Part-56[END]

Tok! Tok! Tok!

"Silahkan masuk!" Perintahnya pada seseorang dibalik pintu.

"Kau sudah melupakanku, Dr. Kyun?" Ujar seorang wanita setelah membuka pintu tersebut dan masuk.

Pria yang dipanggil itu memperbaiki letak kacamatanya dan menoleh kearah pintu. "Apakah kau Kim Sooyeon? Istri dari Kim Jungsoo?" Tanya Pria yang biasa dipanggil Dr. Kyun saat berada dirumah sakit.

Wanita itu tersenyum lebar yang menambah kesan kecantikan pada wajahnya walau usia sudah tidak mendukung lagi. "Aku kira kau sudah melupakan Sahabatmu ini," kekehnya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu? Lagipula mana mungkin aku melupakan Sahabatku ini" Ujarnya. "Hm...aku dengar-dengar, Jungsoo sedang dirawat di Amerika. Bagaimana keadaannya sekarang?" Sambungnya.

Wanita ini menundukkan wajahnya. "Ya, sudah ada sedikit kemajuan." Jawabnya yang kemudian mengangkat wajahnya dan menatap sahabatnya itu. "Ada yang ingin aku katakan kepadamu dan ini soal putra sulungku dan putrimu"

Mendengarnya membuat Dr. Kyun menatap bola mata Sooyeon. "Aku sudah tahu semua ini dari mulut putriku, Sooyeon" Ucapnya.

Sooyeon tersenyum simpul mendengar hal itu. "Bagaimana menurutmu jika kita nikahkan mereka saja? Maksudku, aku sudah tidak tahan melihat putraku itu terus saja sendiri." Ucapnya.

Dr. Kyun berdiri dan memijit pelipisnya yang terasa pening. "Aku tidak bisa. Maafkan aku," ditatapnya jalanan padat dari pantulan jendela diruangannya itu. Ia menolak hal itu karena ada alasan kuat pada pendiriannya. Raut wajah yang tadinya bahagia sedikit demi sedikit berubah menjadi datar nan masam.

"Kenapa kau menolaknya? Apa kau mengkhawatirkan tentang masa depan putrimu? Kyun, percayalah kepadaku! Aku tidak akan melarang putrimu untuk berkarir dan menggapainya cita-citanya. Lagipula, Putrimu itu memendam rasa kepada Putraku, Taehyung. Daripada mereka berbuat mesum seperti di kantor barusan, lebih baik mereka berada diikatan itu sebelum kabar miring menimpa keduanya" Kata Sooyeon yang memperjelas semuanya. Telinga dari Dr. Kyun yang mendengar kalimat demi kalimat yang terlontar dari mulut sahabatnya itu sedikit terkejut karena hal itu berbanding terbalik dengan ucapan Putrinya.

"Masalahnya ia yang berkata sendiri kepadaku bahwa Jika Kau datang menemuiku, aku harus menolaknya. Entah, aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, mungkin kau salah lihat Sooyeon. Sekanak-kanakkannya Putriku, Ia tidak akan pernah melakukan itu." Ucapnya. "Lagipula Cherry baru 17 tahun, kau tahulah bagaimana sikap gadis berumur seperti itu jika akan menikah dengan pria berusia 25 tahun" Sambungnya.

"Aku paham. Tapi bukan masalah jika mereka menikah. Taehyung sudah dewasa dan bahkan gila bekerja sampai-sampai kekasih saja tidak punya. Seberapa kesal kau saat memiliki anak yang belum menikah diumur mapan? Bahkan Taehyung didahului oleh adiknya sendiri walaupun itu karena perjodohan tapi akhirnya mereka saling mencintai dan segera memiliki anak" Sooyeon terus berusaha memberi pengertian pada Sahabatnya.

Kyun tersenyum renyah melihat kekesalan dari pancaran wajah Sahabatnya ini. "Kau duduklah dulu, Nyonya Kim. Jujur, aku tidak bisa memberi keputusan karena putriku yang berhak menentukan semuanya..."

"Tapi akan aku usahakan." Sambungnya.

●○●

"Kau dimana? Rekamanmu belum selesai dan kau pergi begitu saja? Ck!"

Suara dari seberang sana membuat Seorang gadis yang tengah sedikit bersantai mendengus kesal. "Bukankah rekamannya sudah selesai? Kau sendiri yang mengatakannya kepadaku, Tuan Wang" balas Jihyo yang sedikit memelankan suaranya sebab takut Jika bayi besarnya terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Rekamannya memang selesai tapi bagaimana dengan Musik video dan promosinya? karena Lusa kau akan sudah berada di Hongkong"

"Aku tahu tapi aku sedang berada di Rumah Sakit. Suamiku sedang sak--"

"Suami? Bukannya kau sudah bercerai dengannya? Kau, kenapa kau tidak mengatakan hal ini kepadaku, Jihyo!"

