Part-43
Jungkook yang merasa kesal dengan Taehyung, langsung saja melayangkan pukulan keras kepadanya.
Bug!
Bug!
"Sialan kau, Taehyung!"
Bug!
Taehyung terkapar. Perutnya sangat sakit akibat pukulan itu. Wajahnya juga bahkan terlihat memar.
Taehyung tidak membalas pukulan Jungkook.
"Jungkook! Kenapa kau memukulnya?" Jihyo berdiri tepat didepan Taehyung seraya menghalangi Jungkook yang ia melayangkan pukulannya lagi.
Ia berhenti saat matanya menatap bola mata Jihyo. Seketika ia tidak berdaya melihat Jihyo yang sudah terisak.
"Jihyo, apa yang tidak dikatakan Tzuyu tidak benarkan? Katakan pada kami" Ucap Nyonya Kim yang masih tidak terima dengan ucapan Tzuyu.
"Jihyo, jelaskan hal ini! Jangan membuat keluargamu malu akibat ulahmu itu" Sahut Tuan Park.
"Kalian lihatlah! Dia bahkan melindungi Taehyung. Itu membuktikan bahwa ia hamil anak dari Taehyung atau jangan-jangan ia hamil anak pria lain" Cibirnya yang menghasut keluarganya.
"Diam kau Chou Tzuyu!"
"Kalau begitu jelaskan! Aku hanya ingin mendengar dari mulutmu sendiri dan kumohon, jujurlah" Ucap Jungkook.
Jihyo kembali terisak namun dengan segera ia menghapus tangisannya itu. Sorot matanya kini menunduk. "Aku hamil dan bayi yang didalam kandunganku bukan bayi Taehyung maupun Jungkook! Jujur, aku tidak tahu siapa ayahnya" Uluh hatinya perih saat mengatakan hal itu.
Jungkook tersenyum miring. "Tatap mataku dan ucapkan kembali kata-katamu itu!" Perintahnya.
Jihyo menurutinya. Ia sekarang menatap dalam mata yang ia cintai itu. "Aku hamil dan bayi yang didalam kandunganku bukan bayi Taehyung ataupun kau! Aku tidak tahu siapa ayahnya" Ulang lagi.
PLACK!
"Kau benar-benar anak tidak tahu diuntung Jihyo! Kenapa kau mempermalukan keluargamu, heh! Apa ini yang Ayah ajarkan?" Emosi Tuan Park tidak bisa dibendung lagi. Tangannya sudah sangat gatal untuk menampar putri kandungannya itu yang telah membuat martabat keluarga Park menurun.
"Maafkan, aku..." Isaknya.
"Aku benar-benar tidak menyangka! Aku kira kau menantu terbaik untuk keluargaku ini tapi nyatanya kau benar-benar menghilangkan kepercayaanku kepadamu Jihyo" Ucap Nyonya Kim.
"Benarkan apa yang aku katakan Bibi, Paman" Ujar Tzuyu yang makin memperkeruh keadaan.
Taehyung bangkit dari keterdudukkannya. "Diam kau wanita ular!" Umpat Taehyung sambil memegangi pipinya yang memar.
"Yak! Jaga mulutmu itu Kim Taehyung!" Teriak Tzuyu yang tangannya menunjuk wajah Taehyung.
Jungkook beralih pada Jihyo yang masih menunduk dan terisak. Melihatnya terisak membuat hati Jungkook tak tega. Tapi hal yang dilakukan Jihyo sangatlah melukai hatinya.
"Jihyo...katakan---"
"Aku ingin memintai cerai kepadamu dan aku minta maaf jika hal yang kulakukan ini membuat kalian malu..." Potongnya. Taehyung menatap sendu mata bulat yang pura-pura kuat itu.
"Minta maaf saja tidak cukup Nona Park! Dengan berat hati, aku selaku pemilik saham Universitas dan Rumah Sakit akan mencabut izin kerjamu menjadi Dokter" Ucap Tuan Kim.
Deg!
"Pa! Kenapa papa mencabut--"
"Jangan memberi belaan apa pun kepada gadis murahan ini Taehyung!" Suaranya kian meninggi. Taehyung tidak berani melawan Papanya jadi ia memilih diam saja.
"Aku akan mengurus perceraian ini secepatnya, terima kasih karena sudah mengajarkanku sakit hati yang sebenarnya" Jungkook berlalu keluar dari Rumahnya. Semakin lama ia disana, itu semakin menguji perasaannya.
●○●
Jihyo's Pov.
Aku mengemasi semua barang-barangku yang kemudian aku memasukkannya kedalam koper.
Prang!
Aku secara tidak sengaja menyenggol sebuah bingkai foto yang terpajang di nakas. Bingkai yang berisikan Foto dimana aku dan Jungkook berfoto diladang Lavender. Tanganku memungut benda itu. Dengan tidak sengaja, mataku tiba-tiba saja mengeluarkan bening krystal sambil tersenyum. Aku sangat mengingat dimana Jungkook mengajakku jalan-jalan di Paris.
"Aku mencintaimu dan selamanya..." aku memasukkan dan menyimpan foto itu ke dalam koperku. Bermaksud untuk membawa benda itu bersamaku.
