Chapter 6

Warning!

Dilarang mengcopas cerita, yang gak suka gak usah baca!

Happy reading minna!

Tenten sudah siap dengan kemeja tanpa lengan berwarna biru dongker, tak lupa rok span berwarna kelabu yang panjangnya diatas lutut 10cm. Rambut panjangnya kini ia ikat ponitail, wajahnya dilapisi make up tipis dan bibirnya memakai lipstik berwarna merah terang membuatnya terkesan seksi dan berani.

Ia tersenyum tipis saat masih ada waktu untuk sarapan, Tenten pun beranjak menuju ruang makan setelah mengecek keperluannya hari ini.

Senyum tipisnya lenyap ketika melihat kursi sang tou-san kosong.

'Kemana otou-san?' batinnya lirih.

Ayame yang menyadari hal itu segera mendekati sang nona dan memberi tahu.

"Nona m-"

"Aku berangkat Ayame" ujar Tenten datar dan tak berekspresi.

Ayame hanya terdiam melihat nonanya yang tengah badmood.

Tenten melangkahkan kaki jenjangnya santai, pikirannya di penuhi berbagai pertanyaan kemanakah perginya Sasuke?

"Hai sayang.." ucap seseorang tiba-tiba, Tenten pun menghentikan langkahnya sejenak.

Tenten mendengus samar ketika mendengar suara itu, namun  seketika ia puas telah merombak penampilannya hari ini karena melihat si iblis sialan terpesona padanya.

"Mau kuantar cantik?" tanyanya dengan nada menggoda.

Tenten merasa butuh sesuatu untuk memukul wajah sok tampan pria yang ada di depannya ini. Ingin  sekali ia melempar wajah itu dengan vas bunga agar hancur sekalian.

"Kurasa tak perlu ojii-san" jawabnya sambil tersenyum mengejek.

"Kenapa kau selalu memanggilku  ojii-san? Padahal masih banyak loh panggilan sayang lainnya seperti honey, sweety, lovely kenapa harus ojii-san?" ucapnya dengan nada yang di lembut-lembutkan padahal jelas sekali dari rahangnya yang mengeras.

'Aku lebih suka memanggilmu iblis sialan' inner Tenten.

"Hn" gumamnya, ia melanjutkan langkah yang sempat tertunda.

"Kau ini sama seperti tou-sanmu, bicaralah dengan bahasa yang kumengerti cantik" ucap pemuda tersebut.

Tenten tak peduli dengan segala ucapannya, ia masih melangkah dengan tenang seolah tak ada kehadiran seseorang disana.

"Tunggu dulu manis, aku bisa mengantarmu kalau kau mau" ucapnya lagi dengan mengejar langkah Tenten.

Dalam hati Tenten merutuk, namun karena dia adalah seorang Uchiha, Tenten hanya diam dengan segala sikap dinginnya.

Tenten terkejut saat dirinya ditarik dan menghempas ke dinding.

'Ugghh..' Tenten mengerang pelan karena merasakan sakit pada punggungnya.

"Kau fikir kau siapa bisa bertindak seperti ini padaku hm? Aku tidak suka di abaikan dan aku tidak suka dengan penolakan sayangku" ujar pemuda itu pelan, nadanya serak menahan sebuah emosi.

Dagu Tenten di jepit oleh jari si pemuda, kedua tangannya terkunci di belakang.

"Kau pikir kau siapa memperlakukanku seperti ini iblis sialan!" balas Tenten sinis.

Mereka beradu pandang dan Tenten tertegun setelah melihat mata pemuda itu, disana hanya ada kesedihan dan rasa kesepian. Tenten mengalihkan pandangannya untuk menghindari  tatapannya dengan mata itu.

"Kenapa kau menghindari tatapanku?! Lihat aku!" ujarnya tegas, dalam dan berbahaya.

"Untuk apa aku menatapmu brengsek! Lepaskan aku dan menjauhlah dariku! Kau menjijikan!" ucap Tenten dengan nada datar, pandangannya dingin terhadap pemuda itu tak lupa dengan senyum mencemooh yang bertengger manis di bibirnya.

"Kau selalu bilang bahwa aku menjijikan, apa yang membuatmu jijik padaku?" ujar pemuda itu, nadanya memelan matanya menatap Tenten dengan tatapan terluka.

"Kau! Berhenti memandangku dengan tatapan itu! Jangan membuatku seperti orang jahat disini! Padahal kaulah penjahatnya" desis Tenten, ia menatap pemuda itu dengan tatapan sinis.