Jihyo yang mendekatkan ponselnya itu ditelinganya kini sedikit menjauhkannya membiarkan Sang penelepon berhenti mengeluarkan ocehannya.

"Aku belum bercerai dengannya. Bisa dibilang proses tapi aku dan dengannya sepakat untuk rujuk dan membatalkan pengajuan pengadilan itu." Ucap Jihyo. "Aku akan menemuimu beberapa menit lagi untuk membahas rekaman dan karirku selanjutnya. Sampai Jumpa" lanjutnya setelah sambungan telepon itu terputus.

Ponsel yang sering ia bawa bawa itu, ia masukkan kedalam tasnya. Manik mata bulatnya memandangi seorang pria yang tertidur begitu pulasnya. Dari mata, kini tangannya mengarah kerambut pria tersebut dan mengelusnya perlahan.

"Aku pergi dulu dan secepatnya akan kembali." Ucapnya bersamaan dengan ia mengelus pelan rambut hitam suaminya.

Cup!

"Aku mencintaimu, Jungkook" Ia mengecup kening suaminya sebelum ia pergi kesuatu tempat. Disimpannya sebuah Note diatas meja supaya Jungkook tidak pusing jika ia tidak ada disampingnya nantinya. Setelah itu, diambil dan dipakainya jackets untuk menghangatkan tubuhnya saat ia keluar.

●○●

Pagi berganti siang, Siang berganti menjadi sore dan Sore mulai menampakkan sisi kegelapannya. Tapi hal itu tidak membuat gadis dengan rambut pendek berwarna cokelat ini pulang kerumahnya sebagaimana seharusnya.

Selepas ia ketempat kerja ayahnya, ia yang disuruh untuk pulang malah memilih berdiam merenung sambil ditemani segelas Cappucino disalah satu Starbucks terdekat.

Ia berharap segelas Cappucino dapat membuat pikiran dan masalahnya hilang seketika menjadi manis. Tapi ia tidak yakin dengan hal itu sebab, pemikiran ayahnya sering berubah mengikuti alur yang ada.

Ditangkupkannya telapak tangan dengan posisi jari bersilangan sambil melirik kesana kemari.

"Bagaimana jika Dadku menerimanya?" Pikirnya yang kemudian membayangkan ia menjadi seorang istri dan pastinya akan menjadi seorang ibu.

"No! Aku masih muda. Dia memang tampan, namun pria setampan itu seharusnya mendapatkan gadis yang sepadan dengannya dan bukan seperti aku yang memiliki otak lelet" Monolognya yang menggembungkan kedua pipinya.

"Tetapi, jika dadku menerimanya, apa aku harus menolaknya mentah-mentah atau bunuh diri seperti drama yang kebanyakan" Lanjutnya yang bergumam.

Huft!

"Hanya Tuhan yang tahu dan Untukmu Ya Tuhan! Aku mohon, jangan mempersulitku menjadi seorang pengacara." Diadahkan tangannya seperti jika ia sedang berdoa.

Tit tit tit

Pukul 06.00 KST

Cherry berdiri dan menyimpan beberapa lembar uang Won diatas meja yang kemudian berjalan keluar dari Starbucks menikmati dinginnya kota seoul.

"Kenapa aku kepikiran dengan Mom? Apakah Momku baik-baik saja bersama pria yang dicintainya?" Gumamnya disepanjang jalan.

Disepanjang trotoar ia berbicara dan menjawab jawabannya dengan sendiri. Hanya itu yang ia bisa lakukan, jadi maklumkan saja.

Berjalan sampai Istana itu sangatlah lama dan butuh waktu sehingga Cherry memutuskan menunggu Taxi pesanannya sampai di salah satu halte yang dijumpainya.

Didudukinya kursi berbahan baja yang terasa dingin sambil memainkan ponsel agar dingin dan sepinya halte tempat ia menunggu tidak berasa pada dirinya.

"Ini baru Pukul 6 dan sudah sesepi ini?" Gumamnya yang heran namun sekejap ia hilangkan pikiran negatif yang timbul pada dirinya. Namun menunggu beberapa menit Taxi pesanannya itu membuat Cherry muak. Bahkan ia mendapatkan pesan dari sang Driver bahwa jalanan kota sedang macet padat yang membuat Cherry harus extra sabar menunggu.

Ting!

Ting!

Ponselnya berdering terus menerus saat ia menyalakan data selulernya.

Siutttl

Suara siulan terdengar dipanca pendengarannya. Ia menoleh sekejap namun matanya tidak menangkap sesosok itu.

"Siapa?"

Siutttl

Kedua kalinya begitu terasa ditelinganya.

