Aku Buka Pilihan
Tatapan tak nyaman terpancar dari pupil Ali. Ilea yang ditatap seperti itu merasa ada yang aneh.
"Lo kenapa sih lihatin gue begitu, Li?" tanya Ilea sedikit berbisik karena proses belajar sedang berjalan.
Di depan kelas sedang ada guru menjelaskan sambil menulis di papan tulis, tetapi Ali justru sibuk memerhatikan Ilea.
"Nggak apa-apa," jawab Ali mengalihkan pandangannya ke depan.
Ada perasaan aneh yang menjalar di dadanya, apalagi sekarang Al sudah ada di Indonesia, ruang geraknya dan Ilea pasti semakin sempit. Hanya sekolah tempat satu-satunya mereka bebas bertemu.
"Ya sudah, aneh lo!" sungut Ilea lantas memerhatikan penjelasan guru.
***
Mobil sedang hitam mengkilap sudah terparkir di depan sekolahan Ilea. Al, menunggu sang kekasih keluar dari sekolah. Sudah sekitar 10 menit dia menunggu, akhirnya terlihat beberapa siswa-siswi keluar melewati gerbang. Al pun ke luar mobil, bersandar di samping pintu menunggu Ilea.
"Ly!" panggil Ali saat Ilea ke luar kelas bersama Ulfha dan Safridah.
"Ada apa, Li?" Ilea menoleh menghentikan langkahnya, begitupun Ulfha dan Safridah.
"Gue mau bicara," ucap Ali menatap Ulfha dan Safridah bergantian, memberi kode supaya memberikan waktu agar dia dan Ilea bisa leluasa mengobrol.
"Fha, duluan yuk!" ajak Safridah paham dengan tatapan Ali. Ulfha mengangguk, lantas mereka berlalu.
"Mau bicara apa?" tanya Ilea setelah kedua sahabatnya pergi.
"Ly, gue sadar mungkin permintaan ini konyol. Tapi, gue pengin lo bersikap adil dan bisa bagi waktu antara sama gue dan Kak Al."
"Maksudnya?" Ilea mengerutkan keningnya dalam, dia bingung.
"Gue takut lo bakalan sibuk sama Kak Al dan lupain gue."
"Ck, Li," decak Ilea memegang bahu Ali, "kita, kan setiap hari ketemu di sekolahan. Dalam waktu 24 jam, malah gue lebih banyak sama lo ketimbang sama Kak Al. Lebih dari enam jam waktu kita habiskan di sekolah, sedangkan sama Kak Al, kami ketemu kalau dia antar gue sekolah dan jemput gue. Lo jangan khawatir, ya?" Ilea tersenyum sangat manis, sedikit melegakan perasaan Ali.
"Ya sudah. Sampai rumah, entar gue telepon lo, ya?"
"Oke." Ilea mengacungkan jempolnya. "Gue keluar duluan, ya? Dadah, Ali." Dia melambaikan tangan sambil melangkah. Ali membalas lambaian tangannya, lantas berjalan ke parkiran mengambil motornya.
Sampai di depan sekolahan, Ali melihat Ilea sedang mengobrol mesra di samping mobil sambil tersenyum lebar kepada Al. Tangan Al mengelus kepala Ilea, mereka seperti sedang dimabuk asmara. Melihat hal itu, hati Ali merasa panas, dia menarik gasnya melajukan motor di atas kecepatan 100 km/jam.
"Pulang yuk!" ajak Al membukakan pintu mobil untuk Ilea.
"Makasih, Baby." Ilea tersenyum manis lalu masuk ke mobil.
Al mengitari mobilnya lantas duduk di jok kemudi. Dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di tengah perjalanan, Ilea iseng mengambil ponsel Al yang tergeletak di dasbor mobil.
"Mau buat apa?" tanya Al hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus pada jalanan yang padat.
"Ada deh!" Ilea sibuk mengutak-atik ponsel Al.
Pemilik ponsel hanya bersikap santai karena memang tak ada sesuatu yang mencurigakan bahkan tak ada hal yang Al sembunyikan di ponselnya. Jadi, untuk apa takut jika Ilea akan mengecek semuanya?
Ternyata Ilea membuka aplikasi Instagram Al dan memosting sebuah foto dan menambahkam caption.
39 suka
al_zaidan.f
Edisi bajak IG pacar!
Dia cuma pacarku! (@denta_ileana_akleema)
Nggak ada yang boleh mengaku-ngaku bahkan nggak ada yang boleh mencuri perhatiannya!