Krrreeekss!
Aku menutup resleting kopernya dan menyeretnya keluar dari kamar serta rumah ini.
"Maafkan aku..." gumamku.
Mengucap dan melaksanakannya sangatlah berbeda. Aku sangat tahu bagaimana rasa shock serta keterkejutan yang nampak dari wajah mereka semua terlebih lagi pada Jungkook. Mengingatnya membuatku terangan-angan akan rasa bersalah.
Huft!
Saat aku menuruni setiap anak tangga, terlihat dengan jelas ekspresi dari semuanya terutama Ayahku. Ia bahkan terlihat jijik melihatku. Baiklah! Biarkan ia mencapku sebagai anak murahan dan tidak punya malu.
"Jangan pernah menemuiku lagi sebab kau bukan lagi putriku" Ketus Ayahku kepadaku.
Aku hanya berjalan melewati mereka semua. Saat aku sampai dihadapan Taehyung, ia seperti menyuruhku untuk mengatakan yang sebenarnya walaupun mulutnya tidak merangkai kalimat itu tapi tetap saja aku dapat melihat dari matanya.
Aku tersenyum simpul. "Jaga dirimu, Taehyung. Sampai jumpa" kalimat yang berhasil keluar dari mulutku. Dengan langkah gonta-ganti, aku keluar dari rumah yang memiliki banyak kenangan ini.
"Jihyo!" Panggil seseorang yang kukenali dari suaranya.
Aku membalikkan tubuhku.
"Kita satu sama!" Ucapnya yang membuatku bingung.
"Semoga kau bahagia dengan Jungkook" Ucapku. Kalimat itu sangat mencekik tenggerokanku.
Ia tersenyum.
"Tentu dan terima kasih karena telah merelakan Jungkook kepadaku" Ujarnya dengan senyum mengejek.
Aku memutar bola mataku dengan malas. "Sudah? Kalau begitu aku pergi!" Aku kembali menyeret koper yang sedang kubawa ini. Izin kerjaku telah dicabut, keluargaku sudah tidak menganggapku lagi, kau harus kemana lagi Jihyo?
Jihyo's Pov End.
''Kau sangat bodoh, Jihyo" Smirk Tzuyu yang mengamati Jihyo yang berjalan membawa kopernya.
"Ternyata aku yang tadinya memohon-mohon kepada Eunha tidaklah sia-sia" lanjutnya.
Flashback on.
Jihyo hanya menganggukkan kepalanya tanda jawabannya.
Taehyung sangat bahagia. Saking bahagianya secara spontan ia memeluk Jihyo dengan erat. Sangat erat, sampai-sampai Jihyo merasa tidak bisa bernapas.
"Taehyung!"
Yang dipanggil hanya terkekeh pelan dan memasang wajah tidak berdosa.
Saking fokusnya mereka bercengkeramah, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa seorang wanita telah merekam aksi berpelukan mereka.
"Ini bisa menjadi bukti" Ujarnya.
"Aku kehilangan cintaku, Jihyo! Jadi kau harus kehilangan dia juga!" Sambungnya.
Tzuyu menyudahi merekamnya itu. baru ia menoleh, ia sudah tidak menemukan Jihyo dan Taehyung lagi. Ia menatap ruangan itu yang papannya bertuliskan Dr. Jung Eunha.
Eunha?
Tzuyu's Pov.
Eunha?
Aku mengenalnya. Ia adalah teman seperjuanganku bersama dengan Sinb dan Yeri.
Tanpa membuang waktu lagi, aku memasuki ruangannya itu.
"Selamat pagi, Eunha" Sapaku.
"Pagi. Kenapa kau diruanganku?" Tanya Eunha.
"Apa yang dilakukan kakakku tadi?" Tanyaku sebagai basa basi.
Ia menghentikan kegiatannya dan menyuruhku untuk duduk.
"Jihyo sedang hamil dan kini berjalan tiga minggu" jawabnya.
"Hah?" Aku pura-pura memasang wajah terkejut.
"Iya, kenapa?" Bingungnya.
Aku tersenyum bahagia. "Aku tidak percaya tapi aku sangat senang jika aku akan menjadi Bibi" Ucapku.
"Eunha!" Panggilku lagi.
Ia menoleh seraya bertanya kepadaku. "Bolehkah aku minta surat bukti kehamilan Jihyo?"
Mendengar itu, ia terlihat menggaruk kepalanya! Mungkin ia bingung.
"Mau kau apakan kertas itu? Jihyo sudah mengambilnya tadi" jawabnya, benar dugaanku.
"Aku ingin merusak suprisenya! Ia pasti akan menyembunyikan kehamilan kepada keluarga, jadi aku ingin memberi tahu keluargaku secepatnya sebab mereka pasti akan sangat senang saat mendengar berita ini" jawabku.
"Benarkah? Tidak ada maksud lainkan?"
Aku menggeleng. "Percaya kepadaku! Aku inikan sahabatmu, masa kau tidak mengabulkannya?"
Tzuyu's Pov End.
"Baiklah, aku akan menyiapkanya..." Eunha berlalu kesuatu tempat dan entah apa itu.
Flashback Off.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top