"Hei! Keluar kau! Jangan jadi pengecut karena hanya berani kepada seorang gadis saja!" Kesal Cherry yang diatas ubun-ubun.

"Hai, gadis manis. Apa kau butuh teman?" Goda dua orang pria yang berbadan kekar dengan tampan mesum kearah Cherry.

"Jangan mendekat! Saya jago karate loh, saya bahkan sudah dapat sabut cokelat" Ucap Cherry yang bukannya maju malah mundur.

"Sabut cokelat yah?" Salah satu pria tersebut mencengkeram kuat pergelangan tangan Cherry.

"Kami tidak peduli jika kau dapat sabuk cokelat! Yang jelasnya, kau harus melayani kami berdua untuk malam ini" Sumriahnya.

Cherry meringis kesakitan saat tangannya begitu dicengkeram oleh pria kekar tersebut. Sebelum hal ini menjadi boomerang untuk masa depannya, ia menggigit tangan pria itu dan mengambil posisi ancang-ancang untuk lari.

Cherry berhasil kabur, namun kedua pria itu mengejarnya dengan sangat gesit.

Tap!

Ponselnya jatuh masuk kedalam selokan. Ia ingin mengambilnya namun seketika matanya melihat pria yang tadi kini berada dibelakangnya.

"Kau jangan kemana-mana yah ponsel! Aku akan menjemputmu nanti. Bye" Ucap Cherry yang kembali berlari.

"Hei gadis manis! Kau mau kemana?" Ucap salah satu dari pria tersebut.

'Ya Tuhan, tolong aku" batin Cherry namun Tuhan tidak mendengar doanya itu dikarenakan cherry masuk digang yang sebenarnya buntu.

"Cherry! Kenapa kau masuk kesini?" Tanya pada dirinya sendiri. Ia berbalik tetapi kedua pria itu sudah berada diujung gang.

"Kau tidak bisa kemana-mana gadis kecil! Jadi, mungkin kau harus melayani kami karena memang kau pantas untuk itu" Ucap pria itu.

"Kumohon, jangan mendekat! Aku, aku akan melakukan apapun tapi jangan mendekat!" Pinta Cherry yang mulai takut.

Kedua pria itu sudah berada didepan Cherry dan hanya berjarakkkan kurang lebih dua meter. "Kau sangat manis, aku suka itu" Ucap Pria itu.

Cherry menendang aset berharga pria yang sudah berani menyentuh dagunya dengan tidak sopan.

Akhhh

"Sialan kau gadis!" Pekiknya.

Ada kesampatan untuk Cherry kabur tapi itu hanya khayalan semata dikarenakan tangan Cherry ditarik secara paksa yang membuat seluruh tubuhnya terbentur kedinding dengan sangat keras.

"Ini hukuman untukmu!" Pria itu langsung menjambak sangat keras rambut berwarna cokelat itu yang membuat Cherry merasakan sakit yang teramat sampai keubun-ubun kepalanya.

Ia hanya bisa menangis melihat nasibnya yang seperti ini. Ia tahu apa yang akan terjadi dengan selanjutnya tapi ia tidak bisa mencegahnya karena seluruh tubuhnya terasa sakit dan ngilu akibat benturan itu.

"Aku yang dulu baru kau, ini kesepakatan!" Ucap Pria itu pada temannya yang masih meringkuk kesakitan.

"Kumohon jangan menyentuhku" pinta Cherry lagi yang kini merasakan baju yang ia kenakan sudah lepas dari tubuhnya dan hanya menyisahkan branya saja.

"Lihat! Dia sangat sexy!" Sumriah pria itu yang menatap liar mangsanya.

Cherry memejamkan matanya. Takut dan sangat takut apa yang akan terjadi pada dirinya. Ia tidak bisa berkata-kata lagi.

'Kumohon siapapun itu, kirim ia untuk menyelamatkanku Tuhan!" Pinta Cherry yang sangat berharap agar Tuhan mengabulkan permintaannya.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Seorang pria memakai topi memukul dengan sangat keras tubuh pria yang ingin menyakiti seorang gadis menggunakan balok kayu.

Kedua pria itu meringis kesakitan dan berlari meninggalkan Cherry dan seorang pria itu.

"Kau baik-baik saja?" Tanya pria itu yang kini membuka topi yang melekat dikepalanya. Taehyung, pria yang berada disamping Cherry kini. Manik matanya sontak menatap lekuk tubuh Cherry yang terekpos walau itu hanya dibagian atas. Dibukanya jackets yang melekat pada tubuhnya yang kemudian memasangkannya ketubuh Cherry.

"Hiks...hiks..." Isak Cherry yang menghamburkan dirinya kedalam dekapan Taehyung.