Calon Pak Dokter, bisakah jangan terlalu ganteng? Aku takut kamu banyak dipuja cewek!😭😭😭😭
_____________________
safridahnm sombongnya yang punya pacar ganteng 😑
rinaaratnareal
@denta_ileana_akleema buat aku pacarnya,bolehkan😌😉🤣
al_zaidan.f
@safridahnm hahahahaha, emang harus sombong.
al_zaidan.f
@rinaaratnareal nooooo!
rinaaratnareal
@al_zaidan.f yaahhh 😒...wkwkwk..btw..okk2 dehh.. langgeng yoo😍😂😁
denta_ileana_akleema
@rinaaratnareal nggak boleh!😬😬😬😬😬
rinaaratnareal
@denta_ileana_akleema hmmm😌🤣✌️
denta_ileana_akleema
@safridahnm hahaha udah dijawab pacar. Jadi aku boleh sombong karena punya kamu dong, Pacaaaar.😘 @al_zaidan.f
ghiaputri30 Hmmm, ceritanya lg saling bajak IG nihhh 😐
al_zaidan.f
@ghiaputri30 hahahaha, iya dooooong.
Setelah memosting, Ilea terkikih sambil menutup mulutnya.
"Kamu ngapain sih?" tanya Al heran dengan sikap kekasihnya yang terkikih sendiri.
"Nggak apa-apa." Ponsel Al kembali diletakkan Ilea di tempat semula.
"Mau makan dulu, nggak?"
"Boleh! Aku sudah lapar," jawabnya manja dengan wajah menggemaskan.
Saking gemasnya, Al mencubit pipi Ilea pelan, tetapi tak menyakiti. Sampainya di sebuah kafe, Al membelokkan mobilnya. Mereka turun dari mobil lalu masuk ke kafe tersebut. Setelah duduk, mereka memesan makanan. Al terkejut karena banyak notifikasi Instagram-nya yang masuk, dia merasa tak memosting foto beberapa hari belakangan ini. Setelah dicek, matanya melirik Ilea sambil tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Mana HP kamu," pinta Al menengadahkan tangannya.
"Buat apa?" Ilea menggenggam ponselnya.
"Balas dendam." Al merebut ponsel Ilea.
Untung chat gue sama Ali sudah dihapus. Ilea membatin dan bernapas lega.
Sambil menunggu pesanan datang, Al mengecek semua ponsel Ilea. Dia tak menemukan sesuatu yang mencurigakan, lantas Al membuka aplikasi Instagram Ilea dan memosting foto.
15 suka
denta_ileana_akleema
Bajak IG pacar!
Gadis manis yang nggak bisa dilupain dan paling nggak bisa menolak permintaannya. Bawaannya selalu pengin sama dia, mau dinikahi, tapi masih SMA. Cepet lulus dong! Biar kita bisa nikah!
_____________________
rinaaratnareal Ciee..😍💕💕
safridahnm harus sampe nikah ya aku dukung kalian , ilea jangan macem macem 💣
denta_ileana_akleema
@safridahnm hahahaha, siap!
denta_ileana_akleema
@rinaaratnareal nggak boleh iri!😣😝
rinaaratnareal
@denta_ileana_akleema kalo iri gimana?😌😆
ghiaputri30 Uhuukk , ciee kak Ilea pacarnya udah ngajak nikah tuhh🤭
Setelahnya, Al mengembalikan ponsel itu kepada Ilea. Buru-buru Ilea mengecek ponselnya, bibir tipis Ilea tersungging senyum yang sangat manis.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Al dengan posisi duduk santai dan wajah dibikin sok tak tahu maksudnya.
"Baby, aaaaah, kamu kok gitu sih! Bikin aku GR dan pengin cepet-cepet lulus." Ilea merengek sambil memeluk ponselnya.
"Makanya, fokus sekolah dulu biar lulus, terus aku lamar kamu deh! Kalau sudah kuliah, kan, nikah nggak apa-apa. Sambil aku selesaikan kuliahku, terus ancang-ancang wisuda sarjana kedokteran dan lanjut jadi koas di rumah sakit atau wahana pendidikan kesehatan lainnya seperti puskesmas selama dua sampai tiga tahun, baru wisuda kedokteran."
"Masih panjang banget perjalanan kamu."
"Yaaaa ... namanya juga dokter, butuh waktu pendidikan dan tahapan-tahapan. Nggak instan, kamu pikir kuliah dua setengah tahun atau empat tahun terus sudah selesai, gitu? Enak banget!"
"Mungkin ini ya ... yang menyebabkan dokter di mana-mana mahal. Biaya kuliah saja sudah mahal dan memakan banyak waktu," ujar Ilea disusul kikihan kecil Al.