Setelah mengatakan hal tersebut Tenten membebaskan dirinya dari kuncian si pemuda.
Langkahnya kian mantap menuju garasi dan menaiki mobil sportnya.

Sedang pemuda itu memandang kepergian Tenten dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Tenang saja cantik, aku akan mendapatkanmu lagi. Ya tinggal tunggu waktunya" batinnya dengan sebuah seringai hadir dibibirnya.

****

"Tumben kau datang ke tempatku pagi-pagi begini ada apa?" tanya laki-laki bersurai cokelat pada kerabatnya.

"Hn, aku ingin membicarakan sesuatu padamu" ujar Sasuke pelan, saat ini Sasuke tengah berkunjung di apartemen Kiba laki-laki berambut cokelat tadi.

"Tentang?" tanya Kiba pada sahabatnya.

"Tenten"jawab Sasuke pelan singkat padat dan jelas.

Hening...

Kiba dengan sabar menunggu sahabatnya yang masih akan membuka suara, namun terlihat ragu.

"Dia kembali Kiba" ujar Sasuke setengah berbisik.

"Dia?" tanya Kiba memastikan, dahinya berkerut tanda bahwa kini ia tengah berpikir keras.

"Ya, dia kembali" ucap Sasuke dengan lantang dan jelas, pandangan matanya menajam. Rahangnya mengeras menahan amarah.

"Hmm, begitu ya? Lalu apa rencanamu ojii-san?" balas Kiba setengah mengejek.

"Kau lupa bahwa kau juga sudah menjadi ojii-san Kiba" desis Sasuke pelan, ia menatap tak suka pada Kiba.

"Setidaknya santailah sedikit Sasuke, kalau kau menyelesaikan dengan amarah kau takkan menemukan jalan keluarnya sobat" ujar Kiba setengah bercanda.

"Ya, kau benar" ucap Sasuke membenarkan.

"Jadi?" tanya Kiba pada Sasuke yang dibalas dengan seringgai kecil.

"Sudah kuduga, kau takkan mengatakannya padaku jika tak ada mereka"

"Hn, kau tau jawabannya" ujar Sasuke masih setia dengan seringai kecilnya.

Kiba hanya mendengus samar, lalu mengacak rambutnya pelan.

"Apa kau sudah memberi tahu mereka" itu bukan pertanyaan bagi Kiba, namun itu sebuah pernyataan.

"Hm, sebentar lagi mereka akan datang" ujar Kiba dengan senyum misteriusnya.

"Hn, baguslah"

Hening.

Tak ada pembicaraan lagi setelah itu, mereka terlarut dalam pikiran masing-masing"

****

Tenten sudah sampai di restouran bintang lima, tempat pertemuan dengan rekan bisnisnya.
Tenten mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru, mencari keberadaan sekretarisnya Karin.

Puk!

Tenten terkejut saat ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan, ia segera menoleh dan mendapati Karin sekretarisnya yang tengah tersenyum padanya.

"Dia sudah sampai lima menit yang lalu dan sekarang beliau menunggu anda di ruang B" ujar Karin pelan dan jelas.

Tenten hanya mengangguk sebagai respon, mereka pun beranjak menemui kliennya.

"Dia orang nya seperti apa?" tanya Tenten  karena sedikit penasaran dengan kliennya kali ini.

"Saya tidak tahu Uchiha-sama, lebih baik anda menilainya sendiri saat anda melihatnya" jawab Karin tenang.

"Baiklah"

Mereka kini sampai di depan pintu dan Karin memutar knop pintunya pelan. Karin mempersilahkan Tenten masuk terlebih dahulu.

Tatapan mata mereka bertemu, emerald dan huzel seperti terkunci dengan keindahan pandangan masing-masing.

"Ehm" Tenten berdehem pelan untuk menyadarkan pemuda yang ada didepannya.

Ya kliennya kali ini masih muda, mungkin berbeda beberapa tahun darinya.
Tenten melihat rona tipis hadir di kedua pipi kliennya, ia menyeringai dalam hati.

"Bisa kita mulai ne Midorima-san?"

Pemuda itu tampak terkejut saat Tenten menyebut namanya.

Midorima? Apa ia masih ingat padaku? Batinnya bertanya-tanya.

Bersambung..

Hy minna

Update kilat! semoga kalian suka dengan ceritaku.

Makasih buat yang udah kasih vote dan voment

Mohon kritik dan sarannya minna😃

Tolong tinggalkan jejak ya?!

sampai jumpa di chap depan😉

By Nisadiyanisa 110517k

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top