Part-54

Taehyung memberhentikan mobilnya disebuah rumah yang sederhana namun penuh dengan tanaman hijau. "Terima kasih, Om. Saya bakalan selalu ingat wajah Om yang sudah bantu saya. Permisi," Ujar Gadis itu.

Taehyung hanya berdehem saja.

"Sampai jumpa, Om. Semoga kita bertemu lagi" Gadis itu melambaikan tangannya setelah ia turun dan Taehyung melajukan mobilnya.

"Dasar gadis aneh!" Ujar Taehyung yang masih dengan jelas mendengar teriakan gadis itu walaupun jarak sudah menengahi mereka.

Sedangkan gadis bernama Cherry itu melamun dan tersenyum. "Dia sangat tampan! Tapi, tatapan tajam dan juteknya membuatku ilfeel kepadanya," Ucap Cherry yang masih berdiri didepan rumahnya. "Kya, Cherry! Jangan berpikiran aneh. Dia Om-om dan kau menyukainya? Kau baru saja bertemu dengannya, jadi lupakan itu dan teruslah berjalan," Sambungnya yang kini membuka pagar rumahnya dan melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumahnya.

●○●

Seorang pria terus saja tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.

"Kau sedari tadi tersenyum aneh kepadaku! Apa kau tidak bosan, Jungkook?" Kesal Jihyo yang menggembungkan kedua pipinya.

Jungkook terkekeh pelan dan mencubit pipi temben istrinya itu. "Kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Jungkook.

"Jungkook!" Jihyo tambah kesal dengan ulah Suaminya itu yang mencubit pipinya seenak jidat.

Jungkook melepaskan cubitannya itu. "Iya, iya. Aku diam. Lanjutkan," Ujarnya yang tidak mau jika Istrinya itu, makin kesal kepadanya. Ia duduk diam seraya menunggu suapan dari Jihyo.

"Buka mulutmu!" Pintanya yang mengarahkan tangannya yang memegang sendok kemulut Jungkook.

"Dimana kau-, selama ini tinggal?" Tanya Jungkook yang membuat bubur-bubur itu terbang kemana-mana.

"Kalau makan? Jangan bicara! Habiskan makanan yang ada didalam mulutmu itu," Semprot Jihyo yang hanya mendapat kekehan dari Sang Empunya.

"Jawablah" Ujar Jungkook yang mengambil gelas berisikan air mineral dari tangan Jihyo.

Jihyo menghela napas. "Aku tinggal di Hongkong bersama Chan" Jawab Jihyo.

"Chan? Dia bersamamu? Tapi, kenapa ia bilang bahwa ia tidak bersamamu dan bahkan ia bilang, ia kehongkong hanya sendirian," Bingungnya.

Jihyo hanya mengedikkan bahunya. "Ini suapan terakhir! Setelah itu, kau minum obatmu dan tidur" Istruksi Jihyo yang mengarahkan sendok itu mulut Jungkook.

Jungkook tidak membuka mulutnya. Ia bahkan, menyingkirkan sendok itu dari hadapannya.

"Ada apa? Satu suap saja." Pinta Jihyo yang mendapat gelengan darinya.

"Aku sudah kenyang." Jawabnya.

"Kenyang? Kau hanya makan beberapa suap saja dan kau kenyang? Kya, satu suap baru selesai. Oke?" Jihyo kembali mengarahkan sendok itu kemulut Jungkook namun untuk kedua kalinya Jungkook menolak suapan itu.

Jihyo kesal dan geram dengan kelakuan Pria yang menjadi suaminya ini. Dipikirkannya beberapa cara agar  Suaminya itu makan bubur ini.

Jentikan jari berbunyi yang tentunya dilakukan oleh Jihyo. Ditaruhnya mangkuk itu diatas meja dan kini ia mengusap perutnya.

"Baby, lihat! Ayahmu tidak mau makan lagi? Benar-benar bodohkan?" Ucapnya. Jungkook yang berada disitu hanya menampakkan senyum tipisnya.

'Katakan padanya, supaya mau makan dan minum obat! Jika kau menyayangi bundamu? Bantu bundamu itu,' batin Jihyo.

"Jungkook! Sepertinya aku sedang mau sesuatu?" Jihyo terlihat berpikir.

"Kau mau apa? Mau buat anak lagi?" Kekehnya yang langsung mendapat cubitan perut dari Jihyo.

"Dasar mesum!"

"Biarkan dan Kemarikan mangkuk itu! Biar aku makan dan mana obatnya?" Tanya Jungkook.

Jihyo seketika mengelus dada. Belum ia melaksanakan apa yang ada dipikirannya, kini ia tidak perlu melakukannya. Dengan sigap, ia menyedorkan Jungkook mangkuk itu dan beralih membuka laci meja untuk mencari obat-obatan.

