4. Apa Aku akan Mati Kedinginan?
Malam semakin larut dan suhu di kota Lyon sudah semakin rendah. Mungkin suhu di sana sudah sampai 2°C.
Lalah, cape, dingin, laper. Itu yang di rasakan Nila saat ini. Lelah telah berjalan jauh dan semua hotel yang di temui Nila sepanjang jalan sudah penuh. Cape karna dia harus membawa koper dan tubuhnya. Dingin karna suhu di kota Lyon semakin rendah. Dan lapar karna ia tidak bisa membeli sesuatu di supermaket. Kebodohan Nila adalah ia tidak sempat menukarkan mata uang Indonesia dengan mata uang Prancis.
Selang beberapa lama. Nila pun menjatuhkan pantatnya di sebuah kursi di trotoar jalan.
'Apa gua akan mati kedingan di kota ini? Oma maafin Tasya ya, jika Tasya nakal. Dan untuk Mamih sama Papih, maafin Tasya juga kalo selama ini Tasya selalu bantah omongan Mamih sama Papih. Dan Kak Reno maafin Tasya, kalo selama ini Tasya selalu jahil sama kak Reno' gumam Nila.
Nila sendiri tak tau harus tidur di mana lagi, apalagi ke gelisah itu pun semakin kuat. Ia baru ingat jika di Prancis itu banyak copetnya seperti di kota Paris.
Satu-satunya barang elektronik yang sekarang ia punya adalah sebuah Mp3 kecil dan earphone. Tanpa pikir panjang Nila pun menyumpal telingannya dengan earphone. Lalu ia memutar lagu kesukaannya.
Entah kenapa ia merasa senang saat mendengar lagu tersebut. Perlahan matanya pun mulai terpejam sambil merasakan angin mulai membelai pipi dan rambutnya. Dan ingatannya memutar memori kenangan nya bersama Angga.
'Angga gua kangen lo. Dan hanya lo yang membuat hati ini jatuh sejatuh jatuh nya' batin nya.
♥♥♥♥
Di tempat lain. Seorang cowo sedang menatap keluar kaca. Sebenarnya ia sedang berada di sebuah kedai kopi yang tak jauh dari flatnya.
Senyum tipis pun muncul dari bibirnya yang manis. 'Lidya di mana kamu?' batinya. Hanya itu yang bisa ia katakan pada hatinya. Ia juga tak tau perempuan yang ia cari benar-benar di kota ini atau tidak.
Miko hanya bisa mencari perempuan yang meninggalkannya tanpa alasan, karna ia ingin tau kenapa Lidya meninggalkannya begitu saja, padahal Lidya masih berstatus pacar Miko.
Miko mulai menghembuskan nafas dengan kasar. Lalu ia pun beranjak dari kursinya dan menyelipkan uang di bawah cangkir kopi yang ia minum tadi. Setelah itu ia pergi meninggalkan cafe tersebut.
Miko hanya bisa menatap langit diatasnya. Ia berharap bintang menyampaikan pesan darinya untuk Lidya. Karna ia masih berharap Lidya akan kembali padanya.
Langkah Miko terhenti saat ia ingin masuk ke dalam flat miliknya. Ia seperti melihat sosok yang ia kenal. Tanpa pikir panjang ia pun mendekati perempuan yang sedang duduk di kursi dan sedang memejamkan matanya.
'Ini cewe tidur apa mati?' gumamnya. Tapi, egonya mengalahkan semuanya. Ia pun mulai melangkah pergi dari sisu cewe tersebut. Baru dua langkah ia berjalan. Hati dan otaknya berkata lain. 'Kalo dia beneran mati, nanti polisi akan terus menggedor-gedor flat gua lagi? Nanti makin ribet lagi' batin Miko.
Lalu Miko pun memutar tubuh nya 180° menghadap cewe yang sedang duduk itu. Dan kembali mendekati tubuhnya. Awalnya ia ragu, tapi keberanian menguasi dirinya dan mencoba membangunkan cewe tersebut.
Keadaan Nila sekarang sangatlah tidak baik. Muka yang sudah pucat, tangan yang sudah dingin dan sedikit kaku karna dingin. Di tambah nafas yang sudah mengeluarkan embun dingin.
"Hi, wake up!" ucap Miko dengan nada sedikit keras sambil menggoyangkan tubuh Nila. Tapi tak ada respon dari Nila.
"Hi, wake up!" teriak Miko sekali lagi. Miko pun langsung mengarahkan jarinya untuk mendekati hidung Nila. Ia ingin memastikan cewe tersebht masih hidup atau sudah mati kedinginan.
"Hidup," gumam nya. "Gua harus cepet-cepet bawa dia masuk. Biasa-bisa dia mati lagi di sini," ucap Miko dengan lirih.
Tanpa pikir panjang Miko pun langsung mengangkat tubuh Nila. Lalu membawanya ke kamar kosong yang ada di samping kamarnya. Lalu ia pun pergi lagi untuk mengambil koper dan barang barang cewe itu.
Miko tau sedikit bagaimana merawat orang yang sedang ke dinginan. Lalu ia langsung berjalan ke dapur untuk mengambil air hangat dan membuat teh hangat.
Entah kenapa ia ingin membantu cewe tersebut. Padahal pertemuan pertama nya tidak lah baik. Tak lupa ia mengambil handuk untuk di kopreskan ke tubuh Nila.
Setelah tubuh Nila kembali normal. Miko kembali ke kamarnya untuk merebahkan tubuhnya dan melepaskan pakeannya sehingga menyisakan celana ketat seperempat yang mirip dengan celana renang.
Sehingga tubuh nya yang bidang terlihat sexy. Lalu ia pun menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut yang hangat.
Bounjure!
Akhirnya aku nyelesain bab 4 ini juga, mata ku lelah!
Ini udah jam 01: 17 hari kamis.
Tanggal 17 Agustus 2017 dan sekarang adalah hari kemerdekaan bangsa kita, Merdeka!!!
Joyeux anniversaire Indonesie
Ok! Yang suka sama cerita ini jangan lupa sama Coment nya dan votte nya ya ☆☆☆★
NB: harus baca jangan di votte doang
Lebih baik kalian baca dari pada votte doang.
Satu lagi: ga usah di boomvotte kalo kalian ga baca.
See you sampai jumpa di part selanjut nya ya..
Dan aku juga sadar ko kalo cerita ku ini ga menarik, tapi setidaknya aku berusaha tidak untuk menciptakan sebuag karya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top