Part-48

3 Bulan kemudian...


Jisoo - TT

Sorakkan riuh tepuk tangan menggelegar disebuah acara Show Musik Bank yang diselenggarakan oleh siaran tv Hongkong.

"I love you, Jisoo!"

"Kau sangat cantik,"

"Aku penggemar beratmu"

Ucapan demi ucapan dilontarkan oleh Penggemar Jihyo atau tidak lain Jisoo yang diberi nama Once. Untuk pertama kalinya, Jihyo mendapatkan penghargaan untuk Solois wanita terfavorit. Baru beberapa bulan ia debut, begitu banyak khalayak yang menyukainya walau masih ada Netizen yang mencibirnya. Ia menaiki panggung Show saat namanya dengan lantang diucapkan. Diambilnya penghargaan serta buket bunga itu yang kemudian beralih ke arah Mic.

"ONCE!" Teriaknya.

"Terima kasih, Once! Kalian telah memberi dukungan dan memberi suport kepadaku" Ucap Jihyo yang membuka pidato kecilnya. Air matanya sontak berjatuhan melihat begitu banyak yang menyaksikannya.

"Once selalu ada untuk Jisoo!"

"Kami mencintai, Jisoo"

"Aku juga sangat mencintai kalian. Terima kasih untuk semuanya dan penghargaan ini seharusnya bukan untukku melainkan untuk Once. Bahkan begitu banyak solois yang lebih baik dariku, teruntuk itu terima kasih karena telah mempercayaiku untuk memegang serta menyimpan Penghargaan bergensi ini" lanjutnya. Ia terlebih dulu membungkukkan tubuhnya yang kemudian turun dari atas panggung.

BackStage.

Jihyo melangkahkan kakinya menuju ruang backstage dimana ia berhenti diruang make-up artis. Ditatapnya lekuk tubuhnya yang kian minggu kian membuat berat tubuhnya naik. Ia menaruh Piala penghargaan dan Buket bunga itu diatas meja rias.

Didudukkan dirinya diatas kursi sambil menunggu managernya datang. "Kapan kau akan lahir, sayang?" Ia mengelus perutnya yang mulai terlihat besar dibulan keempat yang mau memasuki bulan kelima. "Hm...kalau kau lahir? Aku mau kau memanggilku Bunda..." senyumnya. Di ruangan ini hanya ada Jihyo saja, jadi ia tidak perlu sungkan untuk berbicara apapun kepada calon bayinya.

"Jisoo. Nanti, kau akan ada pemotretan untuk pakaian ibu hamil dan kosmetik. Aku sudah memasukkannya diagenda. Memang kau sangat lelah akibat penampilan solomu tadi, tapi ini sudah menjadi tugasmu dan bahkan aku memilih-milih dalam hal ini. Bukan itu juga, banyak Job yang aku cancel sebab kau tidak boleh terlalu lelah." Jelasnya panjang lebar tanpa jeda.

"Eh, Baik. Tapi aku akan ke Rumah sakit dulu setelah acara terakhir ini" Jawab Jihyo.

Sang manager hanya mengangguk saat mendapat panggilan telepon dan ia pun berjalan keluar untuk berbicara dengan lawan bicaranya.

"Kau mau ke Rumah sakitkan?" Sebuah suara dari arah belakang yang membuat Jihyo membalikkan tubuhnya.

"Ya, kenapa?" Tanya Balik Jihyo.

"Aku juga akan ke Rumah sakit, jadi aku bisa mengantarmu" Ujar Seorang lelaki yang bernama Jackson.

"Aku tidak mau merepotkanmu, Jackson. Bukannya aku menolak, tapi aku tidak merasa enak saja." Balas Jihyo.

Jackson tersenyum simpul. "Bukan karena skandal omong kosong itukan?" Tanyanya.

Jihyo menggeleng cepat. "Bukan. Aku hanya--"

"Ya sudah, kenapa kau harus menolak ajakanku? Tenang saja, setelah kerumah sakit? Aku akan mengantarmu ke pemotretan" Ucap Jackson yang membuat Jihyo bingung.

Dengan helaan napas pelan, dianggukan kepalanya. Ia membereskan barang-barangnya sebab Jihyo tidak menggunakan asisten. Sebelum keluar dari ruangan ini, ia terlebih dahulu mengenakan Jackets Bomber berwarna merah maroon ditambah ia memakai masker.

"Ayo," Jihyo membuyarkan Jackson yang terfokus pada benda pipihnya. Ia menyimpan benda itu didalam sakunya yang kemudian berdiri.

●○●

KonCorp dan Weigrup membatalkan kerjasama kepada K'Star Group.

Beberapa solois artis dari dari K'Star memilih hengkang dan mencari agensi baru.

Boygroup dibawah manajemen K'Star terancam BUBAR.

Beberapa Berita tentang Perusahan K'Star yang terkenal mulai turun drastis. Perusahan yang dulunya terkenal di berbagai negara, kini hanya tinggal nama saja.

