Chapter 1
Genre : Hurt/Comfort, Romance, Angts
Pair. : Tenten x Midorima .S
Crossover
Naruto @Masashi Kishimoto
Kuroko no Basuke @Fujimaki Tadatoshi
Warning!
Gaje, OOC, typo dan EYED masih berantakan.
Dilarang copy-paste cerita, yang nggak tertarik gak usah baca ane gak maksa kok:)
Happy Reading!
Seorang gadis tengah berlari menerobos hujan, ia tak perduli dengan pakaiannya yang telah basah akibat tetesan air hujan asal ia sampai pada tujuannya.
Hatinya bersorak gembira berbanding balik dengan wajahnya yang dingin dan datar, ia mempercepat langkah kakinya ketika melihat gedung yang menjadi tempat tujuannya sudah di depan mata.
"Selamat pagi" sapa sang sekretaris ramah sambil tersenyum manis, Uzumaki Karin yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Tenten memutar bola matanya bosan, ya gadis itu adalah Uchiha Tenten CEO Uchiha corp.
"Hentikan itu Karin!" ujarnya datar bibirnya berkedut menahan kesal.
"Kenapa? Memang apa salahnya menyapa atasan?" jawab Karin masam, ia melihat sahabat pandanya mendengus samar sebelum beranjak masuk kedalam ruangannya.
Tiba-tiba Tenten berhenti dan itu membuat Karin terkejut, Karena sedari tadi ia mengekori Tenten.
"Apa kau sudah menyiapkan file untuk rapat hari ini?" tanya Tenten pada Karin sambil menaikan sebelah alisnya.
"Sudah, semuanya sudah beres. Kau tinggal menghadiri rapat laknat itu" jawab Karin kesal.
"Baiklah, sebaiknya aku ganti baju dulu" ujar Tenten datar saat melihat bajunya yang basah kuyup.
Karin mengerjapkan matanya saat mendengar Tenten berujar, kemudian Karin meneliti pakaian atasan sekaligus sahabatnya itu seketika ia sadar pakaian tersebut basah dan kotor. Bisa dibilang penampilan Tenten saat ini buruk ralat sangat buruk menurut Karin.
"Jelaskan padaku, apa yang terjadi?" tanya Karin menuntut penjelasan.
Tenten meringis, saat ditatap tajam oleh Karin. Ia memang seorang Uchiha namun ia kalah jika berhadapan dengan Karin dan ibunya.
Menghela nafasnya sejenak lalu ia menimbang-nimbang apa yang ingin dikatakannya.
Sedang Karin masih menunggu sambil bertopang dagu.
"Ban mobilku bocor saat aku berangkat tadi, makanya aku berlari dan yah hujan turun tiba-tiba" jawab Tenten jujur.
"Harusnya kau menelfonku panda!" seru Karin kesal.
"Tak terpikirkan olehku untuk menelfon mu mata empat" balas Tenten datar.
Karin menatap Tenten tak percaya, menghela nafasnya pelan sebelum ia berujar.
"Lain kali kau harus menelfon ku oke?" Karin mendengus jengkel saat Tenten hanya menatapnya datar, dan itu membuat Karin semakin kesal.
Tenten tersenyum tipis saat melihat raut kesal Karin, ia pun berbalik dan mengangganti bajunya yang basah.
Tenten tak perlu hawatir saat bajunya basah, karena ia membawa pakaian ganti ke kantor untuk berjaga-jaga seperti halnya sekarang ia tak perlu repot untuk ke butik.
"Karin kita berangkat sekarang" ujar Tenten setelah keluar dari kamar mandi yang ada di ruangannya.
Karin melongo, mulutnya sedikit terbuka lebar saat melihat penampilan Tenten.
Sekarang Tenten sudah mengganti bajunya, ia mengenakan kemeja tanpa lengan berwarna putih tulang dipadukan dengan rok span berwarna hitam yang panjangnya diatas lutut 10cm.
Rambutnya yang biasa dicepol kini terurai indah, Tenten juga memakai heels yang cukup tinggi. Satu kata yang terlintas dibenak Karin, Cantik.
"Tutup mulutmu Karin, kau akan menyesal saat ada lalat yang akan masuk" ujar Tenten datar.
Karin mendengus jengkel, ia membenarkan letak kacamatanya.
"Aku hanya heran, dimana celana bahanmu hingga sekarang kau mengenakan rok sialan itu?" tanya Karin sambil menaikan sebelah alisnya.
Tenten tersenyum masam saat medengar pertanyaan dari Karin.