"Kau menyelamatkanku, Hiks...! Seandainya kau tidak ada? Mungkin aku sudah tidak ada didunia ini lagi. Terima kasih, Kim Taehyung!" Isak Cherry yang mempererat pelukannya. Taehyung yang merasakan itu membalasnya dan mengelus puncuk kepala gadis dihadapannya ini.

"Kau tidak usah berterima kasih kepadaku. Dan jangan pikirkan itu lagi, oke? Kau sudah aman bersamaku. Aku akan mengantarmu pulang" Ujar Taehyug yang diangguki oleh Cherry. Taehyung berdiri dan berusaha untuk membuat Cherry berdiri namun nihil, Cherry merasa sangat sakit pada tubuhnya.

"Maafkan aku." Ucap Taehyung sebelum membopong tubuh Cherry keluar dari gang ini. Sontak Cherry yang mendapatkan perlakuan itu, merasakan jantungnya yang bergejolak dengan liar. Matanya yang indah, terus menatap manik mata pria didepannya ini yang terlihat Sexy.

●○●

"Kenapa kau bisa berada digang itu?" Tanya Taehyung yang sibuk dengan menyetirnya.

"Aku hanya menunggu Taxi pesananku datang tapi malah pria itu yang datang. Dan kau pasti sudah bisa menebaknya" Ujar Cherry yang memejamkan matanya.

"Kau tidak usah sedih begitu! Yang terpenting kau tidak akan diganggu pria itu lagi" Ucap Taehyung seperti memberi penyemangat untuk Cherry. Cherry mengangguk sambil menampakkan ukiran senyumnya.

Dua puluh menit kemudian...

"Kau mampir dulu. Pasti dadku akan senang, jika kau mampir dirumahku ini" ajak Cherry pada Taehyung. Mendengar ajakan itu membuat Taehyung melirik arlojinya.

"Baiklah. Aku akan mampir sebentar" Jawab Taehyung.

Mereka berdua pun keluar dari mobil ini dan memasuki pekarangan rumah.

'Siapa yang datang bertamu?' Batin Cherry saat melihat daddynya bercengkeramah dengan seorang wanita.

Ceklek!

"Dad! Aku pulang dan aku..." ia menggantung ucapannya saat melihat wanita itu lagi. Taehyung yang ikut masuk sontak menatap kearah wanita tersebut.

"Ma, apa yang Mama lakukan disini?" Tanya Taehyung.

Wanita itu tersenyum simpul. "Tentu saja melamar Cherry untukmu," Jawab Nyonya Kim.

Cherry menghela napas. "Saya sudah mengatakan kepada Nyonya Bahwa saya tidak bisa menikah dengan putra anda--"

"Mama maukan aku menikah dengan Cheery? Oke, aku terima." Potong Taehyung yang langsung mendapat tatapan tajam dari Cherry. Tanpa memikirkan sopan santun lagi, Cherry menarik tangan Taehyung untuk menjauh dari Daddynya dan Nyonya Kim.

"Kenapa kau mau menerimanya Tuan? Apa kau merasa iba saat melihat kejadian tadi? Terima kasih untuk keibaanmu itu tapi mohon maaf, aku tidak bisa!" Cherry mengadahkan kedua tangannya.

Taehyung tidak mengubrisnya dan malahan ia berpangku tangan. "Buat apa aku iba kepadamu Nona? Aku sangat mengenal Mamaku yang memiliki pendirian sangat kuat. Itu kenapa aku menerima ini sebab semakin aku menolak, semakin tinggi juga pendirian yang dimiliki oleh mamahku." Jelas Taehyung.

"What? Pernikahan ikatan yang suci Tuan dan itu bukanlah permainan semata. Aku tidak bisa menerimanya karena aku tidak mau mempermainkan pernikahan" tolak Cherry.

"Aku akan belajar mencintaimu. Memang terlihat sulit, tapi itu akan kulakukan segenap hatiku" perkataan itu membuat Cherry diam membeku.

"Aku bukanlah pria yang bisa berkata-kata manis, atau apalah sejenisnya. Memang kita tidak saling kenal dan bahkan kita baru beberapa kali bertemu tapi aku berjanji kepadamu untuk menjadi pria yang manis untukmu dan mengenalmu lebih dalam lagi. Terdengar aneh, karena aku tiba-tiba mengatakan ini tapi kau bisa mempercayaiku" lanjutnya.

"Ka, kau pasti mengada-adakan?" Tanya Cherry.

Taehyung mengambil kedua tangan mungil itu. "Aku berkata jujur. Aku akan menjagamu dari siapapun yang ingin menyakitimu karena aku seperti melihat bayanganku pada dirimu. Kau bisa mempercayaiku," jawabnya.

