pilihan

Cinta itu tentang memberi dan menerima. Namun, bukan berarti harus selalu memberi tanpa memikirkan akibat setelahnya.

•°•

Dear, Juan

Selamat ya, sayang, akhirnya mimpi kamu buat jadi penyanyi tinggal satu langkah lagi. Jujur, aku seneeeng banget bisa jadi saksi calon bintang berproses. Aku nggak sabar banget lihat nama kamu jadi omongan orang-orang. You deserve all the word, Ju, but not me.

Aku udah tahu semuanya. Meski begitu, aku tetap enggak bisa buang perasaanku. Aku egois ya, Ju? Tetap paksain perasaan buat kamu, padahal jelas-jelas kamu nggak pernah bisa balas. Tapi nggak apa-apa. Semua perhatian yang kamu kasih selama ini udah lebih dari cukup buat aku.

Tapi, Ju, aku bukan Nadi yang sekuat kamu kira. Nadi yang ini jauh, bahkan jauh, jauh, jauh lebih lemah dari yang kamu bayangin. Dan Nadi yang pengecut ini izin pergi, ya. Aku tetap bakal lihat perjalanan kamu seperti biasa. Bedanya, tempat aku bukan di sebelah kamu lagi. Aku tetap bisa lihat kamu, meski sebatas bayang-bayang.

Janji sama aku, kamu harus berdiri di panggung besar supaya aku gampang lihat kamu dari jauh. Bisa kan? Bisa lah, apa sih yang seorang Juanda nggak bisa.

Tenang aja. Aku nggak akan lakuin apa pun yang bikin nama kamu jelek. I'll keep our secret in me. Promise. Jadi, jangan khawatir, tugas kamu cukup fokus sama karier dan hibur aku dari sana.

Jadi, Nadi izin pergi ya, Juanda. Jangan dicari! Aku mau mulai kehidupan baru tanpa kamu di dalamnya. Kamu dengan mimpi kamu. Dan aku, dengan pilihanku. Mari melanjutkan hidup di jalan masing-masing, tanpa ada singgungan satu sama lain.

I love you, and always. Selalu jaga kesehatan, ya. Udah nggak ada Nadi yang bakal ngingetin kamu makan, hehe. Jangan keseringan ngurung diri di studio, kamu butuh lihat matahari.

With love,

Nadisha

•°•

Nadi melipat kertas di tangannya dengan perasaan campur aduk. Hatinya sudah terlalu kebas untuk bisa mengenali perasaan apa yang tengah menguasai. Semuanya terlalu samar, tenggelam dalam perih yang merayapi seluruh rongga dadanya.

"It's okay, Nadi. You can do it," lirih Nadi, berusaha menemukan kembali semangat hidupnya. Tangannya bergerak mengelus perut rampingnya dengan lembut. Mungkin seharusnya, we can do it!

Keputusan Nadi sudah bulat. Dia tidak ingin orang lain mengorbankan mimpi untuknya. Dan satu-satunya cara yang terlintas adalah dengan menghilang dari semua orang.

Ini adalah pilihan yang Nadi ambil. Apa pun bayarannya nanti, Nadi siap menanggung semuanya.

rabu, 03 februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top