"Ada, hanya saja aku ingin membuktikan pada iblis sialan itu, kalau aku bisa berpenampilan seperti ini" ujar Tenten sambil menyeringai kecil.
Karin menggelengkan kepalanya ketika melihat seringgaian yang hadir di wajah nona Uchiha.
"Aku tinggal membawanya saja kau tak perlu hawatir, semua sudah lengkap" ucap Karin setelah melihat Tenten memakai blazernya.
"Kalau begitu kita berangkat sekarang karin" setelah mengatakan kalimat tersebut Tenten keluar diikuti karin.
Saat Tenten dan Karin berjalan melewati lorong yang lebih mirip seperti labirin, mereka juga menyempatkan untuk mengamati para karyawan yang tengah sibuk bekerja walau hanya sepintas.
Ada pula karyawan yang menyapa ketika dia tahu bahwa sang CEO tengah berjalan sambil mengamati dengan wajah dinginnya.
Karin memanyunkan bibirnya saat melihat raut datar kembali hadir pada sahabatnya.
"Kau akan membuat semua karyawan lari karena melihat wajahmu" desisnya pelan.
Tenten menoleh pada sahabatnya, lalu menyeringai kecil.
"Biarkan saja mereka lari, toh masih banyak yang ingin bekerja disini" balasnya sinis.
Karin memutar bola matanya jengah saat mendengar ucapan Tenten.
'Uchiha sialan!' umpatnya kesal.
Setelah sampai di parkiran kantor, Tenten baru ingat kalau dirinya tidak membawa mobil.
Ia melirik Karin dari ekor matanya.
'Ayolah Tenten sekali-kali tidak apa kan?' inner Tenten.
"Karin" panggilnya pelan, Karin menoleh dan menatapnya bingung.
"Ya?" jawab Karin ragu.
"Aku tak membawa mobil" kata Tenten pelan ada jeda sebentar.
"Apa kau membawa mobil?" tanyanya kemudian. Karin tersenyum masam, dia pikir Tenten akan memarahinya tapi ternyata Tenten cuma bertanya.
"Aku parkir di sebelah sana" jawab Karin sambil menunjuk arah. Mereka pun menuju mobil dan bergegas ke tempat tujuan.
******
Dilain tempat seorang dokter tengah melamun sambil memandang foto seorang gadis yang sedang tersenyum menatap kamera.
Salah sudut bibirnya naik membuat garis tipis saat mengingat wajah cantik gadisnya, tunggu sejak kapan gadis itu menjadi miliknya.
Ia tertawa pelan, ya gadis itu adalah miliknya. Miliknya yang berharga dan ia takkan membiarkan siapapun memiliki gadisnya.
'Tunggu aku, bersabarlah sayang aku akan menemuimu sebentar lagi ' batinya sambil menatap sendu potret gadis pujaan hatinya.
Ia tersentak pelan saat seseorang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu.
"Dok-" sebelum kata-katanya selesai sang dokter menyela.
"Ketuk pintu dulu sebelum masuk, tidak sopan"
"Maaf dok, ini darurat!" jawabnya cepat.
"Katakan!" dari nada bicaranya, dokter terlihat sedang marah namun ia tidak takut karena itu menyangkut nyawa seseorang.
"Dokter ada pasien baru di ruang UGD dan belum ada satupun dokter yang menanganinya" ucap seorang suster bername tag Satsuki.
Sang dokter menaikan alisnya heran.
"Dimana dokter Kuroko?" tanyanya heran.
"Dokter Kuroko sedang menangani pasien lain" jawab Satsuki cepat.
Mereka pun menuju ruang UGD, dengan tergesa. Setelah sampai di ruang UGD dokter bername tag Midorima tersebut langsung menangani pasien yang sepertinya mengalami kecelakaan jika dilihat dari luka yang ada pada tubuh pasien.
"Satsuki, siapkan ruang operasi secepatnnya" titah sang dokter.
"Tapi dok-" sang suster ingin menolak namun ia bungkam ketika Midorima menatapnya tajam.
"Sekarang!" ucapnya lagi sambil menekan kata-katanya.
Satsuki pun bergegas untuk menjalanjan tugasnya segera. Walau dalam keadaan genting gadis gulali itu bisa di percaya mengingat cara kerjanya yang terlalu cepat.
Beberapa menit kemudian setelah Midorima melakukan pertolongan pertama Satsuki datang, mereka pun segera melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawa pasiennya.
******
Hidan menggerutu sepanjang jalan ia masih berpikir keras untuk mencoba membujuk sahabat merahnya.