Cherry menatap dalam bola mata itu. Dipejamkan matanya dan kemudian mengangguk beberapa kali. "Aku akan belajar memahamimu serta belajar menjadi seorang pengacara" Kekeh Cherry yang merasakan benda bening mulai bercucuran. Spontan tangan kokoh Taehyung menghapus bening kristal itu.

"Jangan menangis," pinta Taehyung.

"It's oke"

Taehyung menggenggam tangan kanan Cherry dan membawanya keruang tengah.

"Bagaimana Cher? Dad tidak akan memaksamu karena ini menyangkut masa depanmu walau sebenarnya dad tidak ingin kau menikah dulu, tapi jika takdir berkata lain? Dad akan menerimanya" Ujar Dr. Kyun pada putrinya.

"Aku terima Dad. Asalkan sekolahku tidak terganggu, karena aku sudah mau ujian" Ucap Cherry yang membuat Nyonya Kim berbinar.

"Sudah kubilang, Kyun. Putrimu menyimpan rasa kepada putraku" kekeh Nyonya Kim. "Tenang saja, Sayang. Kau akan tetap bersekolah hingga kau menggapai cita-citamu. Biar Mamah yang akan mengurus semuanya" Lanjut yang begitu senangnya.

"Terserah kau saja, Sooyeon. Aku akan mengikuti kata hati Putriku dan untukmu! Jaga Cherry untukku!" Dr. Kyun berucap sambil memegang pundak Taehyung. Taehyung hanya mengangguk dan membungkukkan tubuhnya.

"Saya janji Tuan. Saya akan jaga putri Tuan dari orang-orang yang ingin menyakitinya" Ujar Taehyung.

"Jangan memanggilku Tuan. Panggil aku Ayah saja"

Mendengar itu, Taehyung hanya mengangguk disertai dengan senyumannya.

"Kita akan besanan Dr. Kyun" Tawa Nyonya Kim.

"Ya, Begitulah" Ujar Dr. Kyun yang kemudian mereka semua tertawa.

Dinginnya malam sekejap terganti menjadi kehangatan. Bahkan Cherry yang tertimpa suatu kejadian suram, seketika hilang dari pikirannya saat dirinya akan menjadi seorang istri. Istri dari Seorang Konglamerat Kim Tae-Hyung.

●○●

K'STAR GROUP

"Bagaimana dengan selanjutnya? Kau akan Vakum untuk sementara waktu atau bagaimana?" Tanya Jackson yang seperti sedang mengintrogasi seseorang.

"Setelah single ini keluar, sepertinya aku akan berhenti menjadi solois. Aku ingin berfokus diri menjadi seorang istri dan seorang Ibu." Jawab Jihyo yang membuat Jackson diam. Jihyo yang melihat ekspresi dari Produsernya merasa tidak enak sebab Produsernya itulah yang telah membantunya selama ini.

"Maafkan aku karena aku tidak Profesional tapi ini sudah menjadi keputusanku, Jack" Sambungya.

Jackson menghela napas kasar. "Padahal kau ini mesin uangku. Kau yang membuat Label rekamanku menjadi seperti ini tapi aku akan menerima keputusanmu, Jihyo" Ucap Jackson tanpa ekspresi.

Jihyo membulatkan matanya. "Yak, Kau Jackson Wang!" Teriak Jihyo dan Jackson hanya menyengir saja.

"Jadi setelah ini kau akan tinggal di Seoul untuk selamanya?" Tanya Jackson.

Jihyo mengangguk.

"Ya, sudah. Aku akan mengurus semuanya sebelum kau keluar dari agensiku tapi kau juga harus membuat klarifikasi untuk ini sebab penggemarmu akan mengamuk jika hanya mendengar dari pihak manajemen saja" Ucap Jackson lagi.

"Tentu. Setelah promosi, aku akan mengadakan konferensi pers" Jawab Jihyo.

"Jihyo, jangan lupakan aku!" Ujar Jackson dengan mimik wajah sedih. Jihyo tertawa melihatnya.

"Tenang saja, aku tidak akan pernah melupakan Produser sepertimu. Kau juga sudah kuanggap sebagai kakak lelakiku setelah Chan yang menyebalkan itu. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa jangan pernah menyakiti Dokterku jika kau masih mau hidup!"

"Tidak akan. Dia ibu dari anak-anakku Jihyo dan mana mungkin aku melakukannya!" Elak Jackson.

Jihyo berkacak pinggang. "Tapi jika kau membuatnya sedih? Kau akan mendapatkan akibatnya!" Ancamnya.

"Janjiku padamu!"

●○●

🎶Butterfly

Note : anggap ajah gitu, biar enak☺

Topik trending!

Jisoo. Solois dibawah naungan WGJ Studio memuncakki tangga itunes Chart.

BREAKING NEWS.

