Part-50

Pikirannya kalut. Sudah banyak posisi yang ia lakukan sembari menunggu operasinya selesai. Dilihatnya lampu merah yang terus menyala yang menandakan operasinya masih berlanjut.

"Apa aku beritahu keadaan Jungkook kepada Mama?" Monolognya.

"Tapi, bagaimana jika Mama akan shock atau terkena serangan jantung seperti yang Papa alami?" Sambungnya. Namun tidak lama, lampu itu pun berhenti menyala dan dua orang dokter keluar beserta beberapa perawat.

Taehyung yang melihat itu langsung mendekat untuk menanyai keadaan adiknya. "Bagaimana dengan keadaan adik saya, Dok?" Tanya Taehyung pada Dokter itu.

Helahan napas dengan jelas terdengar. "Operasinya lancar tapi..." ia menggantung ucapannya yang membuat Taehyung semakin penasaran.

"Tapi kenapa, Dok? Adik saya baik-baik sajakan?" Selahnya.

"Pasien bernama Kim Jungkook mengalami KOMA dikarenakan benturan dikepalanya. Kami sebenarnya bisa mengatasi masalah ini, tetapi Depresi yang terjadi pada dirinya menghambat laju kerja pada otaknya sehingga kerja sistem sarafnya menurun. Mungkin hanya itu yang bisa kami definisikan untuk keadaan Pasien. Kami akan tetap melakukan sebisanya kami." Jelas Dokter itu yang kemudian meninggalkan Taehyung yang mematung mendengarnya.

Ia berpikir, tentang bagaimana caranya ia menjelaskan keadaan Jungkook pada Kedua orangtuanya.

Ia bimbang, antara memberitahu atau tidak.

"Biarkan aku yang menanggung, semuanya..." Ucapnya saat melihat Jungkook dibawah keruangan ICU untuk proses pemulihan.

Tanggung jawabnya semakin besar untuk mengurus Perusahaan sampai Jungkook sadar. Dimana ia akan ikut andil dalam hal-hal yang berhubungan dengan musik .

●○●

Satu bulan kemudian...

Tumpukan demi tumpukan kertas butuh ia konfirmasi. Namun ia sangat beruntung memiliki dua sekretaris dimana Jaehwan adalah Sekretaris Jungkook yang sudah hapal diluar nalar tentang pekerjaan ini sehingga ia bisa meminta bantuan kepadanya.

"Apa ini?" Tanyanya pada dirinya sendiri saat melihat agensi Hongkong yang mengirim lembar kerjasama.

"WGJ Studio mengirim kerja sama dan ia mengirim pesan lewat Email untuk menanyakan apakah proposalnya diterima atau tidak" Sahut Jaehwan yang membuat Taehyung hanya manggut-manggut saja.

"Balas pesannya dan bilang, Kami terima dan kau buat agendanya" Jawab Taehyung dan Jaehwan pun melaksanakan ucapan Bos keduanya itu.

"Lisa, kau bisa bantu aku tidak?" Tanya Taehyung.

"Lis!"

"Lisa?" Panggilnya yang tidak ditanggapi oleh sang empu. Sontak Taehyung menoleh untuk mencari keberadaan Sekretarisnya itu dan ia menemukannya sedang melamun dengan mimik wajah sedih.

"Lalisa Manoban! Kau dipecat," Ucap Taehyung dengan suara sedikit meninggi. Lisa yang dengan jelas mendengar kata 'Pecat' langsung tersadar dan menoleh kearah Bosnya.

"Dipecat? HAH, DIPECAT? BOS, KENAPA?" Teriak Lisa yang sangat kaget.

Taehyung memandang wajah tidak berdosa. "Kau seperti banyak pikiran, ada apa? Bukankah, aku sudah memberimu cuti?" Tanyanya. Lisa makin menekuk wajahnya.

"Patah hati, Bos" Jawab Lisa.

"Emang siapa yang patahin hatimu? Bambam?" Sontak Taehyung mendapat anggukan lemah dari sekretarisnya yang sedang dilanda kegalauan.

"Bambam sudah tunangan Bos sama Makhluk kasat mata dari China" ujar Lisa.

Taehyung tertawa pelan. "Kau sendirikan yang suka gantungi orang, jadi jangan salahin Bambam atau siapapun. Mungkin, Bambam bukan jodoh yang Tuhan kirim untukmu," Ucap Taehyung yang sedikit membuat semangat Lisa berkobar.

"Tapi itukan ujian buat dia, Bos. Masa begitu saja sudah menyerah?"

"Namanya juga Manusia. Sudah! Jangan pikirin itu lagi, masih banyak pria diluar sana. Bukan Bambam saja pria dimuka bumi ini" Ucapnya yang membuat Lisa menghela napas.

"Iya, Bos. Terus kalau Bos sendiri bagaimana sama Nona Sana?" Tanyanya yang seketika membuat Taehyung menghentikan aktivitasnya.