Kerutan dahi terpancar pada seorang pria yang terus saja membolak-balikkan koran yang mencetak kabar buruk perusahaannya.

"Akhhh!" Frustasinya yang melempar koran itu. Diremasnya rambut hitamnya secara kasar.

'Kau dimana Jihyo? Aku sudah mencarimu dipenjuru Korea' batinnya.

Ceklek!

"Jungkook, kau kenapa? Lihat berita hot pagi ini, bagaimana bisa KonCorp dan Weigrup membatalkan kerjasamanya?" Taehyung langsung bertanya tanpa basa-basi.

Jungkook tersenyum miris. "Tanyakan saja kepadanya! Jangan tanyakan kepadaku" Suara yang terdengar frustasi dan kehilangan arah.

Taehyung menghela napas kasar. Ia sudah tahu jawabannya jika Jungkook sudah berkata seperti ini. Disimpannya koran itu diatas meja. "Kau jangan bersikap seperti itu, Jungkook. Aku tahu, kau sangat merindukannya tetapi kau juga harus bisa profesional dalam urusan kerja. Papa sedang dirawat di Amerika karena penyakit jantung yang ia derita. Hanya kau dan aku yang menjadi penerus usaha ini, aku tidak mau jika papa mendengar berita ini dan membuat keadaannya makin tidak memburuk" Jelas Taehyung.

"Maafkan aku..." lirihnya.

Taehyung menepuk pundak Jungkook. "Kau dan Jihyo masih terikat dalam ikatan suci ini dan ikatan itulah yang akan membawanya kedalam hidupmu lagi." Ia tersenyum menyemangati Adiknya yang sedang rapuh. Sebenarnya ia juga bingung untuk melakukan apa, tetapi dalam hatinya, ia sangat yakin jika suata saat Jungkook dan Jihyo akan bersatu sedia kala.

"Aku keluar. Ingat! Kau harus profesional dalam masalah kerja," Taehyung berujar sebelum melenggang dari ruangan Jungkook.

'Kau belum merasakan yang kurasakan, Taehyung' Batin Jungkook yang menangis secara bersamaan. Ia frustasi menemukan bahkan melacak keberadaan istrinya itu yang seperti hilang ditelan bumi. Tetapi ia akan terus berusaha mencari istrinya itu dan menebus kesalahannya.

●○●

Mulmed🎶2U - Cover Jungkook.

Jihyo terlamun melihat pemandangan Hongkong yang luar biasa. Walaupun begitu, hatinya terus merindukkan kesejukkan Kota Seoul. Ia merindukan semua yang ada di Seoul termasuk Jungkook.

Huft!

Walaupun ia sudah menggunakan Jackets Bomber tapi tetap saja itu masih membuatnya kedinginan.

"Kau kedinginan? Maaf," Ucap Jackson sambil menyalakan penghangat mobilnya.

"Tidak masalah" Jawab Jihyo.

Dan kalimat itu membuat hening mobil ini sampai mereka sampai disebuah Rumah Sakit yang bernama Matilda International Hospital.

Jackson keluar dari mobil dan beranjak membukakan Jihyo pintu.

"Terima kasih," Jihyo berujar saat mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Sama-sama" Jackson menutup pintu mobilnya dan berjalan mengokeri Jihyo yang berjalan didepan.

"Siapa yang sakit? Kau?" Tanya Jihyo yang baru menyadari jika Jackson punya urusan di Rumah Sakit ini.

Ia hanya menggeleng. "Ibuku. Ia sedang masa penyembuhan setelah  kemoterapi yang ia jalani" Jawab Jackson. Jihyo hanya mengangguk dan kembali diam. Ia tidak mau bertanya lagi saat terpancar raut kesedihan diwajahnya itu.

Ceklek!

"Selamat sore menjelang petang, Dr. Kyulk" Sapa Jihyo pada Seorang wanita yang bersetelan jas putih khas Dokter yang Dijasnya terdapat pin nama yakni Dr. Zhou Kyulk SP.OG.

Wanita bernama Kyulk itu menoleh dan menyipitkan mata. "Kaukah itu, Nona Jisoo?" Tanya Kyulk yang mendapat anggukan darinya. Kyulk hanya berOh saja dan beralih menatap seorang pria dibelakang Jihyo. "Siapa dia? Kekasihmu?" Tanya Kyulk.

Jihyo membulatkan matanya saat mendengar ucapan Dokter didepannya ini yang sekaligus menjadi Sahabatnya selama di Hongkong. "Kau bilang apa? Dia Produser Soloisku dan hanya sebatas itu!" Ucap Jihyo

"Benarkah?" Kyulk sedikit berbinar saat mendengar ucapan Jihyo.

"Kenapa? Kau menyukainya?" Ia berbisik ditelinga Kyulk.

"Ck! Aku-ak, Kau mau Chek-upkan? Kesini!" Kyulk langsung saja menuntun Jihyo menuju sebuah ranjang yang berada diruangan khususnya. Jackson yang melihat tingkah aneh kedua wanita itu, hanya terlihat acuh dan memilih duduk diruang tunggu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top