"Ah, sudah! Jangan dibahas lagi, kita jalani saja, nikmati prosesnya dan fokus pada tujuan kita, nanti nggak terasa selesai juga." Al mengacak rambut Ilea pelan.
Setelah pesanan datang, mereka segera menyantapnya sambil mengobrol dan bercerita banyak hal.
***
Malam hari, Al datang ke rumah Ardian seperti malam-malam yang sudah-sudah. Rutinitas Al selama di Indonesia, sehabis salat Isak dia ke rumah Ardian ngapelin Ilea. Sampainya di depan pintu, belum juga Al memencet bel, Ilea keluar dengan wajah cemas dan terlihat buru-buru.
"Hei, Love, kamu kenapa?" tanya Al lembut menangkup pipi Ilea supaya tenang dan memandangnya.
"Itu ... mmm ... aku harus ke rumah sakit!" ujar Ilea kalang kabut.
"Siapa yang sakit?" Kini Al ikut khawatir dan cemas, dia pikir terjadi sesuatu pada orang tua Ilea.
"Ali, dia kecelakaan," jawab Ilea entah sadar atau tidak ucapannya telah menggores hati Al.
Sepenting itukah dia, sampai kamu mencemaskannya? Al mematung, melihat tingkah laku Ilea yang kebingungan.
"Beb, kenapa diam saja? Kamu mau antar aku ke rumah sakit, nggak? Atau aku naik taksi nih!" ujar Ilea tak dapat berpikir jernih, yang ada dalam pikirannya saat ini hanya Ali. Dia mencemaskan keadaan Ali.
Sehabis salat Isa, Ulfha menelepon Ilea mengabarkan jika Ali kecelakaan. Ulfha sendiri juga belum tahu kondisi Ali, dia mendapat kabar dari teman sekelas mereka dan memberi tahu rumah sakit tempat Ali dirawat. Itulah yang membuat Ilea sekarang sangat cemas, saat ini juga dia harus mengetahui kondisi Ali supaya perasaannya tenang.
"Oke, aku antar kamu." Dengan berat hati Al mengantar Ilea ke rumah sakit menemui Ali.
Sepanjang perjalanan, Ilea terus menelepon, entah siapa yang dia telepon, Al tak tahu dan itu membuat hatinya semakin jengkel. Dalam situasi seperti ini saja, Ilea sudah tak memedulikan perasaannya, dia lebih memikirkan Ali, cowok yang Al tahu teman satu kelas Ilea dan dicurigai suka kepada kekasihnya itu. Sejengkel apa pun Al, dia masih bisa mengendalikan emosinya. Al masih bisa bersikap tenang dan berpikir dewasa, tetapi hatinya sudah tidak bisa lagi bertoleransi.
Sampainya di rumah sakit yang dituju, Ilea lebih dulu keluar dari mobil tanpa memedulikan Al. Sesak dada Al, dia menghela napasnya panjang. Sabar! Hanya itu yang selalu menenangkan batinnya.
Meski sikapnya santai, tetapi dalam hati Al sudah membara. Apalagi melihat Ilea yang sibuk mencari kamar perawatan Ali, dari raut wajah kekhawatirannya tidak dapat dipungkiri jika Ali adalah orang yang spesial bagi Ilea. Al membisu sambil mengikuti Ilea yang melangkah lebar di koridor rumah sakit. Dalam diamnya, Al berperang dengan pikirannya sendiri.
"Love," panggil Al menghentikan langkah Ilea.
"Ya," sahut Ilea menoleh, menatap wajah lesu Al, ada perasaan aneh dalam hati Ilea.
"Kamar melati nomor empat," tunjuk Al pada kamar di sebelah kanannya.
Tanpa pikir panjang Ilea bergegas mengintip dari jendela kaca di samping pintu, benar saja, ada Ali di sana. Ilea pun segera membuka pintu kamar perawatan itu pelan. Al menunggu di luar, dia melihat dari jendela kaca. Setelah Ilea masuk, dia langsung menghampiri Ali dan mengecek kondisinya.
"Kalau aku di posisi dia, apa kamu akan khawatir seperti itu, Love?" gumam Al menarik napasnya panjang supaya dadanya yang sesak sedikit lega.
Sambil menunggu urusan Ilea selesai, Al duduk di kursi depan kamar perawatan Ali. Banyak sekali yang Al pikirkan, dia mempertimbangkan sesuatu.
#########
Akhirnya bisa update. Selamat tahun baru 2019, biarpun telat ngucapinnya. Hehehehe 😂😅.
Terima kasih atas kesabaran teman-teman yang menunggu cerita ini. Makasih juga untuk vote dan komentarnya. Love and miss you, all.😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top