-Beberapa jam dari keluarnya single berjudul Butterfly, Jisoo membuat klarifikasi tentang rumor hengkangnya ia dari agensi dengan cara menghadiri Konferensi pers.

-Single yang berjudul Butterfly itu, menjadi lagu terakhir untuk Jisoo didunia hiburan setelah ia memutuskan keluar dari agensi dan fokus dengan kehidupan pribadinya.

-Bahkan rumor kembali datang dimana ia dan mantan suaminya memutuskan Rujuk dan rumor ini belum ditanggapi oleh Jisoo ataupun pihak managemen.

Huft!

"Kapan berita tentangku akan hilang?" Gumam Jihyo yang kini berpangku tangan diranjang Rumah Sakit setelah melihat isi Ponselnya semua berita tentang dirinya.

"Kau Solois baru dan wow! Tentu banyak yang tidak menyangka jika kau tiba tiba berhenti jadi penyanyi" Jawab Jungkook yang kini sibuk memakan buahnya.

"Jungkook!" Cemberut Jihyo yang memanyunkan bibirnya.

"Apa aku perlu bertindak--"

Jihyo langsung mengadahkan tangannya. "Tidak usah. Berita ini tidak akan bertahan lama juga, jadi biarkan saja" Ucapnya yang tidak mau jika suaminya akan melakukan yang tidak-tidak.

"Ini tidak mengganggumukan?" Tanya Jungkook yang kali ini menatap mata bulat itu dengan serius.

"Lupakan tentang itu dan kapan kau akan keluar dari rumah sakit? Aku sudah tidak betah berada disini" Keluhnya lagi.

"Entahlah, tapi Dokter akan memberi keputusannya apa aku bisa pulang atau tidak nanti," Jawab Jungkook. "Kau bisa pulang jika kau merasa lelah. Kau juga butuh istirahat, Sayang" Ucapnya yang langsung mendapat gelengan dari Jihyo.

"Aku bosan berada dirumah jika kau tidak ada" Ucapnya dengan senyum yang mengembang malu.

Jungkook hanya terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan istrinya. "Ya sudah." Singkatnya.

"Apa kau sudah mengetahui jika Taehyung akan menikah minggu depan?" Tanyanya pada Jihyo.

"Aku sudah tahu. Soal pasangannya? Tenang saja, ia baik dan aku mengenalinya" Jawab Jihyo yang santai.

Ia mengeryitkan dahinya. "Dimana kau bertemu dengan pasangan Taehyung?"

"Disini. Maksudku, di Rumah Sakit ini." Ujarnya dan Jungkook hanya berOh saja.

"Jungkook!" Panggil Jihyo kepada Jungkook.

Sang pemilik nama menoleh. "Ada apa?" Tanyanya.

Jihyo memanyunkan bibirnya. "Apa aku terlihat gemuk? Atau aku sudah jelek karena aku hamil? Katakan" Ujarnya.

Jungkook yang mendengarnya tersenyum jahil setelah ide bodoh keluar dari pikirannya. "Kenapa aku baru sadar. Aku lihat, Kau sudah terlihat gemuk sekali dan bahkan wajahmu juga ikut gemuk seperti bakpaw. Kenapa kau makin jelek kulihat?" Jungkook memasang wajah tidak suka dan seakan akan ia ilfeel berada didekat Jihyo.

Jihyo membulatkan matanya. Bahkan matanya mulai berkaca. "Benarkah? Aku sangat gemuk dan sangat jelek?" Ucap Jihyo lagi yang langsung diangguki oleh Jungkook.

Jihyo mulai menangis akan perkataan Jungkook. Dipikirannya sudah terpikir alur dimana Jungkook akan meninggalkannya hanya karena penampilannya yang mulai turun drastis. Jungkook yang memakan buah dengan wajah senangnya kini menatap Jihyo yang sekarang dibanjiri oleh air mata.

Disimpannya piring berisikan potongan buah itu diatas meja. Ia sendiri bingung untuk berbicara mulai darimana.

"Aku hanya bercanda. Jangan menangis! Kau-kau tetap cantik dimataku. Jadi kumohon jangan menangis lagi! Maafkan atas ucapanku yang ngawur itu" Jungkook menangkupkan wajah Jihyo dikedua tangannya.

"Kau berbohong! Hiks..., sudah jelas kau mengatakan jika aku sangat gemuk dan juga jelek. Ya sudah, cari istri yang memiliki tubuh ramping dan juga cantik. Sehingga kau dapat melihatnya terus-terusan" Isak Jihyo.

"Aku hanya bercanda, sayang. Aku hanya ingin membuatmu tersenyum saja tapi ternyata aku malah membuatmu menangis tidak karuan seperti ini." Kekeh Jungkook yang langsung mendapat pukulan didada dari Jihyo.