"Sana minggu depan mau nikah" Jawab Taehyung yang kembali membaca proposal yang berada diatas meja.

"Sama Bos yah? Wah, selamat ya Bos." Lisa menghampiri Lisa sambil mengulurkan tangannya.

Taehyung tersenyum tipis. "Bukan!"

"Kenapa bisa? Jangan bilang Bos mau mengungkapkan perasaan Bos sama Nona Sana tapi Nona Sana malah bilang mau nikah sama orang lain, benarkan?" Hanya anggukan sebagai Jawabannya.

Lisa memegang pundak Bosnya itu. "Tenang Bos. Masih banyak wanita diluar sana!" Ujarnya.

"Iya. Aku tahu!" Jawabnya yang mendapat kekehan dari Lisa.

"Gitu dong! Jangan cemberut seperti tadi. Senyumkan lebih cantik," Sambungnya.

"Bos, jangan gombal. Mending Bos lanjutin periksa proposal itu saja" Balas Lisa.

"Aku atasanmu Loh!"

●○●

Wanita rambut panjang sebahu dengan warna hitam gelam tengah memasuki Agensi yang menaunginya.

Dilangkahkannya kakinya memasuki lift dan memencet angka 4.

Cling!

Pintu Lift terbuka dengan lebar yang membuat didalamnya bisa keluar dengan bebas. Tujuan wanita ini adalah keruangan utama dimana ruangan Directur untuk WGJ Studio.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Suara berat dengan jelas memekik telinga. Ia memasuki Ruangan yang kemudian menyapa pemilik suara itu.

"Selamat siang, Jackson," Sapa Jihyo yang kemudian duduk dikarenakan suruhan dari pria bernama Jackson itu.

"Selamat siang, Jihyo. Apakah kau sudah tahu apa alasanku untuk memanggilmu kesini?" Tanya pria itu yang membuat Jihyo langsung menggeleng.

"Apa itu sangat penting?" Tanya Jihyo.

Jackson mengangguk.

"Besok kau akan rekaman di Seoul" Kalimat yang diakhiri dengan kata Seoul membuat Jihyo menegang. Mendengar kata itu Jihyo akan teringat dengan kejadian beberapa bulan yang lalu.

Namun dengan segera ia mengganti mimik wajahnya yang terlihat tegang itu. "Kenapa tidak disini saja? Maksudnya, pasti sangat ribet jika aku rekaman di Seoul" Jawab Jihyo yang bersifat penolakan.

"Ini juga demi karirmu. Kau tidak akan lama lagi cuti dan vakum sementara dari dunia hiburan. Jadi, untuk itu tidak masalah jika kau membentangkan sayapmu di Negara Ginseng itu. Apa kau punya alasan kuat untuk menolak ini? Apalagi kami sudah menyiapkan semuanya. Kau tinggal rekaman, syuting Musik Video dan Promosi lagumu itu." Jelas Jackson yang membuat Jihyo bingung. Bingung untuk menjawab apa. Dilain kesempatan ia sangat bahagia karena ia akan bertemu dengan Jungkook lagi tapi disisi lain, Jihyo tidak mau melihat Tzuyu yang akan mengganggu kehidupannya lagi.

"Apakah aku memang harus menerimanya?" Tanya Jihyo pada Jackson.

"Tentu" jawabnya.

Jihyo memainkan ujung bajunya. "Aku terima tapi berapa hari aku disana?" Tanya Jihyo.

Jackson terlihat berpikir. "Dua-tiga hari" ucap Jackson dan Jihyo hanya mengangguk.

"Hanya itukan? Apakah aku bisa pulang sekarang?" Tanya Jihyo yang tidak betah berlama-lama diruangan Jackson.

"Boleh. Tapi apa aku bisa meminta sesuatu kepadamu?" Tanya Jackson.

"Apa lagi?" Jackson langsung mendekat kearah Jihyo dan membisikkan sesuatu. Jihyo tertawa terbahak-bahak saat mendengar bisikan halus itu.

"Kau--"

"Jangan berisik!" Jackson menghentikan ucapan Jihyo dengan jari telunjuknya itu.

"Mau atau tidak?" Goda Jihyo.

"Cepatlah dan kau bisa pergi dari sini!" Mendengar itu, sontak Jihyo merebut dengan kesal benda pipih yang berada ditangan Jackson dan mengetik sesuatu. Bahkan ia menyuruh Jackson untuk tutup mata.

"Sudah atau belum?"

"Sebentar!"

"Aish, Cepatlah!"

"Ih, Bawel. Ini!" Gerutu Jihyo yang memberikan Jackson ponselnya kembali. "Jangan main-main, yah?" Sambungnya saat memberikan ponsel itu.

"Iya." Jawab Jackson. "Besok, kau dan Chan ke Seoul. Jangan lupa. Chan sudah tahu tentang ini, PARK JISOO!" Teriak Jackson ketika Jihyo benar benar keluar dari Ruangannya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top