"Bagaimana Asmamu? Apakah sering kambuh?" Tanya Jihyo yang membuka botol obat itu.

Masih dengan makannya, ia mengangguk. "Terkadang, tapi bisa diatasi" Ujarnya.

"Syukurlah. Ini obat dan minumnya" Diberikannya Jungkook beberapa tablet obat yang disertai dengan air mineralnya. Jungkook menggeserkan mangkuk itu dan mengambil obat yang berada ditangan Jihyo, bermaksud untuk memasukkannya kedalam mulutnya bersamaan dengan air mineral itu.

"Anak pintar" Jihyo mengelus puncuk rambut Jungkook seperti jika ia sedang memuji anak lelakinya.

"Aku memang pintar, dan tentunya tampan" Ucapnya.

Jihyo yang mendengarnya membuang muka karena muak dengan ucapan Jungkook. "Tampan? Kau sedang bermimpi Tuan?" Cibir Jihyo.

●○●

Setelah ia mengantar gadis aneh itu pulang, kini ia melajukan mobilnya menuju Kantornya. Dimana ia akan mentunstaskan semau pekerjaan yang membebani pikirannya beberapa minggu.

Lampu merah menyala yang membuat ia harus menghentikan laju mobilnya sampai lampu lalu lintas berganti menjadi hijau.

Ia memainkan jarinya diatas stir sambil memerhatikan lampu yang terpajang itu berubah warna.

"Lama sekali!" Umpatnya. Diedarkan pandangannya kesegala penjuru, dan ia menemukan sepasang suami-istri yang sedang bahagia didepan Cafe.

"Aku bahagia melihatmu bahagia Nona Minatozaki" Senyum kecil mengembang dibibir Taehyung yang masih memperhatikan keromantisan wanita yang ia cintai, kini menjadi milik pria lain.

Drrrt! Drrrt! Drrrt!

Deringan ponsel mengejutkan Pria yang sedari tadi melamun ini. Dirogohnya benda pipih itu dari dalam sakunya.

"Bukan ponselku?" Ucapnya setelah mengecek ponselnya yang tidak menunjuk notice apa pun.

Drrrt! Drrrt! Drrrt!

Deringan untuk kedua kalinya. Kali ini ia meraba benda-benda atau sejenisnya untuk mencari deringan itu. Dan alhasil, ia menemukannya yang sedang bersembunyi dibawah rem mobil.

Sorot matanya memerhatikan dengan rinci nan detail benda pipih berwarna pink itu.

"Dad? Hah, pasti ponsel gadis itu," Gumamnya. Tangannya menekan tombol hijau dan ditempelkannya ditelinga kirinya.

"Yak! Apa yang kau lakukan dengan ponselku? Apa kau mencurinya? Kau tampan, keren tapi ternyata pikiranmu sangat sempit!" Suara seberang yang terdengar melengking ditelinganya.

"Maaf. Sebelum anda mengataiku pencuri? Cek terlebih dahulu! Sebab Kau yang masuk kayak setan kedalam mobilku dan kau juga yang entah secara sengaja ataupun tidak, menjatuhkannya dan aku menemukannya dibawah rem mobilku. Jadi, jangan menuduhku, Mengerti" Jelas Taehyung.

"Eh, anu! Aku sangat khawatir tadi. Maafkan soal kata-kataku, Om. Aku- aku, boleh kau memberikan ponselku itu, Om?"

"Kau pergi saja kekantorku. K'star, kau akan mendapatkan ponselmu kembali disana" Taehyung langsung mematikan ponsel sialan itu dan melajukan kembali mobilnya.

○●○

"Hwo?" Tanya seorang paruh baya pada putrinya.

"Aku akan menemui Om itu Dad" Jawabnya.

Pria paruh baya itu memperbaiki kacamatanya dan sebelum ia keluar dari rumahnya ini. "Om? Kau berteman dengan om-om?" Tanyanya yang biasa dikenal dengan Dr. Kyuhyun.

"No! I don't know his name, jadi aku memanggilnya Om karena ia lebih tua dariku" Jawab Cherry yang menggigit bibir bawahnya.

"Kau bisa memanggilnya Tuan atau tidak kakak, Cher! Kenapa kau memanggil pemuda itu dengan embel-embel Om?" Tanya Dr. Kyuhyun lagi.

"Hmm, karena-, aku akan terlambat. I went first, dad. Good bye" Gadis bernama Cherry itu melenggang begitu saja yang membuat Ayahnya geleng-geleng kepala.

Cherry tidak mau memperpanjang pertanyaan daddynya jadi ia berlalu begitu saja. "why do not my destiny like this?" Kesalnya dan berjalan menuju halte bis.

●○●

Untuk kak dindaranaaa makasih dah dibuatin cover kayak gini😍ku sangat menyukainya😙😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top