"Kau jahat sekali! Aku kesal kepadamu!" Kesal Jihyo yang terus saja melayangkan pukulan kecilnya.

"Aku sudah minta maaf. Kenapa kau masih memukulku? Bagaimana jika aku mati nanti?" Gurau Jungkook yang seketika membuat kegiatan pukul-pukul itu terhenti.

Jihyo langsung memeluk tubuh Jungkook dengan sangat erat. "Jangan tinggalkan aku" Pinta Jihyo. Jungkook hanya mengelus puncuk kepala istrinya itu. Ia tahu kenapa Jihyo bersikap seperti ini sebab Hormon kehamilan yang memengaruhinya.

"Aku berjanji," Jungkook mengeratkan pelukannya. Sehingga mereka berdua serasa berada didunia yang Tuhan Ciptakan untuk Jungkook dan Jihyo.

●○●

Beberapa bulan kemudian...

Deruh napas terasa terus naik turun pada diri Seorang wanita bernama Jihyo didalam ruangan ICU.

"Dimana suamiku, Eunha?" Tanya Jihyo dengan napas yang mulai tidak teratur ditambah keringat yang mulai bercucuran didahinya.

"Ia sedang berada diperjalanan. Sebentar lagi ia akan datang tapi kau harus melakukan persalinan detik ini juga dikarenakan bayinya yang terus terdorong keluar" jawab Dr. Eunha.

Jihyo sudah tidak tahan lagi. Sakit yang begitu luar bisa tengah ia rasakan. Bahkan sakitnya seperti tulang rusuk yang patah jika dideskripsikan. Disini, ia juga tersadar dimana pengorbanan menjadi seorang ibu yang seutuhnya sangatlah sulit dan begitu luar biasanya. Ia hanya butuh Suaminya untuk memberinya dukungannya dan support agar persalinan yang untuk pertama kalinya ini, berjalan dengan lancar.

Ceklek!

"Jihyo! Aku menepati janjiku untuk menemanimu." Ucap Jungkook yang masuk tanpa mengucapkan kata permisi. Tangannya langsung menggenggam tangan istrinya yang tengah melalui masa-masa sulit menjadi seorang ibu.

"Jadi, bisa kita mulai sekarang?" Tanya Eunha yang diangguki oleh Jihyo dan Jungkook.

Dr. Eunha memasang maskernya dan mulai melakukan tugasnya.

Sedangkan diluar sudah nampak raut kekhawatiran diwajah Taehyung, Cherry dan Nyonya Kim.

Taehyung dan Cherry sudah menikah dua bulan yang lalu yang hanya dihadiri oleh beberapa kolega perusahaan dan juga kerabat dekat dari Keluarga Taehyung dan Cherry.

"Kak, Jangan khawatir seperti itu. Kak Jihyo dengan bayinya pasti akan baik-baik saja." ucap Cherry dengan nada tenang. Semenjak mereka menikah, Cherry memanggil suaminya bukan dengan embel OM lagi, melainkan ia memanggilnya dengan panggilan Kakak dikarenakan usia yang berpaut begitu jauh dan juga Cherry yang tidak mau memanggil Taehyung dengan kata Sayang ataupun sejenisnya.

Taehyung hanya menanggapinya dengan senyuman. Dilangkahkan kakinya menuju tempat yang didudukki oleh Cherry dan direbahkan kepalanya ke pundak Cherry sambil memejamkan matanya. Cherry tersentak kaget karena jantungnya yang berdetak tidak karuan.

"Biarkan seperti ini!" Gumam Taehyung dengan mata terpejam dengan salah satu tangannya memijit pelipisnya yang terasa sakit.

'Kenapa kian hari dia sangat tampan? Gara-Gara ini, nyaliku menjadi seorang pengacara mencuit dan hatiku seketika lebih memilih menjadi seorang ibu rumah tangga saja.' Batin Cherry yang menatap setiap inci lekuk wajah suaminya.

"Ma, Pa, Om! Lebih baik kalian duduk. Jangan membuat diri kalian dikuasai dengan kekhawatiran ini" Ujar Cherry pada Nyonya Kim, Tuan, Kim serta Tuan Park. Sedikit info saja, hubungan Jihyo dengan ayahnya sudah membaik dan seperti dulu lagi, walau Tuan Park terkadang canggung jika bersama atau berbicara dengan putri kandungnya.

Mendengar penuturan itu, Nyonya Kim dan Tuan Kim duduk namun tidak dengan Tuan Park yang terus berdiri menunggu persalinan putrinya selesai.

Owekk....owek...owekk...

Suara tangis bayi menggema dipenjuru rumah sakit.

Sontak pihak keluarga langsung saling memeluk. Taehyung yang memejamkan matanya kini terbuka dengan lebar.