"Sasori, hei dengarkan aku!" panggilnya.
Lelaki bersurai merah yang di panggil Sasori hanya diam saja menatap jalanan yang lenggang.
"Sas-" Hidan belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Sasori malah menambahkan kecepatan mobilnya.
Sasori masih diam sambil melajukan mobil sport merah kesayangannya.
'Sial, dia masih saja mengacuhkanku shit!' umpatnya dalam hati.
Flashback
"Sasori ada seseorang yang ingin bertemu denganmu" Hidan pelan.
Hidan melihat sahabat merahnya itu menghentikan gerakan tangannya. Ia masih bertahan dengan posisinya.
"Siapa?" tanyanya singkat.
"Basan dan Jisan mu" jawabnya sedikit ragu.
Sasori menaikan alisnya dan menatap Hidan dengan tatapan tanya.
"Aku tak berbohong, temuilah mereka Sasori walau hanya sebentar saja" ujar Hidan kemudian.
"Baiklah" balas Sasori cepat.
Hidan melihat sahabatnya itu beranjak keluar ruangan dengan hawa suram.
Flashback off
Hidan tidak tahu apa yang mereka bicarakan, yang jelas saat kembali keruangannya aura Sasori semakin suram.
Dan sampai sekarang Sasori masih betah dengan mulut terkunci rapat seolah menolak untuk bicara dengannya.
Hidan geram karena melihat sahabatnya diam saja saat ia menanyakan ada apa.
Padahal dengan senang hati ia akan mendengarkan keluh kesah Sasori.
Sasori Pov
Aku masih teringat kata-kata basan bahwa aku akan dijodohkan dengan seorang gadis, yang menurut mereka adalah gadis impian bagi semua pria manapun.
Aku ingin sekali tertawa saat mendengarnya, mereka tak menyetujui hubunganku dengan gadis yang kucintai.
Dan sekarang mereka ingin menjodohkanku dengan orang asing? Orang yang tak kukenal?
Aku yakin mereka akan puas bila aku menyetujui perjodohan itu. Entah sudah berapa kali aku menghela nafas panjang, lihat kelakuanku seperti orang tua, padahal umurku masih 25thn.
Aku penasaran, gadis macam apa yang mereka pilihkan untukku.
Sasori menyeringai lebar saat sebuah rencana terlintas dibenaknya.
Sasori Pov end
*****
Tenten mendengus sebal, harusnya ia tidak usah datang ke rapat laknat seperti yang Karin bilang tadi pagi.
Namun egonya sebagai seorang Uchiha mengalahkannya, sehingga ia hadir dalam rapat tersebut.
Tenten menggelengkan kepalanya, raut kesal masih tercetak jelas diwajahnya yang cantik.
"Karin, sepertinya aku punya ide" ujar Tenten tiba-tiba.
"Apa?" jawab Karin ketus.
Tenten mendecak pelan saat mendengar respon dari Karin.
"Bagaima kalau kita sedikit bermain- main dengan tikus busuk itu?" ucapnya pelan dan ada sedikit penekanan dalam kalimatnya.
"Maksudmu?" tanya Karin sambil menatap curiga pada atasannya.
"Akan ku beri tahu nanti" ucapnya sambil memasang muka menyeramkan.
Karin menatap hawatir pada sahabatnya, dari awal ia curiga pada para kolega yang berkedok tikus buncit itu.
Sekarang lihatlah raut kesal Tenten yang mengerikan menurut Karin.
"Kau mendengar ku?" tanya Tenten pelan, setelah tak mendapat respon dari Karin.
Karin mengerjap pelan, kemudian ia mengangguk.
Tenten tersenyum evil saat tahu Karin menatapnya bingung.
Tanpa di sadari ekspresi dan suasana hati gadis itu berubah 180° ketika melihat seorang pria dan wanita yang tengah berciuman didepan matanya.
Raut yang kesal berubah datar dan dingin saat melihat pemandangan tersebut.
Tenten mengalihkan pandangannya kemana pun asal tak melihat objek yang membuat matanya iritasi dadakan.
Bersambung..
Hy minna-san bagaimana kabar kalian😀
Berjumpa lagi denganku author yang gaje dan abal ini.
Ff ini kubuat untuk menepati janji ku, yah walaupun jelek tapi kuharap kalian suka😄
Special to Uchiha Husni..
Maaf ya kalo jelek, tapi aku sudah berusaha untuk membuat yang terbaik.
Mohon kritik dan sarannya minna-san.
Sampai ketemu di chapter depan😄
Salam
Nisadiyanisa
180417 sel
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top