pada anikinya yang ternyata adalah Siegrain, orang yang meninggalkannya di altar pernikahan setahun lalu!

-
-
-
Yahoooo! Kembali lagi ama author gaje dan ceritanya gaje pula. Setelah kemaren update Kiseki no Sedai Music, kini Haruka update yang ini nih buat selingan sambil mikirin bahan untuk chap selanjutnya. Pendek ya? Maaf deh, ini aja udah Haruka usahain di tengah kesibukan Haruka yang menggunung. - -)"
*Readers: Sok sibuk lu thor!"

Oke, terakhir terima kasih bagi yang sudah baca, vote atau komen cerita ini. Haruka bukanlah apa-apa tanpa kalian. Arigato gozaimassu! ^,^)/

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top