Ceklek!

Pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan dokter kandungan yang mungil. "Selamat Tuan dan Nyonya! Pasien Bernama Kim Ji-hyo melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki dan keadaannya sehat. Kalian bisa masuk untuk membesuk dan saya permisi dulu" Ucap Eunha sebelum melenggang dari situ.

Mereka semua masuk dan terlihatlah Jihyo yang sedang menggendong bayi kecilnya.

"Omg! ucul sekali bayimu, kak Jihyo" Gemas Cherry saat melihat bayi dari iparnya. Jihyo hanya tersenyum bahagia.

"Ma, Pa! Lihat bayi ini mirip siapa? Mirip Ayahnyakan?" Tanya Jungkook yang duduk disebelah Jihyo.

Nyonya Kim tertawa mendengar pertanyaan putranya itu. "Cucu Mama mirip denganmu Jungkook tapi matanya mirip Ibunya" jawabnya yang diangguki oleh Taehyung.

"Apa yang dikatakan oleh Mamamu memang sangat benar," Sambung Tuan Kim.

Jihyo tersenyum melihat keluarga kecilnya mulai terbentuk. Mata bulatnya yang terus menatap bayinya itu kini beralih menatap Ayahnya yang ikut bahagia.

"Ayah mau merasakan sentuhannya?" Ujar Jihyo yang menatap berkaca kearah Ayahnya.

"Kau mengizinkannya Nak?" Tanya balik Tuan Park.

Jihyo mengangguk. "Tentu. Kau adalah kakeknya dan tidak ada yang bisa mengubah status itu" Jawabnya.

Tuan Park mendekat dan merengkuh tubuh cucu kecilnya itu. Digendongnya dengan perlahan-lahan dan penuh kasih sayang.

"Siapa namanya?" Tanya Tuan Kim yang menatap kearah Jihyo dan Jungkook.

Sontak Jihyo dan Jungkook saling menatap ditambah berpikir. "Jeonshan. Kim Jeonshan!" Serempak Jihyo dan Jungkook yang kemudian tertawa.

"Nama yang indah" Puji Tuan Park yang menimang-nimang cucunya. Nyonya Kim mendekat dan mencubit lembut pipi gembul cucu pertamanya.

"call me aunty, a little baby" Seru Cherry yang merasakan tangannya gatal mencubit pipi gembul baby Jeonshan.

"Kapan kalian berdua akan menyusul?" Tanya Jungkook yang membuat Cherry tersentak Kaget.

"Entahlah. Tapi aku terlebih dahulu membiarkan Cherry lulus. Aku ingin dia menggapai impiannya" Jawab Taehyung.

Cherry yang mendengarnya tersenyum manis kearah suaminya.

"Bisa dibilang kalian mau terus berdua dulu?" Ucap Jihyo yang membuat semburat merah dipipi Cherry.

"Kakak," Rengeknya yang membuat semua orang yang berada diruangan ini tertawa.

"Aku mencintaimu, Kim Jihyo. Selamanya" Bisik Jungkook.

"Aku juga, Tuan Kim!" Balas Jihyo.

Jungkook memeluk Jihyo dengan perasaan sangat bahagia. Bahagia dimana mereka dapat melalui rintangan demi rintanga pahit-manis kehidupan suami-istri yang mereka jalani. Mulai dari perasaan yang tidak pernah muncul hingga mereka masuk kedalam sebuah konflik yang sekejap mengubah kehidupan mereka.

Sekarang mereka merasakan fase yang manis. Fase dimana Sepasang suami-istri yang merasakan peran sebagai Orangtua.

Takdirmu telah ditentukan semasa kau belum menghirup udara. Takdir tentang Siapa kau, Orangtuamu, Cinta dan sebagainya.

Tuhan sendiri telah membuat ikatan percintaan setiap umatnya. Jika Tuhan mengatakan kau berjodohnya dengannya, maka itu akan terjadi jika sekalipun kau membenci pasanganmu itu. Tapi, dalam hal ini? Kau diuji untuk berusaha mendapatkan Cintamu yang sebenarnya.

Seperti kisah Kim Jung-kook dengan Kim Ji-hyo yang sudah merasakan manisnya cinta yang sebenarnya. Yang dimana Cinta Seorang pria penuh pesona untuk Seorang wanita pekerja keras dan sederhana.

Akhirnya End juga! Yuhuyyyy.

Bagaimana part endnya? Silahkan beri komentarmu untuk part ini.

Oke, gue udah capet ngebacot. Intinya sampai jumpa di cerita gue yang masih on-going dan jangan lupa Follow akunku ini serta Instagram : @Jnurpriyanti18.

Salam hangat dari,
JeonJuwita❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top